Sentimen
Positif (72%)
16 Okt 2024 : 15.07
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Toyota

Kab/Kota: Kemayoran

Tokoh Terkait

Kata Toyota Indonesia Soal Rumor Veloz Hybrid

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

16 Okt 2024 : 15.07
Jakarta -

Toyota-Astra Motor (TAM) menanggapi rumor kehadiran mobil elektrifikasi Veloz Hybrid di Indonesia. Sebelumnya, sinyal kehadiran mobil hybrid Toyota dengan harga yang kompetitif itu menguat lantaran NJKB-nya sudah terdaftar di Permendagri.

"Kita lagi studi beberapa produk baru yang kita akan launching beberapa bulan ke depan. Masih ada kemungkinan (produk) yang hybrid juga. Kalau untuk Veloz Hybrid, itu belum lah," ungkap Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy kepada wartawan di arena JIExpo, Kemayoran, Jakarta (15/10/2024).

Diketahui sinyal kehadiran mobil hybrid dengan harga kompetitif Toyota menguat dengan munculnya kode mesin W102RE-LBVFJ di Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 8 tahun 2024 Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, dan Pajak Alat Berat tahun 2024.

Mobil itu diduga kuat Veloz hybrid. Dalam Permendagri itu, tercatat ada dua model yang diduga Veloz hybrid, W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT dan W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT TSS. W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT tercatat memiliki nilai jual Rp 264 juta sedangkan W102RE-LBVFJ 1.5 Q HV CVT TSS nilai jualnya Rp 284 juta.

Menurut Anton, kendati sudah terdaftar di Permendagri, bukan menjadi jaminan Veloz Hybrid akan diluncurkan di Indonesia. Bisa untuk dijual, bisa juga hanya buat kebutuhan studi.

"Itu bukan menjamin bahwa itu akan di-launching. Banyak faktor unit untuk didaftarkan. Apakah unit itu digunakan untuk studi? Apakah untuk dijual? Jadi, banyak possibility ya," sambung Anton.

Sebelumnya Anton pernah mengungkap harga mobil hybrid makin ke sini terlihat lebih terjangkau. Tapi untuk meluncurkan mobil hybrid segmen gemuk di bawah Rp 400 juta perlu kehati-hatian.

"Kan dulu hybrid harganya di atas Rp 500 juta, Zenix keluar di sekitar Rp 500 (juta), kemudian Yaris Cross sekitar Rp 400 (juta). Kita ingin ke depannya kalau bisa ada yang kompetitif lagi. Cuma kan ini butuh banyak persiapan, komunikasi, diskusi dengan prinsipal, karena ini segmen yang sangat besar di Indonesia. Jadi kita harus berhati-hati untuk memilih produk yang mana, timing yang tepat, dan lain sebagainya," ujar Anton.


(lua/rgr)

Sentimen: positif (72.7%)