Nestle, Philip Morris dan Sony Juga Hengkang dari Rusia
CNNindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Nestle, Philip Morris, hingga Sony mengikuti jejak beberapa perusahaan multinasional lainnya untuk hengkang dari Rusia. Aksi korporasi ini dilakukan pasca Rusia menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2) lalu.
Nestle juga menyatakan telah menghentikan investasi di Rusia. Namun pesaingnya, Mondelez International mengklaim masih akan menyediakan kebutuhan pokok di Rusia guna menjaga pasokan makanan di Negeri Beruang Merah tersebut.
Philip Morris, produsen rokok, mengatakan akan mengurangi produksi di Rusia. Sementara itu pesaingnya, Camel British American Tobacco menerangkan bisnisnya akan terus beroperasi di Rusia, walau telah menghentikan penanaman modal di sana.
Sony, perusahaan perfilman dan gim, juga menyatakan telah menghentikan rilis filmnya di Rusia. Mereka juga mengklaim telah menghentikan pengiriman dan operasional unit gim miliknya yakni PlayStation.
"Sony Interactive Entertainment bergabung dengan komunitas global dalam menyerukan perdamaian di Ukraina," kata perwakilan Sony, seperti dikutip Reuters, Kamis (10/3).
Pasca invasi Rusia, banyak bisnis multinasional yang angkat kaki dari negara tersebut. Pasalnya, sanksi yang dikenakan oleh pemerintah Barat terhadap Rusia telah mengganggu aktivitas mereka.
Terlebih, konsumen hingga investor juga mendesak perusahaan-perusahaan global di sana untuk mengakhiri perjalanan bisnisnya.
[-]
Sebelumnya, McDonald's dan Starbucks telah resmi menutup restoran dan kafe mereka di seluruh Rusia. McDonald's tercatat memiliki 847 lokasi restoran di sana.
"Di Rusia, kami mempekerjakan 62 ribu orang ke dalam merek McDonald's kami untuk melayani komunitas mereka. Kami bekerja dengan ratusan pemasok dan mitra lokal Rusia yang memproduksi makanan untuk menu kami dan mendukung merek kami," kata CEO Mcdonald's Kempczinski.
Sementara Starbucks menghentikan operasional di seluruh kafe miliknya dan memberikan dukungan kepada 2 ribu pekerja yang kehilangan mata pencahariannya.
"Mitra berlisensi kami telah setuju untuk segera menghentikan operasi toko dan akan memberikan dukungan kepada hampir 2.000 (karyawan) di Rusia yang bergantung pada Starbucks untuk mata pencaharian mereka," ucap CEO Starbucks Johnson.
(fry/agt)Sentimen: positif (97.7%)