Sentimen
Positif (93%)
20 Okt 2024 : 10.01
Informasi Tambahan

Hewan: Gajah

Kab/Kota: Surabaya, Banyuwangi

Kasus: HAM

Mengenal Batik Jeruji Karya Warga Binaan Lapas Banyuwangi Surabaya 20 Oktober 2024

20 Okt 2024 : 17.01 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

Mengenal Batik Jeruji Karya Warga Binaan Lapas Banyuwangi Editor KOMPAS.com - Ada yang menarik di Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang digelar di Hutan De Djawatan, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada Sabtu sore (19/10/2024). Salah satu stan memamerkan Batik Jeruji yang dibuat oleh warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi. Kasi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja) Priyo Asmanto saat ditemui Kompas.com di Hutan De Jawatan mengatakan produksi batik dilakukan warga binaan Lapas Banyuwangi sejak tahun 2018. "Saat itu motif yang digunakan adalah batik gajah oling jeruji. Ciri khasnya adalah adanya simbol seperti borgol dalam batiknya," kata dia menunjukkan simbol warna merah yang ada di kain batik. "Ini sudah didaftarkan di HAKI (Hak Kekayaan Intelektual)," kata Priyo, Sabtu (19/10/2024). Ia mengatakan dengan jalannya waktu, pembuatan batik di lapas tak maksimal karena warga binaan yang memiliki keahlian batik sudah bebas. Hingga akhirnya pada tahun 2022, pembuatan batik diinisiasi oleh petugas lapas yang mengajarkan pembuatan batik ke para warga binaan. "Jadi kalo dulu inisiatif dari warga binaan, yang sekarang petugas lapasnya yang mengajari karena bukan hanya pemberdayaan, tapi bisa jadi bekal keahlian jika para napi ini bebas," kata dia. Hingga akhirnya pada Juli 2023 lahirlah Batik Jeruji yang dibuat oleh 15 warga binaan Lapas Banyuwangi. Saat ini sudah ada tujuh motif batik yang dibuat dari dalam lapas Banyuwangi yakni Gandrung Jeruji, Blue Fire Kayu Mati Jeruji, Jenon Wayang Jeruji, Sekar Jagat Wayang Jeruji, Bunga Kopi Jeruji, Blue Fire Wayang Jeruji, dan Jenon Seblang Jeruji . "Tujuh motif tersebut juga sudah didaftarkan ke HAKI dan target kami sampai akhir 2024 ada 10 motif yang terdaftar di HAKI," kata Priyo. "Tidak hanya motif yang terinspirasi dari Banyuwangi, tapi juga kearifan lokal lain. Seperti gambar wayang. Tapi selalu ada motif khas yang kamu sertakan," tambah dia. Hasil batik warga binaan Lapas Banyuwangi dijual secara offline di galeri lapas serta melalui media sosial Instagram galeryosing_paswangi. Dari 900 warga binaan, hanya 15 orang yang fokus mengerjakan Batik Jeruji. "Alhamdulilah selalu ada pesanan. Kami pernah mengerjakan 400 pesanan dari PIPAS (Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan)," kata dia. PIPAS merupakan organisasi yang berada di bawah Kementerian Hukum dan HAM. "Jika ada pemesanan berapa pun akan kami kerjakan. Ada 15 warga binaan yang mengerjakan, lal-laki dan perempuan. Tapi pengerjaannya terpisah. Nanti quality control juga kita maksimalkan," kata dia. Sehelai harga kain batik jeruji dibandrol antara Rp 500.000 hingga Rp 1 juta karena disesuikan dengan kerumitannya. "Nanti 50 persen masuk ke tabungan warga binaan yang bisa digunakan untuk modal saat bebas," tambah dia. Menurut Priyo, ia sengaja mengikuti pameran batik untuk mengenalkan Batik Jeruji ke masyarakat. "Misi lainnya adalah kami berharap jika ada warga binaan yang bebas bisa bekerja di industri batik yang cukup banyak di Banyuwangi karena selama ini stigma membuat mereka sulit diterima bekerja. Memang belum ada, tapi kami harap kedepannya kerjasama ini bisa terwujud," kata dia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (93.4%)