Sentimen
Positif (100%)
15 Okt 2024 : 13.56
Informasi Tambahan

Institusi: ISESS

Tokoh Terkait
joko widodo

joko widodo

Khairul

Khairul

Khairul Fahmi

Khairul Fahmi

M. Herindra

M. Herindra

2 M Herindra Ditunjuk Jadi Kepala BIN, Pengamat: Harapan Baru Lembaga Intelijen Nasional

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

15 Okt 2024 : 13.56
M Herindra Ditunjuk Jadi Kepala BIN, Pengamat: Harapan Baru Lembaga Intelijen Tim Redaksi JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi memandang penunjukan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M. Herindra sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) adalah harapan baru. Herindra ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menggantikan posisi Kepala BIN sebelumnya, Budi Gunawan. "Penunjukan Letjen TNI (Purn.) M. Herindra sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) membawa harapan baru bagi lembaga intelijen ini, terutama di tengah tantangan keamanan yang semakin kompleks," kata Khairul kepada Kompas.com, Selasa (15/10/2024). Khairul berpendapat, Herindra memiliki kombinasi pengalaman militer operasional dan kebijakan strategis yang solid. Sebab, Herindra berlatarbelakang sebagai mantan Komandan Jenderal Kopassus (Danjen Kopassus) dan Wakil Menteri Pertahanan. Herindra dinilai berperan besar dalam merumuskan kebijakan pertahanan dan modernisasi alutsista selama menjabat Wamenhan di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. "Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang dinamika keamanan nasional dan kebutuhan strategis Indonesia, menjadikannya sosok yang tepat untuk memimpin BIN," nilai Khairul. Khairul lantas membeberkan sejumlah hal dan tantangan mengenai BIN yang segera dipimpin Herindra. Semisal, ia mengingatkan tentang BIN yang dirancang dengan karakter sipil, meski merupakan lembaga intelijen. "Pada masa lalu, struktur organisasi BIN terdiri dari berbagai elemen: sipil, militer, dan kepolisian, dengan porsi yang lebih proporsional. Jabatan-jabatan strategis, termasuk wakil kepala dan deputi, pernah diisi oleh banyak figur sipil yang kompeten. Hal ini memungkinkan perspektif yang lebih luas dalam pengambilan kebijakan intelijen," ungkapnya. "Namun, tren beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya pergeseran, dengan dominasi figur-figur dari luar organisasi yang sedikit banyak mengikis unsur sipil di BIN," tambah dia. Tantangan Lebih lanjut, menurut Khairul, tantangan terdekat Herindra adalah menjaga dinamika internal. Herindra perlu mengelola problematika internal dan memastikan seluruh elemen BIN dapat berkolaborasi secara efektif. "Mengutamakan kepentingan negara dan membangun dialog lintas unsur adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dan memastikan setiap bagian dari organisasi dapat berkontribusi optimal," sebut Khairul. "Dengan pengalamannya sebagai Wamenhan, Herindra telah terbiasa menangani perbedaan pandangan di berbagai kalangan, sehingga diharapkan dapat merangkul semua komponen di BIN untuk bersama-sama menjaga stabilitas nasional," sambungnya. Selain itu, Herindra juga harus mengembalikan BIN pada marwahnya sebagai lembaga intelijen yang mengedepankan prinsip objektivitas, kerahasiaan, dan profesionalisme. Kepentingan nasional, menurut Khairul, harus tetap menjadi prioritas tertinggi, di atas kepentingan politik atau kelompok tertentu. Di sisi lain, salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian khusus adalah memperkuat kemampuan kontra-intelijen, mengingat ancaman yang terus berkembang dari aktor eksternal yang tidak ingin melihat Indonesia semakin kuat dan berkiprah di panggung dunia. "Dengan penajaman kontra-intelijen, BIN dapat lebih siap menghadapi potensi infiltrasi dan ancaman dari kelompok-kelompok non-negara yang memiliki kepentingan tertentu terhadap Indonesia," urai Khairul. Dengan latar belakang dan pengalaman Herindra sebagai Danjen Kopassus dan Wamenhan, harapannya, Herindra dapat membawa kebijakan yang tidak hanya menjaga kontinuitas tetapi juga melakukan pembaruan di BIN. "Mengembalikan lembaga ini pada prinsip-prinsip dasar intelijen serta menjaga keseimbangan antara unsur-unsur yang ada di dalamnya merupakan langkah penting untuk mengamankan kepentingan strategis Indonesia di tengah dinamika global yang semakin berubah," jelas Khairul. Jika berhasil, nilai Khairul, kepemimpinan Herindra di BIN tidak hanya akan memperkuat peran lembaga ini dalam menjaga keamanan nasional, tetapi juga membangun fondasi yang kokoh bagi masa depan intelijen Indonesia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: positif (100%)