Mantan Petinggi Bongkar 'Borok' Twitter, Sebut Keamanan Rapuh
CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNN Indonesia --
Mantan Kepala Keamanan Twitter Peiter 'Mudge' Zatko membongkar "borok" Twitter dan menyebut raksasa media sosial ini memiliki sistem keamanan yang rapuh.
Dalam sebuah wawancara eksklusif kepada CNN baru-baru ini, Zatko menyebut platform media sosial itu memiliki sistem keamanan yang sangat rapuh karena membiarkan terlalu banyak karyawannya mengakses pusat kontrol serta sebagian besar informasi sensitif tanpa pengawasan yang memadai.
Zatko juga menuduh beberapa eksekutif senior perusahaan telah berusaha untuk menutupi kerentanan serius Twitter. Selain itu, ia juga menuduh satu atau lebih karyawan Twitter saat ini mungkin bekerja untuk dinas intelijen asing.
Mantan kepala keamanan Peiter 'Mudge' Zatko menuduh Twitter telah "menyesatkan" dewan dan regulator tentang sistem keamanan platform tersebut. Penyesatan ini di antaranya adalah terbukanya pintu bagi mata-mata asing atau manipulasi, peretasan, dan kampanye disinformasi.
Selain itu, Zatko juga menuduh Twitter tidak menghapus data pengguna secara sepenuhnya setelah mereka membatalkan akun mereka. Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi karena perusahaan telah kehilangan jejak informasi.
Meski demikian, Twitter mencoba menyakini regulator terkait kewajibannya menghapus data seakan-akan hal tersebut telah dilakukan sepenuhnya.
Pelapor juga mengatakan petinggi Twitter tidak memiliki sumber daya untuk sepenuhnya mengetahui jumlah bot yang sebenarnya di platform, dan menyebut mereka tidak termotivasi untuk melakukannya.
Bot sendiri baru-baru ini menjadi salah satu alasan Bos Tesla Elon Musk untuk mundur dari kesepakatan senilai US$44 miliar untuk membeli perusahaan media sosial ini.
Zatko dipecat Twitter
Zatko dikabarkan dipecat dari Twitter pada Januari 2022. Twitter beralasan Zatko memiliki performa dan kepemimpinan yang kurang baik.
Meski demikian, Zatko mengklaim bocoran tentang kinerja Twitter ini sama sekali tidak berkaitan dengan pemecatan dirinya, melainkan kekhawatirannya pada kepentingan publik.
Menurutnya, pengungkapan ini terjadi setelah ia berusaha untuk memberitahukan penyimpangan keamanan ke dewan Twitter dan untuk membantu Twitter memperbaiki kekurangan teknis selama bertahun-tahun serta dugaan ketidakpatuhan dengan perjanjian privasi sebelumnya dengan Komisi Perdagangan Federal (FTC).
Bocoran terkait kinerja Twitter totalnya sekitar 200 halaman, yang memuat fakta pendukung atas tuduhannya ini. Dokumen ini dikirim bulan lalu ke sejumlah lembaga pemerintah AS dan komite kongres, termasuk Komisi Sekuritas dan Bursa, Komisi Perdagangan Federal dan Departemen Kehakiman.
(lom/mik)
[Gambas:Video CNN]
Sentimen: negatif (98.8%)