Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Apple
Institusi: Amazon Web Service (AWS)
Kab/Kota: Washington
Tokoh Terkait
Jeff Wilke
Alasan Jeff Bezos Pilih Andy Sassy Jadi CEO Amazon
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jeff Bezos turun dari CEO Amazon dan memilih Andy Sassy yang sebelumnya mengepalai CEO Amazon Web Service (AWS) sebagai pengganti.
Setelah tak lagi jadi CEO, Bezos akan menjadi executive chair Amazon dan fokus pada beberapa perusahaan dan yayasan lain yang ia buat.
Dalam surat pernyataan pengunduran diri, Bezos menyebut Sassy, "akan menjadi pemimpin yang cemerlang dan saya sangat yakin itu."
Pada bulan September lalu, sebuah kolom di Washington Post yang dimiliki Bezos, menyebut Andy sebagai "pewaris yang jelas," seperti dikutip CNBC, Rabu (3/2).
Beberapa pihak menyebut pemilihan Jassy sebagai pengganti memang sudah dapat ditebak. Apalagi setelah Jeff Wilke, kepala divisi penjualan konsumer dunia di Amazon menyatakan pensiun pada Agustus lalu.
Pasalnya, Sassy adalah salah satu tangan dingin sumber pendapatan Amazon lewat layanan komputasi awan Amazon Web Service (AWS).
Saat ini AWS jadi penyumbang setengah dari total pendapatan Amazon. AWS sendiri adalah layanan komputasi awan yang menyediakan penyewaan infrastruktur awan, mulai dari server dan penyimpanan hingga software. Jassy berhasil menjadikan layanan ini bisa digunakan oleh startup kecil hingga perusahaan besar seperti Apple.
Pendapatan AWS naik 28 persen dari tahun-ke-kuartal, ke angka lebih dari US$12,7 miliar. Peningkatan ini terjadi akibat momentum yang tepat lantaran migrasi komputasi awan ke AWS dari JPMorgan Chase (JPM), Twitter(TWTR), Metro-Goldwyn-Mayer, dan lainnya.
"AWS menuju perusahaan dengan pendapatan tahunan US$50 miliar," jelas Patrick Moorhead, analis utama Moor Insights and Strategy, seperti dikutip CNN.
"Hal ini membuat AWS lebih besar dari penggabungan pendapatan Salesforce.com dan SAP. Sangat menganggumkan juga bahwa AWS memberikan lebih dari setengah keuntungan operasional Amazon."
Jassy memang jadi inisiator AWS pada 2006. Pada awal berdiri, AWS fokus pada penyediaan layanan cloud dan infrastruktur komputasi awan untuk perusahaan teknologi kecil dan tim pengembang.
Ketika perusahaan-perusahaan itu tumbuh, beberapa dari mereka tak pernah membeli server atau storage mereka sendiri. Mereka mengandalkan AWS untuk semua kebutuhan proses pengolahan dan penyimpanan data.
AWS bahkan lantas bisa mendominasi para pemain layanan komputasi awan serupa yang sudah lebih dulu ada di pasar, seperti Oracle dan Microsoft.
Berdasarkan data Synergy Research, pada pertengahan 2020, Amazon berhasil menguasai 33 persen pasar layanan infrastruktur cloud global, diikuti oleh Microsoft pada 18 persen dan Google 9 persen.
(eks/eks)[-]
Sentimen: positif (91.4%)