Sentimen
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Rezim Orde Baru
Institusi: MUI
Kab/Kota: Sampit, Ambon, Malang, Madura, Poso
Tokoh Terkait
Wakil Presiden Nasional 20 Oktober 2024
Kompas.com Jenis Media: Nasional
Wakil Presiden Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia. LUAR biasa berkah Ilahi kepada negeri ini, Indonesia. Begitu republik berdiri, kita memiliki Wakil Presiden pertama, Mohammad Hatta, pendiri dan pemikir bangsa. Panutan dalam pelbagai hal. Ia mewakafkan dirinya untuk kepentingan dan kemaslahatan bangsa. Rasa sayangnya pada kemanusiaan ia torehkan dalam Konstitusi kita. Paham dan kepercayaannya pada sistem demokrasi ia tumpahkan dalam fondasi aturan main berbangsa dan bernegara. Amarahnya pada sistem kapitalis rakus yang mengisap darah dan sumsum rakyat, ia abadikan dalam Undang-Undang Dasar. Itulah sistem koperasi. Bung Hatta, adalah penegak martabat manusia. Penyemen kemajemukan bangsa. Ia mundur setelah hati nuraninya sudah tidak sejalan dengan praktik kekuasaan ketika itu. Bangsa ini bersedih hati atas pengunduran diri putra terbaiknya. Hatta mundur dari pentas kekuasaan dan memilih menjadi rakyat biasa, tetapi dengan gelar dan fungsi baru: guru bangsa, tempat kita semua belajar dan mengikuti jejaknya. Wakil Presiden kedua bangsa ini, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Ia adalah seorang raja yang berhati, bermental dan berperilaku Republik. Tahtanya ia abdikan untuk kepentingan rakyat. Ia lahir bersama Republik kita. Ia merawatnya. Ia mempertahankannya. Kita tidak pernah mendengar kisah negatif tentang dirinya yang haus kuasa. Ia malah memiliki catatan surplus dalam hal perilaku kuasa. Ia sungguh-sungguh raja Jawa, bukan label. Bukan analogi atau perumpamaan. The real King . Rakyat amat menyayanginya. Ia tidak pernah berikhtiar memburu dan mempertahankan kekuasaan dengan pelbagai siasat. Ia malah menolak untuk melanjutkan kekuasaannya sebagai wakil presiden . Akal waras dan hati nuraninya sudah tidak searah lagi dengan laku kuasa ketika itu. Wakil Presiden berikutnya, Adam Malik. Putra bangsa yang satu ini, berjuang demi kemerdekaan sejak usia yang amat belia. Ia termasuk tokoh pemuda yang mendesak Sukarno-Hatta agar segera menyatakan Indonesia merdeka. Pendidikan formalnya sangat minim, tetapi level kecerdasannya sangat luar biasa. Ia mengharumkan nama bangsa dalam dunia diplomasi. Ia pernah menjadi Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia amat disegani karena kepiawaiannya. Wibawanya bersumber dari kemampuannya, bukan karena kuasanya. Adam Malik identik dengan pendirian Republik. Lalu, bangsa ini memiliki Wakil Presiden keempat, Jenderal Umar Wirahadikusumah. Jejak langkahnya di bidang militer untuk membela negeri, tak pernah ada yang menyoalnya. Ia amat berwibawa lantaran keandalannya dalam adu taktik dan strategi membela dan mempertahankan negeri kita. Kejujurannya pun dalam menjalankan tugas dan pengabdiannya, tak pernah diragukan. Di situlah sumber kharisma kepemimpinannya. Lepas dari Umar, kita memiliki Wakil Presiden kelima, Sudharmono. Ia amat menonjol dalam hal tertib administrasi. Ia amat piawai menangani dan membenahi struktur birokrasi yang begitu ribet. Ia dikenal sebagai pekerja keras yang bekerja di ruang senyap. Tidak terampil memaklumatkan diri di media untuk pencitraan. Ia adalah contoh kongkret pengabdi bangsa tanpa pemakluman. Berkali-kali menjadi menteri. Sebelum dipilih jadi Wapres, ia memimpin dulu partai terbesar ketika itu, Golkar. Dari tertib administrasi negara, kita memiliki Jenderal Try Sutrisno. Karier militernya juga mumpuni. Pernah jadi Pangdam, Kasad lalu Pangab. Ia dikenal bukan hanya karena ia muncul dari jalur lembaga militer. Ia memesona karena kepribadiannya yang amat menyejukkan. Ikhtiarnya menjaga kesatuan bangsa selalu menonjol. Dari militer, kita langsung memiliki Wakil Presiden yang ke-7, Professor B.J Habibie. Kiprahnya di pemerintahan rasanya sulit tertandingi. Ia