Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan pasukan militernya tidak terlibat dan tidak memiliki peran dalam operasi Israel yang menewaskan pemimpin Hamas Yahya Sinwar di Jalur Gaza.

Namun Washington mengakui intelijennya telah berkontribusi pada pemahaman Tel Aviv mengenai para pemimpin Hamas terkait penyanderaan yang dilakukan kelompok itu sejak serangan 7 Oktober tahun lalu.

"Ini adalah operasi Israel. Tidak ada pasukan AS yang terlibat secara langsung," tegas juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder, dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Jumat (18/10/2024).

"Amerika Serikat telah membantu memberikan kontribusi informasi dan intelijen yang berkaitan dengan pemulangan para sandera dan pelacakan serta pencarian para pemimpin Hamas yang bertanggung jawab atas penyanderaan. Dan tentu saja hal itu berkontribusi secara umum terhadap gambaran tersebut," ucapnya.

"Tapi sekali lagi, ini adalah operasi Israel. Dan saya akan meminta Anda berbicara kepada mereka untuk informasi detail soal bagaimana operasi tersebut berlangsung," imbuh Ryder dalam pernyataannya.

Pernyataan Ryder ini disampaikan setelah Presiden AS Joe Biden mengomentari laporan kematian Sinwar di Jalur Gaza. Dalam komentarnya, Biden mengatakan dirinya memerintahkan operasi khusus dan para personel intelijen AS untuk membantu perburuan Israel terhadap Sinwar dan pemimpin kelompok militan lainnya.

Biden juga berbicara mengenai peluang perang Gaza berakhir setelah tewasnya Sinwar. Dia menyebut tewasnya Sinwar adalah hari baik bagi Israel dan AS.

"Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia," kata Biden dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya.