Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Mitsubishi
BUMN: BNI, PT Pertamina, PT Pelindo II
Event: Asian Games
Grup Musik: APRIL
Kab/Kota: Surabaya, Tanjung Priok, Kalibaru, Palembang, Tokyo
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Menelusuri Jejak MUFG & Danamon Dalam Membangun Negeri
CNBCindonesia.com Jenis Media: Ekonomi
Jakarta, CNBC Indonesia - Perhelatan economy outlook PT Bank Danamon Tbk (BDMN) sudah berlalu. Seminar sehari bertajuk The Indonesia Summit 2023, Rebuild The Economy, membangkitkan optimisme para pebisnis meski ekonomi global di tahun depan masih diliputi ketidakpastian.
"Memahami adanya peningkatan risiko ekonomi dan geopolitik, The Indonesia Summit tahun ini menjadi sangat penting untuk membantu nasabah kami mempersiapkan diri menghadapi tantangan ke depan," kata Direktur Utama Bank Danamon Yasushi Itagaki.
Pada acara tersebut, Executive officer, Country Head of Indonesia MUFG Bank, Ltd Kazushige Nakajima, juga berulangkali menegaskan pentingnya posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan. Negeri ini bukan hanya berhasil pulih dari bencana COVID 19, juga menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar dan tercepat di Asia.
"Kami tetap optimis dengan prospek pertumbuhan jangka panjang Indonesia yang didorong oleh faktor demografi, komitmen pemerintah terhadap investasi asing, dan pembangunan infrastruktur. Kami dimotivasi oleh visi keberlanjutan yang meyakini akan membuat perubahan yang berarti di masyarakat tempat kami beroperasi. Saya sangat senang dengan dampak yang akan kami hasilkan dalam pembangunan ke depan," katanya.
Komitmen MUFG Group dengan mitra strategisnya di Indonesia yakni Bank Danamon dan Adira, dalam menyukseskan pembangunan di negeri ini, memang tidak perlu diragukan lagi. Mereka punya sejarah panjang dalam membiayai sejumlah proyek infrastruktur nasional dan menjadi mitra strategis para pengusaha nasional.
Jejak mereka bahkan bisa ditelusuri hingga jauh sebelum negeri ini merdeka. Seperti apa perjalanan mereka di Indonesia? Berikut kisahnya.
Rekam jejak
MUFG Bank, Ltd memiliki rekam jejak yang panjang di Indonesia. Sejarah mencatat, bank yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang, ini merupakan bank kedua di Asia dan bank asing keenam yang beroperasi di Indonesia. Urutan ini mengacu ke pembukaan kantor cabang Bank of Tokyo di Jakarta pada 26 Agustus 1968, sesudah Bangkok Bank asal Thailand.
Sejatinya, MUFG sudah hadir lebih dulu di negeri ini, jauh sebelum Indonesia merdeka. Tepatnya pada 10 April 1918 ketika Yokohoma Specie Bank membuka kantor cabang pertamanya di Surabaya. Belum setahun beroperasi, mereka ekspansi ke Batavia (Jakarta) pada Februari 1919.
Yokohoma Specie Bank mengambil nama pelabuhan terbesar di Jepang pada masanya, sekaligus menjadi lokasi kantor pusat. Bisnis utamanya melayani para eksportir dan memfasilitasi perdagangan lintas benua. Tak heran, jika Yokohama Specie Bank cepat membesar dan memiliki jaringan di banyak negara, termasuk di Hindia Belanda melalui kantor cabang Surabaya dan Batavia.
Pada 1946, setelah perang dunia kedua berakhir, Yokohoma Specie Bank dibubarkan tapi layanan dan bisnis jasa keuangannya tetap berlanjut. Para karyawan dan manajemen memutuskan untuk meneruskan bisnis Yokohama Bank dengan membentuk entitas baru bernama Bank of Tokyo.
Kehadiran Bank of Tokyo di Jakarta pada 1968 mendorong perbankan Jepang lainnya untuk ikut berbisnis di Indonesia. Dan kebetulan, pada masa itu, pemerintah mengizinkan investor asing untuk patungan bikin bank (modal ventura) dengan pengusaha nasional. Regulasi ini menjadi momentum berdirinya PT Sanwa Indonesia Bank pada Februari 1989, PT Mitsubishi Buana Bank pada 31 Agustus 1989 dan PT Tokai Lippo Bank pada 18 Desember 1989.
Di kemudian hari, ketiga bank asal Jepang ini melebur, bersamaan dengan merger ketiga bank induk di negeri asalnya. Sanwa dan Tokai bergabung menjadi United Financial of Japan (UFJ) Bank pada 2002. Sedangkan Bank of Tokyo dan Mitsubishi sudah lebih dulu menyatu menjadi Bank of Tokyo Mitsubishi pada 1996.
Seiring berjalannya waktu, Bank of Tokyo Mitsubishi merger dan UFJ. Kantor cabang mereka di Indonesia pun berubah menjadi Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd pada Januari 2006. Nama bank kembali berganti menjadi MUFG Bank, Ltd pada 2018. Per akhir Juni 2022, total aset MUFG mencapai Rp 171 triliun, melampaui KCBA lainnya yang beroperasi di Indonesia.
Proyek strategis
Selama 54 tahun berkiprah di negeri ini, tak terhitung proyek nasional yang ikut dibiayai MUFG. Mulai dari ikut membiayai pembangunan infrastruktur strategis, pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, membeli global bond BUMN dan membantu pemerintah mengakuisisi saham milik asing di sejumlah perusahaan tambang dan lain sebagainya.
Berikut ini sejumlah proyek strategis yang dibiayai MUFG Indonesia yang juga ditopang MUFG Group selama kurun 10 tahun terakhir, baik sebagai partisipan maupun pemimpin sindikasi.
New Priok Container Terminal (NPCT) - 2014NPCT adalah tahap pertama dari pengembangan New Priok atau Pelabuhan Kalibaru dengan kapasitas 1,5 juta TEUs. NPCT sudah beroperasi dan menjadi salah satu terminal paling diandalkan untuk arus barang, terutama ekspor-impor d Tanjung Priok. Proyek ini juga berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional.
Pinjaman ini dipimpin oleh Deutsche Bank dengan tenor 5 tahun dan tingkat bunga 2,45%. Dalam menyalurkan pembiayaan ke PT Pelindo II pada tahun 2014 ini, MUFG berkontribusi US$ 1 miliar.
PLTU berkapasitas 2x1.000 megawatt ini merupakan salah satu mega proyek sektor energi di bawah koridor Masterplan Percepatan (MP3EI) yang dicanangkan pada 2011. Proyek ini juga menjadi salah satu pipeline mega proyek pembangkit listrik 34.000 megawatt. PLTU dibangun oleh PT Bhimasena Power Indonesia, konsorsium yang dibentuk J-Power (34%), Adaro Power (34%), dan Itochu (32%). Proyek ini juga berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional.
Dalam konsorsium ini, MUFG berpartisipasi dengan menyalurkan pendanaan senilai US$ 3,4 miliar
Lintas Rel Terpadu Sumatera Selatan, dikenal dengan nama LRT Palembang, adalah sebuah sistem angkutan cepat dengan model Lintas Rel Terpadu yang beroperasi di Palembang, menghubungkan Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Kompleks Olahraga Jakabaring.
Proyek ini dibangun sepanjang 23,4 kilometer dan menjadi salah satu penunjang transportasi dalam pesta olahrga Asian Games 2018. Proyek yang dikerjakan BUMN Waskita Karya ini berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional.
Pembiayaan proyek LRT melibatkan 10 lembaga keuangan di mana BNI menjadi Mandated Lead Arranger & Bookrunner dan MUFG sebagai Mandated Lead Arranger. Proyek LRT Palembang adalah proyek transportasi massal pertama di Sumatera. Pada proyek ini, porsi pendanaan MUFG mencapai Rp 5,9 triliun.
Jalan Tol Jakarta Cikampek II Elevated (2017)Pinjaman ini diberikan untuk Waskita Karya, salah satu kontraktor yang memenangkan tender konstruksi jalan tol Jakarta-Cikampek II Elavated. Jalan tol ini membentang sepanjang 36 kilometer dengan konstruksi melayang (elevated) dan menjadi salah satu ruas paling penting bagi kelancaran lalu lintas ke koridor Trans Jawa. Proyek ini berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional.
Dalam sindikasi ini, MUFG menjadi partisipan dengan kontribusi pembiayaan senilai Rp 5,41 triliun.
Jalan Tol Trans Sumatera (2018)Pinjaman ini ditandatangani di tengah acara Indonesia Investment Forum 2018 di Nusa Dua, Bali. Selain pinjaman, MUFG dan Hutama Karya juga menandatangani kerja sama Monetisasi Aset Jalan Tol Akses Tanjung priok untuk mendukung pembiayaan jalan tol di Pulau Sumatra.
Jalan Tol Trans Sumatra adalah salah satu megaproyek infrastruktur yang memiliki panjang keseluruhan 2.704 kilometer, terbagi menajdi 24 ruas. Proyek ini berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional dan memberikan manfaat luar biasa bagi perekonomian dan pertumbuhan di daerah.
Pada proyek ini, MUFG bertindak sebagai main lender dengan porsi pembiayaan senilai Rp 5,4 triliun.
Jambaran Tiung Biru (2019)Pinjaman ini merupakan salah satu tonggak bersejarah bagi Pertamina karena menggabungkan skema konvensional dan syariah untuk pertama kalinya. JTB adalah proyek strategis nasional di sektor energi yang diproyeksi menjadi sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Lapangan ini dapat memproduksi gas dan kondensat. Produksi rata-rata raw gas sebesar 315 MMSCFD. Optimasi desain melalui perubahan teknologi pada fasilitasnya menghasilkan potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 MMSCFD menjadi 192 MMSCFD.
Kini, Jambaran Tiung Biru sudah siap mengalirkan ke gas ke pelanggan, terutama industri besar.
Dalam memberikan pembiayaan ke PT Pertamina EP ini, MUFG memainkan banyak peran sebagai Sole Financial Advisor & Mandated Lead Arranger, facility agent, investment agent, private political risk insurance coordinating bank dan hedge provider. Total dana yang disalurkan mencapai US$ 1,85 miliar.
[-]
-
Kata Bos Panin Soal Kabar Diakusisi Induk Danamon(dpu/dpu)
Sentimen: positif (100%)