Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Shanghai
Kasus: covid-19, PHK
Cerita Pria Luntang-lantung di Singapura Kena Prank Shopee
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Datang jauh-jauh ke Singapura untuk bekerja, seorang calon karyawan Shopee, sebut saja Lingo (bukan nama sebenarnya), malah harus gigit jari.
Pasalnya, tawaran pekerjaan yang dijanjikan oleh Shopee Singapura lenyap sehari sebelum hari pertama bekerja.
Lingo pindah dari China ke Singapura dengan menghabiskan total sekitar RMB70.000 atau sekitar Rp 150 juta, dengan tujuan untuk bekerja di Shopee.
Ia dijadwalkan mulai bekerja di Shopee pada 29 Agustus 2022, sebagai insinyur algoritme, katanya kepada media China Lianhe Zaobao.
Namun, setelah mendarat di Singapura pada 25 Agustus, impian Lingo tentang kehidupan baru di Singapura menjadi sirna, ketika dia mendapat telepon dari pihak Shopee yang memberi tahu bahwa tawaran pekerjaan itu tidak ada lagi. Alias Shopee membatalkan tawaran pekerjaan yang sudah sebelumnya sudah disepakati dengan Lingo.
Pria berusia 28 tahun itu berasal dari Shanghai dan baru saja menyelesaikan program doktoral di salah satu universitas nasional China.
Lingo pertama kali menerima tawaran dari Shopee pada September 2021. Karena pandemi Covid-19, ia baru dijadwalkan mulai di perusahaan pada 29 Agustus 2022 sebagai insinyur algoritme.
Lingo berbagi dengan media Zaobao, bahwa meskipun dia telah menerima tawaran dari perusahaan lain, dia akhirnya memutuskan untuk menerima tawaran Shopee.
Persiapannya untuk pindah ke Singapura pun dimulai pada Mei 2022 dengan aplikasinya untuk Employment Pass.
"Saya mendengar desas-desus bahwa penawaran dari Shopee dibatalkan, jadi saya menghubungi Shopee beberapa kali untuk menanyakan penawaran saya sendiri. Saya diberitahu oleh Shopee bahwa tidak ada masalah dengan penawaran pekerjaan saya", kata Lingo kepada Zaobao, dilansir dari laman Mothership, Kamis (3/11/2022)
Dia bahkan sudah menerima email selamat datang dari Shopee yang berisi instruksi terperinci untuk hari pertamanya bekerja, satu hari sebelum keberangkatannya ke Singapura pada 25 Agustus.
"Saya telah belajar bahwa sampai Anda memulai pada hari pertama bekerja, tidak ada jaminan," ujar Lingo.
Meskipun dia memahami bahwa pengurangan dan penghentian adalah hal biasa di industri teknologi, terutama belakangan ini, Lingo merasa bahwa organisasi tersebut kurang empati dalam menangani pembatalan penawaran pekerjaan kepada dirinya.
Lingo mengatakan dia hanya diberitahu melalui telepon dari Shopee ketika dia tiba di Bandara Changi.
Dia pun terkejut, dan menurutnya siapa pun yang mengetahui tentang keadaannya saat itu akan mengungkapkan semacam keprihatinan dan simpati. Namun, staf Shopee yang menangani masalah ini gagal melakukannya.
Menurut Lingo, dia hanya menerima email yang ia nilai "tidak berperasaan" dari perusahaan yang ditujukan ke banyak orang yang menghadapi situasi yang sama.
Selain pemberitahuan email resmi, Lingo juga meminta kompensasi yang wajar dan pertemuan langsung dengan perwakilan Shopee untuk memahami alasan pembatalan penawaran mereka.
Zaobao melaporkan bahwa bukan hanya warga negara China yang terkena dampaknya.
Salah satu penduduk Singapura mem-posting ke platform media sosial China, Xiaohongshu tentang pengalaman serupa.
Lingo juga memberitahu bahwa dia mengetahui seorang warga negara India yang tawaran pekerjaannya dibatalkan dengan cara yang sama.
Linggo mengatakan, satu-satunya hal yang bisa dia dan istrinya lakukan sekarang adalah fokus pada jalan yang ada di depan.
"Kami telah memutuskan bahwa yang terbaik bagi kami untuk fokus pada apa yang ada di depan dan mencurahkan upaya kami untuk mempersiapkan wawancara kerja", kata Lingo kepada Mothership. Ia pun menambahkan bahwa telah menolak wawancara media lebih lanjut setelah berbicara dengan Zaobao.
[-]
-
Demi Efisiensi Perusahaan, Shopee Akan PHK Karyawan(dem)
Sentimen: positif (91.4%)