Sentimen
Negatif (100%)
23 Agu 2022 : 12.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yogyakarta, Biak

Kasus: Demam berdarah dengue

Tokoh Terkait

Bill Gates Ternak Nyamuk Lawan DBD, Akui Keberhasilan Yogyakarta

23 Agu 2022 : 19.45 Views 1

CNNindonesia.com CNNindonesia.com Jenis Media: Tekno

Jakarta, CNN Indonesia --

Miliarder asal Amerika Serikat(AS) yang juga sebagai bos Microsoft, Bill Gates mengembang biakkan nyamuk untuk singkirkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Program ini sebelumnya diklaim sudah terbukti ampuh setelah uji coba di Yogyakarta.

Gates mengatakan di dalam bangunan bata berlantai dua di Medellín, Kolombia, para ilmuwan bekerja berjam-jam di laboratorium yang lembab untuk membiakkan jutaan nyamuk.

Para ilmuwan memenuhi setiap kebutuhan serangga saat mereka tumbuh dari larva hingga kepompong dewasa, menjaga suhu tetap tepat dan memberi mereka banyak makanan ikan, gula, dan, tentu saja, darah.

Kemudian tim melepaskannya ke seluruh negeri untuk berkembang biak dengan nyamuk liar yang dapat membawa demam berdarah dan virus lain yang mengancam akan membuat sakit dan membunuh penduduk Kolombia.

Nyamuk yang dilepaskan tidak untuk meneror penduduk setempat. Melainkan nyamuk itu sebenarnya membantu menyelamatkan jutaan nyawa.

Ternak nyamuk yang diproduksi di pabrik ini membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka menularkan demam berdarah dan virus lainnya, seperti Zika, chikungunya dan demam kuning ke manusia.

Dengan melepaskan mereka untuk berkembang biak dengan nyamuk liar, para Wolbachia menyebarkan bakteri untuk mengurangi penularan virus dan melindungi jutaan orang dari penyakit.

"Saya telah menulis sebelumnya tentang nyamuk Wolbachia yang menakjubkan ini, termasuk tahun lalu ketika sebuah studi baru menunjukkan betapa efektifnya mereka dalam mencegah penyakit," ujar Bill Gates lewat blog resminya.

"Ujicoba acak yang terkontrol di Yogyakarta Indonesia mendapatkan fakta bahwa nyamuk pembawa Wolbachia mengurangi kasus DBD di kota itu sebanyak 77 persen dan pasien rawat inap DBD sebanyak 86 persen," tulis Gates lagi.

Dalam sebuah studi baru di Medellín, kasus demam berdarah telah menurun sebesar 89 persen sejak nyamuk Wolbachia mulai dilepaskan pada 2015.

Hasil ini merupakan terobosan besar, menawarkan bukti teknologi baru ini akan melindungi seluruh kota dan negara dari ancaman penyakit yang dibawa nyamuk.

Program Nyamuk Dunia yang memimpin upaya Wolbachia sekarang melepaskan nyamuk ini di 11 negara yaitu Brasil, Kolombia, Meksiko, Indonesia, Sri Lanka, Vietnam, Australia, Fiji, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Vanuatu.

Kemudian setelah nyamuk Wolbachia cukup banyak dari mereka dilepaskan untuk menawarkan perlindungan penyakit, itu adalah solusi yang mandiri.

Program Nyamuk Dunia bertujuan untuk menyebarkan Wolbachia di antara nyamuk Aedes aegypti , nyamuk tropis yang menjadi inang demam berdarah, demam kuning, dan virus lainnya. (Malaria disebarkan melalui parasit yang dibawa oleh nyamuk Anopheles dan bukan merupakan fokus dari upaya Wolbachia).

Dengan perubahan iklim, ada urgensi untuk pekerjaan Program Nyamuk Dunia. Saat suhu global meningkat, nyamuk Aedes aegypti menemukan lebih banyak wilayah di dunia yang layak huni, meningkatkan penyebaran penyakit. Risiko terbesar ditimbulkan oleh demam berdarah, yang menginfeksi lebih dari 400 juta orang setiap tahun dan membunuh 20 ribu orang.

"Permintaan nyamuk penyelamat ini terus bertambah dan itu berarti Program Nyamuk Dunia perlu menghasilkan ratusan juta nyamuk Wolbachia," kata Gates.

Nyamuk ini akan dilepaskan untuk kawin dengan populasi nyamuk liar, menyebarkan bakteri Wolbachia yang disebut bisa menghalangi penularan demam berdarah dan penyakit lain yang dibawa nyamuk ke manusia.

Selama ini membunuh atau mengusir nyamuk dengan insektisida, kelambu, dan perangkap masih menjadi prioritas bukan memproduksinya secara massal. 

Nah, tujuan utama dari pabrik nyamuk di Medellin adalah koloni nyamuk Wolbachia yang dikembangbiakkan dan akan menjadi induk populasi keturunan nyamuk Wolbachia di masa depan 

Keturunan induk kemudian dibesarkan untuk menciptakan jutaan telur, yang menetas ketika dimasukkan ke dalam air dan menjadi larva.

Kemudian larva diberi makan tepung ikan, larva tumbuh menjadi kepompong, yang kemudian menjadi dewasa. Untuk berkembang, individu dewasa membutuhkan guladan darah, yang diambil tim dari stok kadaluarsa di bank darah.

Setelah pabrik membiakkan jutaan telur dan nyamuk dewasa, mereka siap untuk dilepaskan. Telur-telur tersebut dikemas dalam kapsul agar-agar kecil, masing-masing berisi 300 butir telur, yang diberikan kepada warga untuk ditetaskan di air untuk menetas.

Keuntungan pelepasan telur seperti ini adalah telur dapat dengan mudah diangkut jarak jauh dan dapat ditetaskan sesuai kebutuhan.

Sangat menarik untuk melihat sejauh mana Program Nyamuk Dunia telah berjalan. Bertahun-tahun yang lalu, gagasan untuk melepaskan nyamuk sebagai sekutu dalam memerangi penyakit mengejutkan banyak orang sebagai hal yang gila. Namun dukungan untuk solusi inovatif ini telah diterima oleh komunitas di seluruh dunia. Nyamuk yang menakjubkan ini terbang dan menyelamatkan nyawa.

Dikutip situs resmi World Mosquito Program, pengembangan program itu sudah dimulai sejak Januari 2014 yaitu dengan pelepasliaran nyamuk pembawa Wolbachia di masyarakat sekitar Yogyakarta.

Tujuan dari pelepasan ini adalah untuk membangun Wolbachia di populasi nyamuk lokal, dengan tujuan jangka panjang untuk mengurangi penularan penyakit yang dibawa nyamuk.

Pelepasan nyamuk dimulai setelah dua tahun terlibat dengan masyarakat dan disetujui oleh pemerintah provinsi.

Sentimen: negatif (100%)