Sentimen
Negatif (100%)
18 Okt 2024 : 19.01
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pasar Minggu, Pejaten Barat

Kasus: Narkoba

Fakta-fakta Pria Todongkan Pistol ke Anggota PPSU, Pelaku Kesal Tidurnya Terganggu Usai Pakai Sabu Megapolitan 18 Oktober 2024

19 Okt 2024 : 02.01 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

Fakta-fakta Pria Todongkan Pistol ke Anggota PPSU, Pelaku Kesal Tidurnya Terganggu Usai Pakai Sabu Editor JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Fadly Angriawan (30) bertindak arogan dengan menodongkan pistol ke tujuh anggota Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di wilayah Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (15/10/2024). Peristiwa itu membuat ketujuh anggota PPSU yang tengah memangkas ranting pohon di depan rumah pelaku terkejut, tak tahu apa alasan Fadly menodongkan pistol kepada mereka. Peristiwa bermula ketika YU (31) dan enam rekannya yang sesama anggota PPSU mendapat tugas dari lurah Pejaten Barat untuk memangkas pohon tumbang di Jalan Mimosa, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepat di depan rumah Fadly. Setelah mendapat izin dari sekuriti dan penghuni rumah yang rupanya tante dari Fadly, para petugas PPSU pun melakukan tugasnya. Namun, YU dan teman-temannya begitu terkejut ketika Fadly tiba-tiba muncul di balkon lantai dua rumahnya dan langsung marah-marah serta menodongkan pistol ke arah mereka. "Kita pun posisi bingung, karena itu kan laporan pohon tumbang, kita kerjain, kok malah diginiin ? Kita bingung dong," kata YU saat ditemui di Pejaten Barat, Kamis (17/10/2024). Karena mendapat ancaman, YU dan enam rekannya langsung mematikan mesin pemotong kayu yang mereka gunakan untuk bekerja. Terdengar jelas makian dan kata-kata kasar yang dilontarkan Fadly. Para anggota PSSU itu hanya terdiam lantaran Fadly mengacungkan pistol ke arah mereka. YU yang semula naik ke gerobak PPSU untuk menebang pohon, berdiri segaris lurus dengan pistol yang diacungkan Fadly. "Jadi pas dia maki-maki di atas, kita berhenti kerja, matiin mesinnya karena kondisi enggak memungkinkan. Kita udah sadar itu pistol, apalagi saya lihat jelas hadap-hadapan," tambah YU. Belum puas memaki dari jarak jauh, Fadly yang kala itu memakai baju hitam kaus band dan celana jin turun dari lantai dua rumahnya untuk menemui ketujuh petugas PPSU. Namun, Fadly dihalangi oleh tantenya. Sementara itu, YU dan enam anggota PPSU lainnya tetap diam sambil menjaga jarak sekira 1,5 meter dari pagar rumah Fadly. Para petugas PPSU menyaksikan tante Fadly menghalang-halangi pelaku yang menggenggam pistol hendak keluar rumah. Menyaksikan emosi Fadly yang meluap-luap, HA (48), anggota PPSU yang lain, sempat berjaga-jaga menggunakan golok yang semula mereka gunakan untuk bekerja. "Masih dibawa (pistolnya oleh Fadly) tapi enggak nodongin ya, megangnya begini (tangan ke arah bawah). Tapi gue pegang golok, takutnya nih orang enggak waras juga. Kita emang lagi kerja kan pakai golok, kan megang, takutnya dia entar keluar," kata HA saat ditemui di lokasi yang sama. Namun, akhirnya Fadly tak jadi keluar rumah untuk menghampiri ketujuh anggota PPSU itu. Usai kejadian tersebut, para petugas PPSU ditemani sekuriti kompleks melanjutkan pekerjaan mereka yang sempat tersendat. Setelahnya, mereka melaporkan kejadian