Sentimen
Negatif (100%)
18 Okt 2024 : 13.04
Informasi Tambahan

Kab/Kota: New York

Tokoh Terkait
Yoav Gallant

Yoav Gallant

Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh

Daniel Hagari

Daniel Hagari

7 Bagaimana Israel Menemukan dan Membunuh Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar? Internasional

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

18 Okt 2024 : 13.04
Bagaimana Israel Menemukan dan Membunuh Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar? Penulis PEMIMPIN Hamas, Yahya Sinwar, dibunuh tentara Israel pada Rabu (16/10/2024). Hal itu mengakhiri perburuan selama setahun terhadap pria yang disebut sebagai dalang dari serangan 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang di Gaza. Sinwar (61 tahun) menghilang di Gaza setelah serangan pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera 250 orang lainnya. Israel telah mengerahkan semua sumber daya dalam memburu Sinwar. Negara itu melibatkan tim petugas intelijen, unit operasi khusus, insinyur militer, dan pakar pengawasan. Namun, pada akhirnya, Sinwar dibunuh oleh pasukan reguler yang sedang melakukan patroli rutin. The New York Times melaporkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Israel. Pada Januari lalu misalnya, para pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS) mengira bahwa mereka sudah menemukan titik terang dalam perburuan Sinwar. Pasukan komando Israel menggerebek sebuah kompleks terowongan yang rumit di Jalur Gaza selatan pada 31 Januari. Penggerebekan itu berdasarkan informasi intelijen bahwa Sinwar bersembunyi di sana. Dia memang pernah di lokasi itu. Namun Sinwar telah meninggalkan bunker di bawah kota Khan Younis itu beberapa hari sebelum tentara Israel tiba. Berdasarkan laporan The New York Times itu, Sinwar meninggalkan dokumen dan tumpukan mata uang Israel, shekel, yang jika konversi ke rupiah setara dengan Rp 15,4 miliar. Setelah itu perburuan terus berlanjut, tetapi Israel tidak pernah punya cukup informasi tentang keberadaannya. Sinwar dikatakan telah menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di terowongan di bawah di Jalur Gaza, bersama dengan sejumlah pengawal dan para sandera yang menjadi "perisai manusia". Namun pada akhirnya, dia menemui ajalnya dalam sebuah pertemuan kebetulan dengan patroli tentara Israel di Gaza selatan pada Rabu lalu. Tim pengawalnya kecil. Tidak ada sandera yang ditemukan. Tentara Israel mengatakan, sebuah unit dari Brigade Bislamach 828 tengah berpatroli di daerah Tal al-Sultan di Rafah pada Rabu itu. Tentara Israel kemudian mendeteksi tiga orang bersenjata dan melancarkan tembakan. Ketiganya kemudian dinyatakan tewas.   Menurut laporan BBC , pada saat itu tidak ada yang tampak luar biasa dan para tentara Israel baru kembali ke lokasi kejadian pada Kamis pagi atau keesokannya. Saat itulah, ketika jenazah-jenazah itu diperiksa, salah satu jenazah sangat mirip dengan Yahya Sinwar, orang yang sangat dicari Israel. Jenazah itu tetap dibiarkan berada di tempatnya karena dicurigai adanya jebakan, tetapi sebagian dari sebuah jarinya diambil dan dikirim ke Israel untuk diperiksa. Jenazah itu pada akhirnya dievakuasi dan dibawa ke Israel pada hari itu juga karena kawasan tersebut dinyatakan sudah aman. The Guardian , yang mengutip Radio Kan Israel, melaporkan, Sinwar terbunuh “secara kebetulan”, bukan hasil dari sebuah operasi terencana berdasarkan informasi intelijen. Stasiun itu mengatakan, para tentara juga menemukan sejumlah uang tunai, senjata, dan kartu identitas palsu pada saat itu. Sejumlah foto dan video dari lokasi kejadian, yang disiarkan di media Israel, menunjukkan apa yang tampak seperti jenazah Sinwar. Dia mengenakan seragam, dengan dua luka parah di bagian kepala dan satu luka di kaki. Dia ditemukan tergeletak di tumpukan