Sentimen
Positif (72%)
15 Okt 2024 : 21.06

Wamenkeu: Surplus Perdagangan Diharapkan Berlanjut ke Neraca Pembayaran

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

15 Okt 2024 : 21.06

Jakarta, Beritasatu.com - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar US$ 3,26 miliar pada September 2024. Capaian tersebut memperpanjang tren surplus menjadi 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Kita berharap surplus akan berlanjut terhadap neraca pembayaran. Jadi harus kita pertahankan ekspor, dan kita lihat impor kalau diperlukan untuk kegiatan produksi,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara di Jakarta, Selasa (15/10/2024) dikutip Investor Daily. 

Pemerintah berupaya agar tren positif neraca perdagangan terus terjaga. Aktivitas ekspor Indonesia pada September 2024 sebesar US$ 22,08 miliar ditopang peningkatan ekspor nonmigas sebesar 8,13% (yoy). Sementara itu, impor September 2024 sebesar US$ 18,82 miliar, naik 8,55% (year on year/yoy). Kenaikan impor tersebut didorong impor nonmigas (16,29%) di tengah penurunan impor migas (24,04%). “Untuk surplus kita inginkan semakin lama semakin baik, kami  bersyukur surplus perdagangan terus berlanjut,” tutur Suahasil.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan hingga September 2024, akumulasi surplus mencapai US$ 21,98 miliar. Konsistensi ini merupakan kabar baik yang membuktikan daya tahan ekonomi domestik di tengah stagnasi ekonomi global. Hal tersebut mencerminkan ekonomi Indonesia berorientasi pada penciptaan nilai tambah menunjukkan hasil positif. “Tentunya hal ini menjadi modal baik untuk masa mendatang,” kata Febrio.

Dia menuturkan aktivitas perdagangan Indonesia yang masih mencatatkan kinerja baik menjadi sinyal positif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2024. Kementerian Keuangan memproyeksikan pada triwulan tersebut ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5%.

“Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional serta menyiapkan langkah antisipasi melalui hilirisasi sumber daya alam, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama,” pungkas Febrio.

Sentimen: positif (72.7%)