yang mereka alami ke Lurah Pejaten Barat, Asep Ahmad Umar. Beberapa waktu kemudian, Asep melaporkan peristiwa yang menimpa ketujuh anggota PPSU itu ke Polsek Pasar Minggu setelah meminta keterangan Fadly. Asep mengungkapkan, Fadly nekat menodongkan pistol ke anggota PPSU karena merasa tidurnya terganggu saat petugas menebang pohon di depan rumahnya. “Yang bersangkutan (Fadly) mengaku tidurnya terganggu karena dia baru tidur sekitar pukul 02.00 WIB, terganggu dengan mesin potong itu,” ujar Asep saat dikonfirmasi, Rabu (16/10/2024). Kepada Asep, Fadly mengaku tak tahu anggota PPSU diperintahkan untuk menebang ranting pohon di depan rumahnya. "Dia bilang, ‘Saya tidak tahu kalau ada pohon tumbang, biasanya juga saya yang merapikan’. Jadi, tantenya dia minta ke paguyuban (merapikan pohon). Dia (Fadly) tidak tahu kalau lagi dipotong pohonnya,” kata Asep. Asep memastikan bahwa Fadly, bukan anggota TNI atau kepolisian usai dirinya mengecek data kependudukan milik pengurus Rukun Warga (RW) tempat Fadly tinggal. "Bukan, yang jelas dia bukan polisi, bukan TNI," tegas Asep. Berdasarkan perbincangan Fadly dengan Asep, pelaku mengaku bahwa pistol yang dia todongkan adalah pistol sungguhan "Saya tanya, 'Menodongkan pistol?', 'Iya, saya menodongkan pistol'. Diakuilah, itu pistol," ungkap Asep. Usai mendapatkan laporan dari Asep, polisi akhirnya menangkap Fadly pada hari yang sama. "Yang menangani Polsek Pasar Minggu dan pelaku sudah diamankan," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Golesung saat dihubungi, Rabu. Namun, dalam proses penangkapan, Fadly sempat tak kooperatif karena ia mengunci pintu rumahnya saat polisi datang. Polisi akhirnya membuka paksa rumah Fadly dengan izin dari orangtua Fadly, yang dihubungi oleh Ketua RT 09, Neneng (49). "Ayah Fadly bisa dihubungi, dia izinkan rumahnya dibongkar," kata Neneng saat ditemui di rumahnya, Kamis. Setelah polisi berhasil masuk, Fadly justru mengamuk dan tidak terima karena polisi masuk ke rumahnya tanpa izinnya langsung. Padahal polisi telah menunggu selama sekitar satu jam di depan rumah. "Ya, dia ngomong kasar. Dia bilang masuk rumah orang tanpa izin. Padahal kan dia yang enggak buka pintu," tambah Neneng. Usai ditangkap, Fadly ditetapkan menjadi tersangka atas perbuatannya. "Sudah (tersangka)," kata Gogo. Gogo menyebut, Fadly disangkakan Pasal 352 KUHP dan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang penggunaan senjata api secara ilegal. Kata Gogo, pihak Polsek Pasar Minggu masih mendalami kepemilikan senjata api yang digunakan FA untuk mengintimidasi tujuh anggota PPSU tersebut. "Pasalnya Undang-Undang Darurat dan 335 ancaman dengan kekerasan," kata Gogo. Kapolsek Pasar Minggu Kompol Anggiat Sinambela mengatakan, Fadly dinyatakan positif narkoba jenis sabu. "Iya positif. Positif dia narkoba. Yang jelas sabu dia, ya namanya sudah pemakai berat, ya begitulah," kata Anggiat saat dihubungi, Kamis. Sebelum kejadian penodongan pistol, Fadly sempat menggunakan sabu sampai akhirnya tertidur. Namun, dia terbangun setelah mendengar petugas PPSU menebang ranting pohon di depan rumahnya. "Jadi sebelum kejadian, ada dia menggunakan," tambah Anggiat. (Penulis: I Putu Gede Rama Paramahamsa | Editor: Fitria Chusna Farisa, Akhdi Martin Pratama) Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)