Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Bank Mandiri
Grup Musik: APRIL
Tokoh Terkait
Tembus Jauh ke Atas Rp 15.700/US$, Rupiah Terburuk di Asia!
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali terpuruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Jumat (4/11/2022), bahkan menjadi yang teburuk di Asia.
Melansir data Refinitiv, rupiah langsung melemah 0,19% ke Rp 15.725/US$ saat pembukaan perdagangan. Depresiasi bertambah menjadi 0,29% ke Rp 15.740/US$ pada pukul 9:03 WIB. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak April 2020.
Buruknya kinerja rupiah terlihat jika dibandingkan mata uang utama Asia lainnya. Beberapa masih mampu menguat meski tipis saja.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia hingga pukul 10:33 WIB.
Rupiah pagi ini menjadi yang terburuk di Asia, tetapi jika dilihat sepanjang tahun pelemahannya menjadi salah satu yang terendah. Tercatat rupiah melemah sekitar 9%, hanya kalah dari dolar Singapura yang melemah sekitar 5%.
Bank sentral AS (The Fed) yang kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin kemarin menjadi 3,75% - 4% membuat dolar AS semakin perkasa. Selain itu, yield obligasi (Treasury) juga mengalami kenaikan.
Hal tersebut berisiko memicu capital outflow lagi dari pasar obligasi Indonesia. Hal ini disampaikan Faisal Rachman, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk dalam risetnya, Kamis (3/11/2022). Menurutnya kenaikan suku bunga acuan AS dimungkinkan tidak akan berhenti di sini, namun sampai semester I-2023. Begitu juga dengan Eropa, karena masih tingginya inflasi.
"Semakin lama suku bunga tinggi meningkatkan ketidakpastian di pasar keuangan global, dan dengan demikian memicu arus keluar modal di pasar negara berkembang, termasuk pasar keuangan Indonesia, terutama di pasar SBN-nya," jelasnya
Sejak awal tahun hingga 27 Oktober 2022, berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) outflow yang terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 177,08 triliun. Sementara di pasar saham masih inflow Rp 74,7 triliun. Faisal mengatakan, kaburnya asing membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa tertekan. Kini dolar AS sudah bertengger di level Rp15.600.
"Situasi ini memberikan tekanan pada stabilitas nilai tukar Rupiah meskipun harga komoditas yang tinggi memungkinkan Indonesia untuk terus mengalami serangkaian surplus perdagangan yang besar dan mencatat peningkatan aliran masuk FDI," papar Faisal. Bank Indonesia harus mengantisipasi ini dengan kenaikan suku bunga acuan, yang diperkirakan menjadi 5,50% pada akhir 2022 dan 5,75% tahun depan.
Bank Indonesia (BI) juga mengakui kedigdayaan dolar AS terhadap sejumlah mata uang negara, termasuk nilai tukar rupiah. BI menyebut keperkasaan dolar AS memang tak terbantahkan.
Hal tersebut dikemukakan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (3/11/2022). Perry mengatakan, hampir seluruh negara memang terkena dampak dari penguatan dolar AS.
"Dolar sangat super strong. Year to date sudah menguat, apresiasi hampir 20%," kata Perry.
Apresiasi yang dimaksud adalah indeks dolar AS yang saat ini berada di level tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
Hal ini membuat rupiah sulit menguat melawan dolar AS. Tanpa "bantuan" dari BI, rupiah sepertinya akan sangat terpuruk.
BI berulang kali menegaskan tetap berada di pasar untuk melakukan intervensi apabila nilai tukar rupiah terlempar jauh dari nilai fundamentalnya. BI memastikan akan menjaga agar rupiah tidak terdepresiasi lebih dalam.
"BI akan menjaga stabilisasi nilai tukar dengan intervensi spot dan forward, d pasar SBN, di pasar sekunder aga depresiasi rupiah terjaga," kata Perry.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[-]
-
Jurus Perry Warjiyo & BI Jaga Rupiah Dari Amukan Dolar AS(pap/pap)
Sentimen: positif (88.7%)