Sentimen
Negatif (98%)
4 Nov 2022 : 07.00
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, pengangguran

Tokoh Terkait

Harga Minyak Dunia Mengucur Turun 2 Persen Imbas Kebijakan China dan Amerika

4 Nov 2022 : 07.00 Views 7

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

Harga Minyak Dunia Mengucur Turun 2 Persen Imbas Kebijakan China dan Amerika

Liputan6.com, Jakarta Harga komoditas enegeri kehilangan pamornya. Harga minyak dunia turun sekitar 2 persen karena China mempertahankan kebijakan nol-COVID dan kenaikan suku bunga AS mendorong Dolar, meningkatkan kekhawatiran resesi global yang akan menghambat permintaan bahan bakar.

Kerugian dari penurunan harga minyak hari ini ini masih dibatasi oleh kekhawatiran atas pasokan yang ketat. Melansir laman CNBC, harga minyak Brent berjangka turun USD 1,49, atau 1,5 persen menjadi ke posisi USD 94,67 per barel.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun USD 1,83, atau 2,0 persen menjadi menetap di USD 88,17 per barel.

Kedua tolok ukur harga minyak dunia ini telah naik lebih dari USD 1 sehari sebelumnya, dibantu oleh penurunan lain persediaan minyak AS.

Bahkan ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dan Kepala Bank Sentral AS Jerome Powell mengatakan terlalu dini untuk mempertimbangkan menghentikan kenaikan suku bunga.

Kondisi yang mendorong Dolar AS menguat, dengan Powell menunjukkan bahwa suku bunga AS kemungkinan akan mencapai puncaknya di atas ekspektasi investor saat ini.

Dolar yang kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuatnya lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

“Minyak sedang berjuang melawan prospek ekonomi global yang melemah dan dolar yang melonjak. Tampaknya pendorong bearish ini tidak akan mereda dalam waktu dekat," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior di perusahaan data dan analitik OANDA.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun pekan lalu. Hal yang menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun permintaan domestik melambat di tengah kenaikan suku bunga Fed yang besar dan kuat untuk menjinakkan inflasi.

Sentimen: negatif (98.4%)