Sentimen
Negatif (99%)
19 Okt 2024 : 06.33
Informasi Tambahan

Kab/Kota: New York, Paris, Tiongkok

Tokoh Terkait

Harga Minyak Terjun Bebas karena Permintaan Tiongkok dan Prospek Timur Tengah

19 Okt 2024 : 06.33 Views 3

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

Chicago, Beritasatu.com - Harga minyak dunia turun pada Jumat (18/10/2024) dan mencatat pelemahan mingguan lebih 7% atau terjun bebas setelah pertumbuhan ekonomi China melambat dan investor mencerna prospek Timur Tengah.

Minyak mentah Brent, acuan global turun US$ 1,39 (1,87%) ditutup pada US$ 73,06 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) acuan AS, ditutup turun US$ 1,4 (2,05%) pada US$ 69,22 per barel. 

Brent turun lebih 7% minggu ini, sementara WTI kehilangan lebih 8%, menandai penurunan mingguan terbesar sejak 2 September. Hal ini terjadi ketika OPEC dan Badan Energi Internasional memangkas perkiraan permintaan minyak global pada 2024 dan 2025.

Di Tiongkok, importir minyak terbesar dunia, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga, berada pada jalur paling lambat sejak awal 2023 meskipun konsumsi dan kinerja industri September mengalahkan perkiraan analis. “China adalah kunci dari sisi permintaan sehingga hal itu memengaruhi harga minyak,” kata analis Again Capital John Kilduff di New York dilansir CNBC International.

Produksi kilang minyak China menurun selama 6 bulan berturut-turut akibat margin kilang tipis dan konsumsi bahan bakar melemah sehingga menghambat pemrosesan. “Kita tidak bisa mengabaikan dampak maraknya kendaraan listrik di Tiongkok,” kata analis energi independen yang berbasis di Paris Neil Atkinson.

Penjualan kendaraan listrik di China melonjak 42% pada Agustus, mencapai rekor tertinggi lebih 1 juta kendaraan.

Sementara itu, bank sentral China meluncurkan dua skema pendanaan yang akan memompa 800 miliar yuan (US $112,38 miliar) ke pasar saham melalui kebijakan moneter terbaru.

Sedangkan Presiden AS Joe Biden mengatakan ada peluang untuk bertemu Israel dan Iran untuk mengakhiri konflik di Timur Tengah sementara waktu.

Di sisi lain, setelah terbunuhnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, kelompok militan Hizbullah, Lebanon mengatakan pihaknya bergerak ke fase baru dan meningkatkan serangan ke Israel. Hal ini memupus harapan berakhirnya perang di Timur Tengah.

Sentimen: negatif (99.2%)