Sentimen
Informasi Tambahan
Event: Pilkada Serentak
Kab/Kota: Blitar
Tokoh Terkait
Rijanto-Beky 55%, Rini Syarifah-Ghoni 27%
Elshinta.com Jenis Media: Politik
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei pada 7-12 Oktober 2024 dengan menggunakan metodologi multi stage random sampling. (foto-foto: ist) Survei LSI Denny JA di Blitar: Rijanto-Beky 55%, Rini Syarifah-Ghoni 27% Dalam Negeri Widodo Selasa, 22 Oktober 2024 - 02:17 WIB
Elshinta.com - Blitar - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Kabupaten Blitar menatapkan dua pasangan calon kepala daerah 2024 di KPU Kabupaten Blitar, pasangan Rijanto-Beky Herdihansah mendapatkan nomor urut 1 dan pasangan Rini Syarifah-Abdul Ghoni nomor urut 2.
Siapa terkuat dari dua paslon itu? Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA melakukan survei pada 7-12 Oktober 2024 dengan menggunakan metodologi multi stage random sampling melalui wawancara tatap muka kepada 440 responden dengan margin of error kurang lebih 4,8%.
Temuan survei LSI Denny JA dalam simulasi surat suara, elektabilitas pasangan Rijanto-Beky Herdihansah di angka 55,0% dan pasangan Rini Syarifah-Abdul Ghoni di angka 27.0%. Sedang suara yang tidak sah sebesar 0,5% dan belum memutuskan/ merahasiakan pilihannya sebesar 17,5%.
Peneliti LSI Denny JA Fadhli Fakhri Fauzan menjelaskan, dari hasil tersebut pasangan incumbent Rini Syarifah-Abdul Ghoni memiliki selisih 28% dari Rijanto-Beky Herdihansah. Praktis posisinya tidak aman, apalagi sisa waktu kurang sebulan lagi.
Untuk bisa mengejar ketertinggalannya inilah mereka butuh upaya yang ekstra keras. Rini Syarifah sebagai bupati incumbent tidak mampu mengkapitalisasi satu periode kepemimpinannya sebagai modal dasar elektabilitasnya.
Sementara itu, kuatnya elektabilitas pasangan Rijanto-Beky Herdihansah ini tidak terlepas dari tingkat kesukaan terhadap pasangan yang cukup tinggi di angka 78,9% dibanding pasangan incumbent yang hanya di angka 67,7. Bahkan kesukaan secara personal masing-masing calon Rijanto paling tinggi di angka 84,8%, Beky Herdihansah 81,4, Rini Syarifah 70,5%, dan Abdul Ghoni 63,4%.
Padahal secara popularitas (pengenalan) Rini Syarifah sudah di angka 92,5%, jauh lebih unggul dibanding yang lainnya, Rijanto 80,7%, Beky Herdihansah, 78,4, dan Abdul Ghoni 33,0%.
Faktor Gus Iqdam
Salah satu yang juga menjadi pendorong tingginya elektabilitas Rijanto-Beky Herdihansah adalah adanya endorsement dari tokoh agama, terutama dukungan dari Gus Iqdam. Bahkan Gus Iqdam sendiri memiliki popularitas di angka 95,9%, melebihi capaian dari semua calon yang ada.
Terlebih daya pengaruh Gus Iqdam terhadap pilihan masyarakat juga cukup tinggi di angka 43,4%. Artinya, ketika Gus Iqdam memperlihatkan dengan jelas arah dukungannya ke siapa, maka itu akan berpotensi untuk mempengaruhi pilihan sekitar 43,4% pemilih.
Kuatnya arus perubahan dan kepuasan rendah
Imam Fauzi Surahmat, Koordinator LSI Denny JA Wilayah Jatim mengatakan, “Kuatnya arus perubahan yang tercemin dari 40.7% masyarakat Kabupten Blitar yang tidak menginginkan kembali incumbent memimpin Blitar adalah salah satu penompang kuatnya arus dukungan terhadap pasangan Rijanto-Beky, dimana pasangan ini dianggap lebih akan mampu dan cakap untuk memimpin Blitar dalam 5 tahun ke depan," ujarnya.
Kondisi rendahnya elektabilitas Rini Syarifah sebagai incumbent juga turut didasari oleh tingkat kepuasaan terhadap kinerja Rini Syarifah sebagai bupati sebelumnya di angka yang rendah, yaitu 57,7%, tingkat keberhasilan kinerja di angka 57,1%.
"Angka kepuasan dan keberhasilan petahana setidaknya harus melebihi angka 75-80% untuk bisa kembali terpilih di gelaran pilkada. Namun angka kepuasan dan keberhasilan terhadap incumbent yang rendah ini yang hanya ada di 57.1% menjadi penyebab tingkat menginginkan kembali incumbent menjadi sangat rendah, hanya di angka 35,7 % dibanding yang tidak menginginkan kembali Rini Syarifah untuk kembali memimpin Blitar jusru lebih tinggi di angka 40,7%," jelasnya.
Parpol tak selaras dengan Paslon
Hal yang juga cukup menarik dari temuan survei ini, bahwa antara pilihan partai politik tidak serta merta selaras dengan pilihan Pasangan Calon Bupati-Wakil bupatinya. Ini memang didasari bahwa masyarakat lebih melihat sosok personal atau ketokohan dari calon ketimbang siapa partai pengusung dari partai tersebut.
"Mayoritas masyarakat (83,2%) memilih calon bupati/wakil bupati terlepas diusung atau tidak dari partai yang disukai. Atau bisa jadi ini merupakan indikasi bahwa konsolidasi partai ke akar rumput belum maksimal," jelas Fadli, peneliti LSI Denny JA.
Selain itu hal yang sangat menarik dari temuan survei LSI ini adalah dukungan konstituen partai politik yang justru secara mayoritas lebih mendukung pasangan Rijanto-Beky. Itu menandakan bahwa dominasi partai pangusung di pasangan Rini-Abdul Ghoni hanyalah dukungan formalitas di atas kertas, tapi tidak mampu sampai pada akar rumput mereka.
"Ini berbanding terbalik dengan liniernya dukungan partai pengusung Rijanto-Beky yang selaras dengan arus bawah pemilihannya. Yakni PAN di 75%, Nasdem di 76% dan PDIP di 56% tentu ini adalah bukti bahwa figur Rijanto-Beky dipilih selain karena ketokohannya juga karena berjalannya skema dukungan dari partai politik pengusungnnya,” terang Fadli.
Sementara dari data yang dihimpun memperlihatkan bahwa banyak masyarakat yang pilihan partainya tidak selaras dengan dukungan partai ke pasangan calon bupati dan wakil bupatinya. Semisal PKB 52% pemilihnya justru menjadi pemilih Rijato-Beky, Gerindra 59,6%, dan dukungan pemilih Golkar kepada pasangan Rijanto-Beky malah sangat tinggi di angka 66,7% padahal seperti diketahui Golkar nerupakan partau pengusung utama pasangan Rini Syarifah-Abdul Ghoni. Tetapi pemilih dari partai tersebut pilihannya ke pasangan Rijanto-Beky Herdihansah.
Pasangan Rini Syarifah-Abdul Ghoni sebagai incumbent denga modal pemilih militannya yang hanya di angka 20% nampaknya akan sulit untuk mengejar ketertinggalan bahkan mungkin akan semakin lebar jarak elektabilitasnya kata Pungkas Imam Fauzi. (Dd)
Sumber : Sumber Lain
Sentimen: positif (100%)