Sentimen
Positif (49%)
3 Nov 2022 : 06.34
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pasar Baru

Curhat Pengusaha Indonesia Terkait 'Kiamat' Ekonomi

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

3 Nov 2022 : 06.34
Curhat Pengusaha Indonesia Terkait 'Kiamat' Ekonomi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku usaha mengemukakan pendapatnya mengenai kondisi ekonomi terkini. Meski mayoritas masih berusaha untuk optimis, namun cautious terhadap dinamika yang berkembang juga berhembus kencang.

"Saat ini kami dari kalangan pelaku usaha menilai bisnis di tahun 2023 akan melambat dibandingkan 2022. Tapi, itu tidak berarti akan mengarah pada resesi ekonomi. Di tahun 2023, pertumbuhan industri manufaktur diprediksi masih akan positif namun lebih rendah dari apa yang bisa dicapai di tahun 2022," ujar Shinta Widjaja Kamdani, CEO Sintesa Group, dalam acara The Indonesia 2023 Summit, Jumat (29/10/2022).

Kegiatan bisnis di Indonesia dikatakan sebetulnya masih baik. Market confidence yang ada masih tinggi dan fundamental makro ekonomi juga terlihat bagus, bahkan lebih baik dibandingkan dua krisis yang pernah dilewati sebelumnya.

-

-

Indonesia memiliki cadangan devisa yang cukup besar dan mendapat benefit dari kenaikan harga komoditas di pasar global. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki jaringan pengaman sosial dan shock absorption policy sehingga bisa menjaga tingkat permintaan dan tingkat daya beli.

Secara umum, pasokan energi dan pangan dunia tengah volatil dan ini akan berdampak terhadap industri manufaktur di negara berkembang. Volatilitas tersebut akan berimbas pada pengurangan kapasitas ekspor karena seperti yang kita ketahui, 70% bahan baku industri berasal dari impor.

Dari sisi domestik, pengusaha perlu mengantisipasi kenaikan upah tenaga kerja, terutama di industri padat karya. Industri alas kaki dan tekstil, misalnya adalah salah dua yang sudah terdampak kenaikan upah buruh.

Sementara untuk industri otomotif, pada masa pandemi mengalami kontraksi cukup parah. Penjualan bahkan turun lebih dari 50%. Dampak ini luar biasa, karena pada masa pandemi tidak ada mobilitas yang berarti.

"Mei 2020 menjadi yang paling parah, dari sekitar penjualan per bulan sekitar 90 ribu jatuh ke 5 ribu. Di akhir masa pandemi, industri otomotif mulai pulih. Akan tetapi kenaikan biaya transportasi dan shortage dari container lalu semiconductor merupakan kesulitan lagi di tahun 2022," kata Kukuh Kumara, Sekretaris Jenderal GAIKINDO.

Saat pameran GIIAS Agustus 2022, industri berhasil menjual mobil senilai Rp 11,7 triliun dalam 11 hari, dan merupakan angka yang luar biasa. Gaikindo melaporkan, total penjualan mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) mencapai 99.986 unit pada September 2022. Sementara pada September 2020 sebanyak 48.554 unit dan September 2021 tercatat sebanyak 84.113 unit.

"Kami di Gaikindo berupaya jangan sampai ada middle class trap. Indonesia punya potensi besar tapi rasio kepemilikan mobil baru 99 unit mobil per 1000 penduduk. Penjualan mobil akan naik pesat jika kita naikkan rasio tersebut menjadi 1:100," jelas Kukuh.

Industri otomotif Indonesia adalah yang paling besar di antara negara ASEAN lainnya dilihat dari sisi penjualan. Secara penjualan Indonesia merupakan yang paling besar, tapi secara produksi masih berada di posisi ke-2, di belakang Thailand.

"Apa yang dibutuhkan oleh industri otomotif adalah saluran likuid dan kredit. Inovasi dan perubahan di industri otomotif memerlukan investasi yang besar. Selain itu kami menghadapi tantangan jangka pendek dan panjang. Untuk jangka panjang ada permasalahan pemanasan global dan permasalahan lingkungan lainnya. Sedangkan jangka pendek, industri otomotif harus menghadapi permasalahan harga bahan bakar dan perlambatan ekonomi," ungkap Kusharijono, Direktur PT Astra Otoparts Tbk.

Dari sisi teknologi, industri otomotif perlu mencari teknologi baru, inovasi baru, masukan pasar baru dan diversifikasi pasar. Namun yang perlu dikhawatirkan mengenai adopsi teknologi adalah mencari supply chain baru.

"Kita tidak memiliki planet cadangan, kita harus percaya ada banyak jalan, namun pembiayaan sangat diperlukan dan kita perlu mendukung teknologi rendah karbon," pungkasnya.


[-]

-

Dikenal Dengan Produk Ikonik, Siapa Pemilik Orang Tua Group?
(ayh/ayh)

Sentimen: positif (49.8%)