Sentimen
Positif (99%)
16 Okt 2024 : 18.25
Informasi Tambahan

Hewan: Ayam

Bisnis Makanan Cepat Saji Makin Gurih, Terbaru Ada Ayam 'Saudi'

17 Okt 2024 : 01.25 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar makanan cepat saji di Indonesia menunjukkan pertumbuhan signifikan seiring dengan selesainya pandemi Covid-19. Indonesia sebagai negara yang dikenal sangat konsumtif menjadi pasar yang sangat besar dan menguntungkan.

Industri makanan cepat saji di Indonesia diproyeksikan akan mencapai sekitar USD 55,25 miliar pada 2024 dan terus tumbuh menjadi USD 103,76 miliar pada tahun 2029 atau tumbuh rata-rata 13,43% per tahun (CAGR). Berdasarkan data Statista, pada tahun 2022 nilainya mencapai USD 2 miliar.

Di tengah dominasi brand multinasional, merek-merek makanan cepat saji lokal menawarkan persaingan karena menawarkan harga yang lebih terjangkau. Meski begitu, pasar cepat saji Indonesia tetap menawarkan peluang besar untuk ekspansi.

Laporan dari Gapmaps menunjukkan bahwa penetrasi outlet-outlet makanan cepat di kota-kota kecil masih sangat rendah dibanding standar internasional, menandakan potensi pertumbuhan sebagai tingkat pendapatan meningkat dan proses urbanisasi terus berlanjut.

Industri makanan cepat saji di Indonesia ditandai oleh potensi pertumbuhan kuat, interaksi konsumen yang signifikan, serta preferensi evolusi yang menampilkan baik tantangan maupun peluang bagi pemain-pemain baru atau pemain eksisting di bidang ini.

Terbaru yang cukup agresif ada Almaz Fried Chicken, yang dalam 3 bulan sudah membuka sembilan gerai baru. Brand ayam goreng asal Saudi ini memperketat persaingan industri waralaba (franchise) khususnya makanan cepat saji di Indonesia.

Okta Wirawan, CEO & Founder Almaz Fried Chicken mengatakan pada satu sisi bisnis F&B di Indonesia konsisten tumbuh setiap tahunnya. Pada tahun 2023, menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) industri makanan dan minuman tumbuh positif sebesar 4,47% dan berkontribusi terhadap PDB industri non-migas sebesar 39,10%. Adapun terhadap PDB nasional sumbangannya mencapai 6,55%.

Di sisi lain, pada saat yang sama, beberapa tahun belakangan ini terdapat sentimen negatif terhadap brand tertentu padahal fried chicken merupakan salah satu makanan paling populer di Indonesia dan untuk berbagai kalangan.

"Harapan kami ini akan menjadi salah satu penopang pertumbuhan perekonomian masyarakat dan berkontribusi positif kepada pertumbuhan ekonomi negara", ujarnya, Rabu (16/10/2024).

NS Consulting yang merupakan franchise aggregator ecosystem dan platform online Buka Outlet mengungkapkan, brand waralaba makanan cepat saji akan terus berkembang pesat beberapa waktu ke depan. 

"Kami yakin dapat terus berkembang pesat dan semakin memperkuat eksistensinya di pasar Indonesia," ungkap Nilamsari Sahadewa.


(ayh/ayh)

Sentimen: positif (99.9%)