Sentimen
Negatif (57%)
3 Nov 2022 : 04.04
Informasi Tambahan

BUMN: Garuda Indonesia

Grup Musik: APRIL

Baca Nih! BCA Kasih Bocoran Kapan Rupiah Menguat

3 Nov 2022 : 11.04 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi

Baca Nih! BCA Kasih Bocoran Kapan Rupiah Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar mata uang rupiah masih bertekuk lutut di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Namun, mata uang Garuda tetap berpotensi menguat dengan sejumlah syarat.

Senior Executive Vice President Treasury and International Banking BCA, Branko Windoe, menjelaskan pergerakan rupiah ke depan masih akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (the Fed).  Keputusan The Fed Rabu malam nanti menjadi penentu apakah rupiah akan menguat atau melemah.

"Kalau ada kejutan baik misal (the Fed Fund Rate/FFR)) naik 50 bps nah rupiah menguat lagi. Sebenarnya kalau (FFR) naik 75 bps pun rupiah akan menguat lagi karena rupiah saat ini sudah ada over shoot. Kalau ada kejutan naik di atas 75 bps atau 1% maka rupiah akan under pressure sampai ada action dari BI," tutur Branko dalam acara Profit Lunch CNBC TV, Rabu (2/11/2022).

-

-



Melansir data dari Refinitiv, rupiah berakhir melemah 0,13% ke Rp 15.645/US$ hari ini. Sejak awal pekan lalu atau tiga hari terakhir, rupiah belum pernah menguat melawan the greenback. Dalam tiga hari tersebut, rupiah secara keseluruhan ambruk 0,62%. Level rupiah saat ini adalah yang terendah sejak April 2020 atau tiga tahun lebih.

Brankoe menjelaskan pelemahan rupiah tidak disebabkan oleh faktor fundamental. Pasalnya, faktor fundamental Indonesia masih bagus, termasuk pertumbuhan ekonomi dan neraca perdagangan. Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini lebih kepada dolar AS yang terlalu menguat.

Dia juga menambahkan level rupiah saat ini sudah menarik bagi investor. Keputusan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps pada Oktober lalu juga meningkatkan appetite investor untuk masuk ke pasar keuangan.

"Langkah pre-emptive BI menaikkan suku bunga acuan 50 bps itu sudah bisa meng-cover kenaikan FFR 75 bps," ujarnya.

Branko mengatakan meskipun nantinya rupiah melemah karena ada kejutan dari The Fed, mata uang Garuda tidak akan jatuh ke level Rp 16.000/US$1. Pasalnya, Bank Indonesia akan menjaga level rupiah sesuai fundamentalnya.

"Setiap kali ada goncangan, BI aktif menjaga stabilitas. Kelihatannya itu susah untuk tembus (Rp 16.000/US$1). Bukan tidak bisa tapi susah karena neraca perdagangan masih surplus, punya Cadev dan likuiditas dolar masih memadai. Ada demand-supply yang sudah berimbang," ujarnya.


TIM RISET CNBC INDONESIA


[-]

-

Rupiah Dekati Rp 15.000/US$, Begini Kondisi Money Changer
(mae/mae)

Sentimen: negatif (57.1%)