menjadi menteri puluhan tahun. Kapastias individunya jangan lagi kita perdebatkan. Ia seorang jenius di bidang teknologi dan engineering dan diakui dunia. Megawati Sukarnoputri, naik menjadi Wapres yang ke-8, menggantikan Habibie. Megawati menjadi personifikasi dan simbol perjuangan demokrasi. Ia mendirikan dan mengawetkan partainya, PDI-P, melawan tirani kekuasaan Orde Baru yang selalu menindih dan mengguntur. Ia menjadi pembuka pintu peran wanita dalam pentas politik. Hamzah Haz, naik menggantikan Megawati sebagai wapres ke-9. Ia malang melintang sebagai anggota DPR RI dan pernah menjadi menteri. Sekaligus pernah memimpin partai politik, Partai Persatuan Pembangunan. Tatkala naik jadi orang kedua di Republik, tidak ada yang heran. Tak ada yang bingung dan bertanya tentang siapa dia dan apa yang dilakukannya hingga naik ke pucuk kekuasaan. Bulan Oktober 2004, Jusuf Kalla naik jadi Wapres ke-10. Puluhan tahun ia bergelut di dunia usaha. Di bidang politik, ia meniti karier politiknya sejak masih belia. Ia menjadi anggota DPRD Provinsi ketika berusia 24 tahun dan telah menjadi pemimipin pelbagai organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan. Juga pengurus berbagai organisasi sosial. Jejak-jejak itulah yang mengantar Jusuf Kalla selalu menjadi Anggota MPR Utusan Daerah, lalu jadi menteri. Duduk di kabinet, ia tidak tinggal diam. Ia merajut benang-benang kebangsaan yang mulai putus dan terserak oleh amuk konflik dan kekerasan dahsyat yang bermotif agama di Poso dan Ambon. Badannya enteng bergerak kian ke mari mendamaikan dua kelompok yang saling menafikan dan membantai itu. Ia juga punya jejak jelas dalam rekonsiliasi suku Dayak versus Madura di Sampit, Kalimantan Tengah. Naik jadi wapres, ia menginisiasi perdamaian Aceh setelah tiga puluh tahun berkubang dengan kekerasan, antara pemerintah dengan kelompok perlawanan Gerakan Aceh Merdeka. Di sinilah namanya mulai terukir dalam benak dan perhatian dunia internasional. Ia diminta menengahi konflik antara pemerintah Sri Lanka dengan kelompok pemberontak Macan Tamil, pemerintahan Afghanistan melawan kelompok perlawanan Taliban, kelompok Hamas yang berseberangan dengan Al Fatah serta Palestina versus Israel di Timur tengah, dan konflik berkepanjangan antara pemerintah Thailand dengan kelompok Muslim Pattani di Thailand selatan, dan sebagainya. Kiprahnya itu semua membuat ia dipilih lagi menjadi Wapres ke-12 pada 2014. JK dikenal luas dengan kecepatannya dalam berpikir dan bertindak. Jejak panjang ke belakang yang dipunya JK membuat ia memiliki investasi sosial yang begitu besar. Orang pun tidak pernah bersoal tatkala ia melaju ke puncak. Tak ada bisik berbisik. Professor Boediono menjadi Wapres ke-11. Ia seorang akademisi bidang ekonomi. Ia dikenal luas. Pernah jadi menteri beberapa kali lalu menjadi Gubernur Bank Indonesia. Juga tak ada yang bertanya siapa itu Boediono. K.H Ma’ruf Amin naik jadi Wapres ke-13. Tapak-tapak perjalanannya jauh membentang ke belakang. Ia aktivis partai politik (PPP dan PKB). Pernah menjadi Anggota DPRD DKI. Kepakarannya di bidang pendidikan keagamaan sangat mumpuni. Ma’ruf Amin seorang kiai yang dikenal luas. Ia aktivis dan pengurus Nahdlatul Ulama. Terakhir menjabat sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Ia padat dengan reputasi sosial. Para tokoh yang pernah menjabat Wakil Presiden kita itu, adalah sosok-sosok dengan jejak yang tertoreh dalam benak rakyat Indonesia. Mereka merangkak dan menapaki anak-anak tangga yang begitu panjang. Mereka naik karena punya investasi sosial yang amat panjang. Dan yang paling penting, mereka memiliki kemampuan membaca tanda-tanda zaman dan menerawang kehidupang bangsa ke depan. Bacaan mereka adalah buku-buku tentang kebutuhan bangsa. Mereka membaca dengan kecerdasan dan hati nurani. Terima kasih Tuhan, Engkau telah menganugrahi bangsa ini dengan orang-orang terbaik menjadi Wakil Presiden. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (98.5%)