Sentimen
Negatif (98%)
19 Okt 2024 : 22.05
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Serang

Kasus: pembunuhan

Partai Terkait

4 Update Perang Arab, Israel Siapkan Rencana Sebelum Pemilu AS

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

19 Okt 2024 : 22.05
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang di negara Timur Tengah masih memanas. Serangan masih berlangsung pascakematian Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Bahkan, Israel semakin ganas melakukan serangan.

Berikut update terkait situasi di wilayah Timur Tengah saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Sabtu (19/10/2024).

Israel Siapkan Rencana Sebelum Pemilu AS

Mengutip Reuters, usai tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar, menandai kemenangan besar bagi Israel. Namun, para pemimpin Israel juga berusaha untuk mengunci keuntungan strategis yang lebih dari sekadar kemenangan militer. Tujuannya, untuk membentuk kembali lanskap regional yang menguntungkan Israel dan melindungi perbatasannya dari serangan-serangan di masa depan.

Dengan semakin dekatnya pemilihan umum di AS, Israel bergegas untuk memberikan kerusakan maksimum pada Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, serta memanfaatkan momen ini untuk mengukir zona penyangga de facto dalam upaya untuk menciptakan realitas yang tidak dapat diubah sebelum presiden baru dilantik.

Dengan mengintensifkan operasi militernya terhadap Hizbullah dan Hamas, Israel ingin memastikan musuh-musuhnya dan penyokong utama mereka, Iran, tidak berkumpul kembali dan mengancam warga Israel lagi.

Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan menggunakan pembunuhan Sinwar untuk menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menghentikan perang di Gaza.

Namun, pemimpin Israel tersebut mungkin lebih memilih untuk menunggu akhir masa jabatan Biden dan mengambil kesempatannya dengan presiden berikutnya, baik kandidat dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, maupun saingannya dari Partai Republik, Donald Trump, yang memiliki hubungan dekat dengan Netanyahu.

Rumah Netanyahu Diserang Drone

Sebuah pesawat tak berawak atau biasa disebut drone diluncurkan ke arah rumah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di kota Caesarea, Israel utara, pada hari Sabtu. Namun, perdana menteri tersebut tidak berada di tempat dan tidak ada korban jiwa.

Sebelumnya, militer Israel mengatakan bahwa sebuah pesawat tak berawak diluncurkan dari Lebanon dan menghantam sebuah bangunan. Tidak segera jelas bangunan apa yang dimaksud.

Menurut layanan ambulans Israel dan polisi, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan meskipun ledakan telah terdengar di Caesarea, kota pesisir di mana Netanyahu memiliki rumah peristirahatan.

Israel Serang Kamp Pengungsi, Puluhan Warga Sipil Tewas

Pesawat-pesawat Israel menjatuhkan selebaran di atas Gaza selatan pada hari Sabtu yang menunjukkan gambar kepala Hamas yang tewas, Yahya Sinwar, dengan pesan, "Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza".

Selebaran bertebaran ketika Israel menyerang kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara, Palestina. Serangan itu menewaskan 33 orang warga sipi. Israel juga memperketat pengepungan di sekitar rumah sakit di Jabalia di bagian utara daerah kantung tersebut. 

"Siapapun yang meletakkan senjata dan menyerahkan sandera akan diizinkan untuk pergi dan hidup dengan tenang," demikian bunyi selebaran yang ditulis dalam bahasa Arab.

Isi selebaran tersebut merupakan kutipan dari pernyataan Netanyahu pada hari Kamis setelah Sinwar dibunuh oleh tentara Israel yang beroperasi di Rafah, di bagian selatan dekat perbatasan Mesir, pada hari Rabu.

Foto: Israel menyerang kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara, Palestina. Serangan itu menewaskan 33 orang warga sipil. (REUTERS/Ramadan Abed)
Israel menyerang kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara, Palestina. Serangan itu menewaskan 33 orang warga sipil. (REUTERS/Ramadan Abed)

Hamas Akan Tunjuk Pemimpin Baru di luar Gaza

Hamas kemungkinan akan menunjuk pemimpin politik baru yang berbasis di luar Gaza, sementara saudaranya Mohammad Sinwar diperkirakan akan mengambil peran yang lebih besar dalam memimpin perang melawan Israel di wilayah tersebut.

Dalam pertimbangan kepemimpinannya, Hamas harus mempertimbangkan tidak hanya preferensi dari pendukung utamanya, Iran, tetapi juga kepentingan negara Arab Teluk, Qatar, di mana semua kandidat utama untuk mengambil alih jabatan kepala politburo saat ini berada.


(dce)

Sentimen: negatif (98.5%)