puing di lantai bangunan yang hancur. Channel 12 Israel, yang juga dikutip The Guardian , memberikan laporan senada, yaitu bahwa batalion infanteri, yang beroperasi bersama unit tank, mengidentifikasi sekelompok pria yang berlari ke dalam sebuah gedung. Tentara Israel lalu melepaskan tembakan dengan menggunakan peluru tank, dan jenazah-jenazah mereka pun terkubur di bawah reruntuhan. Juru Bicara Tentara Israel (IDF), Daniel Hagari mengatakan, pasukan Israel "tidak mengetahui dia (Yahya Sinwar) berada di sana tetapi kami terus beroperasi". Menurut Hagari, pasukan Israel telah mengidentifikasi tiga pria yang berlari dari rumah ke rumah, dan melawan mereka sebelum mereka berpencar. Pria yang diidentifikasi sebagai Sinwar "berlari sendirian ke salah satu bangunan" dan terbunuh setelah ditemukan dengan menggunakan drone. Tak satu pun sandera, yang selama ini diyakini digunakan Sinwar sebagai perisai manusia, ditemukan di lokasi dan tim kecilnya menunjukkan bahwa dia mencoba untuk bergerak tanpa diketahui, atau telah kehilangan banyak orang yang melindunginya. Yoav Gallant, menteri pertahanan Israel mengatakan, "Sinwar tewas dalam keadaan terluka, dikejar, dan melarikan diri – dia tidak mati sebagai komandan, melainkan sebagai orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri. Ini pesan yang jelas untuk semua musuh kita." Israel pertama kali mengumumkan bahwa mereka sedang "menyelidiki kemungkinan" terbunuhnya Sinwar di Gaza pada Kamis sore waktu setempat. Beberapa menit setelah pengumuman itu, foto-foto yang diunggah ke media sosial menunjukkan tubuh seorang pria yang sangat mirip dengan pemimpin Hamas itu, yang mengalami luka parah di kepala.   Tidak lama kemudian sumber-sumber Israel mengatakan kepada BBC bahwa para pemimpin "semakin yakin" mereka telah membunuh Sinwar. Namun, mereka mengatakan semua tes yang diperlukan harus dilakukan sebelum kematiannya dapat dikonfirmasi. Tes-tes itu tidak memakan waktu lama. Pada Kamis malam, Israel mengumumkan bahwa tes selesai dan Sinwar dipastikan telah "dieliminasi". Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, mengatakan “hari ini kita telah menyelesaikan masalah”, dan menggambarkan kematian Sinwar sebagai “awal dari sebuah akhir”. Namun dia memperingatkan bahwa perang di Gaza belum selesai. Walau Sinwar tidak terbunuh dalam sebuah operasi yang dirancang secara khusus untuk mengejar dia, IDF menyatakan bahwa selama berminggu-minggu mereka beroperasi di area yang diduga oleh pihak intelijen sebagai tempat keberadaan Sinwar. Singkatnya, tentara Israel telah mempersempit lokasi Sinwar hingga ke kota Rafah yang terletak di selatan Gaza, dan perlahan-lahan bergerak untuk menangkapnya. Sinwar telah melarikan diri selama lebih dari setahun. Dia pasti telah merasakan tekanan Israel yang meningkat ketika para pemimpin Hamas lainnya, seperti Mohammad Dief dan Ismail Haniyeh, terbunuh, dan ketika Israel menghancurkan infrastruktur yang dia gunakan untuk melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023. Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan operasinya dalam beberapa pekan terakhir di wilayah selatan Gaza telah “membatasi pergerakan operasional Yahya Sinwar saat dia dikejar oleh tentara dan menyebabkan dia tersingkir”. Membunuh Sinwar memang merupakan tujuan utama Israel. Mereka telah menargetkan dia untuk dibunuh segera setelah serangan 7 Oktober. Namun, kematiannya tidak mengakhiri perang di Gaza. Walau Netanyahu mengatakan bahwa ia telah “menyelesaikan masalah”, dia bersikeras bahwa perang akan terus berlanjut – paling tidak untuk menyelamatkan 101 sandera yang masih ditahan Hamas. Di Israel, keluarga para sandera mengatakan mereka berharap gencatan senjata bisa dicapai agar para tawanan bisa pulang. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)