Sentimen
Positif (99%)
3 Nov 2022 : 04.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Sampit

Tokoh Terkait

Perbaikan ruas jalan di kota Sampit gunakan teknologi daur ulang

3 Nov 2022 : 04.12 Views 4

Elshinta.com Elshinta.com Jenis Media: Nasional

Perbaikan ruas jalan di kota Sampit gunakan teknologi daur ulang

Bupati Halikinnor memberi arahan saat meninjau perbaikan Jalan HM Arsyad yang menggunakan teknologi CTRB atau daur ulang, Senin(31/10/2022). ANTARA/HO/Instagram-halikin_1

Elshinta.com - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memperbaiki dua ruas jalan di dalam Kota Sampit menggunakan teknologi "cement treated recycling base (CTRB)" atau daur ulang.

"Dua ruas jalan itu yaitu Jalan HM Arsyad dan Jalan Iskandar. Penggunaan teknologi ini karena kami nilai mempunyai kelebihan dibanding teknologi yang selama ini digunakan," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.

Teknologi CTRB merupakan teknologi daur ulang dengan cara mestabilisasi lapis pondasi terutama agregat dengan semen.

Daur ulang dengan CTRB, dilaksanakan pada jalan aspal atau agregat atau kerikil yang perlu distabilisasi atau ditingkatkan kemampuan daya dukungnya, dengan menambahkan semen sebagai bahan lapis pondasi atau lapis pondasi bawah.

Material yang digunakan terdiri dari kerikil atau agregat, lapisan aspal eksisting dan semen. Alat yang diperlukan untuk perbaikan jalan dengan teknologi CTRB yaitu recycler mechine dan water tanker.

Halikinnor menjelaskan, saat sebelumnya meninjau Jalan Iskandar, dia menanyakan secara rinci rencana pengerjaan jalan tersebut kepada tim teknis. Dia meminta perbaikan segera dikerjakan sehingga rampung tepat waktu dan kualitasnya tinggi.

"Jalan Iskandar akan diperbaiki dengan teknologi yang sama sehingga Insha Allah mulus dan akan terus disambung. Termasuk juga daerah-daerah lain yang nanti akan dibangun infrastrukturnya," ucapnya.

Bupati Kotawaringin Timur ini menegaskan, pemkab akan memperbaiki semua yang ada, supaya masyarakat bisa beraktivitas dengan baik dan ekonomi bisa berjalan secara optimal.

Lebih lanjut dipaparkannya, perbaikan jalan menjadi perhatian serius pemerintah daerah karena merupakan akses utama bagi masyarakat, apalagi selama ini jalan yang banyak diharapkan masyarakat. Ini juga sesuai target mewujudkan Sampit bebas banjir, maka jalan dan drainase harus bagus.

"Di pedalaman juga terus kita bangun. Saya ingin jalan di desa-desa kalau bisa beraspal, minimal agregat A atau B," terangnya.

Oleh karena itu, mulai 2023 semua desa minimal anggaran masuk Rp200 juga, selain dari Dana Desa dan dana yang sudah pemkab programkan, sehingga tidak ada lagi desa yang tidak kebagian. Ini sistem pemerataan untuk 168 desa di Kotawaringin Timur.

Sementara itu, Kepala Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kotawaringin Timur, Mentana menjelaskan, metode daur ulang CTRB meliputi lapisan aspal yang ada dikupas dan dimanfaatkan dengan dicampur batu serta semen, menggunakan alat khusus, setelah itu dilapis aspal lagi.

Teknologi ini lebih efektif untuk memperbaiki jalan tanpa meninggikan. Sepeti Jalan HM Arsyad yang posisinya sudah cukup tinggi, jika ditinggikan lagi maka kasihan bangunan warga akan lebih rendah dari jalan.

Metode ini dinilai efektif karena bahan yang ada bisa dimanfaatkan lagi atau didaur ulang dan hasilnya lebih kuat, serta waktunya juga relatif lebih efektif dan efisien. Ditargetkan awal Desember sudah selesai.

Mentana menambahkan, dari sisi biaya memang sedikit lebih mahal karena metode ini baru dilaksanakan di Kotawaringin Timur dan memerlukan peralatan khusus yang harus didatangkan. Namun, dari sisi kualitas dan efektivitasnya dinilai cukup efisien.

Untuk perbaikan Jalan HM Arsyad 2,4 kilometer akan menghabiskan biaya Rp10,4 miliar. Perbaikan dilakukan untuk satu lajur dulu karena menyesuaikan anggaran. Sementara perbaikan Jalan Iskandar sepanjang 500 meter akan menghabiskan biaya sekitar Rp1,2 miliar.

Biaya lebih mahal karena ada tambahan semen dan material lain, serta perlu peralatan khusus yang harus didatangkan. Tidak semua rekanan mempunyai alat tersebut, contohnya untuk di Sampit, baru satu pengusaha yang mempunyai alat itu.

"Sebenarnya ini teknologi lama, tetapi untuk di Sampit baru kali ini kita gunakan. Ke depan untuk jalan-jalan yang elevasinya sudah cukup dan perlu rekonstruksi maka kita akan pakai metode ini. Nanti ini juga akan kita terapkan di Jalan Kapten Mulyono dan Pelita," demikian Mentana.

Sentimen: positif (99.2%)