Sentimen
Negatif (93%)
16 Okt 2024 : 08.02
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Bekasi

Partai Terkait

Manuver Politikus Golkar Dariyanto: Mundur dari Timses Uu-Nurul, Fokus Menangkan Dedi Mulyadi Megapolitan 16 Oktober 2024

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

16 Okt 2024 : 08.02
Manuver Politikus Golkar Dariyanto: Mundur dari Timses Uu-Nurul, Fokus Menangkan Dedi Mulyadi Tim Redaksi BEKASI, KOMPAS.com - Politikus Partai Golkar Kota Bekasi, Dariyanto mengundurkan diri dari posisi ketua tim pemenangan pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bekasi nomor urut 2, Uu Saeful Mikdar -Nurul Sumarheni. Mulanya, Dariyanto mundur karena disebut terganjal larangan pejabat negara berkampanye politik. Diketahui, pada akhir Agustus lalu, Dariyanto dilantik sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi periode 2024-2029. Belakangan, Dariyanto berdalih ingin fokus memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan. Dariyanto memutuskan menanggalkan posisi ketua tim pemenangan Uu-Nurul di tengah masa kampanye Pilkada 2024 Kota Bekasi yang telah dimulai sejak 25 September 2024.  "Kenapa dia mundur? Karena menjadi anggota DPRD (Kota Bekasi)," ujar sekretaris tim pemenangan Uu-Nurul, Aji Ali Sabana, dalam keterangannya, Senin (14/10/2024). Aji menyebut, mundurnya Dariyanto merujuk Pasal 70 Undang-undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi UU. Pasal tersebut mengatur bahwa pejabat negara, termasuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), DPRD, dan Aparatur Sipil Negara (ASN), harus menjaga netralitas dalam pemilihan kepala daerah. "Ada sanksi pidana bagi yang melanggar, dengan ancaman hukuman penjara hingga 1 tahun 6 bulan dan denda maksimal Rp 18.000.000. Ini jelas bukan perkara main-main," ungkap Aji. Aji menegaskan, keputusan Dariyanto untuk mundur bukan karena ada tekanan dari pihak mana pun, melainkan sebagai bentuk kepatuhan terhadap peraturan. "Tim Uu-Nurul ingin memastikan bahwa semua proses berjalan sesuai aturan dan ini mencerminkan komitmen waktu untuk pilkada yang bersih dan jujur," kata Aji. "Tidak mengganggu, program kerja tetap berjalan," imbuh dia. Belakangan, Dariyanto mengungkapkan, ada dua faktor yang membuat dia melepas posisi ketua tim pemenangan. Pertama, faktor dirinya menjadi anggota DPRD Kota Bekasi. Kedua, faktor penugasan untuk membantu memenangkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yang diusung Partai Golkar, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan. "(Dua faktor) ini menjadi aspek yang harus saya pertimbangkan," ujar Dariyanto di Kota Bekasi, Selasa (15/10/2024). Dariyanto menyakini bahwa keputusannya mundur dari ketua tim pemenangan Uu-Nurul tidak mengganggu program kerja yang sudah berjalan. Sebab, seluruh perangkat tim pemenangan telah bergerak sejak awal tahapan pilkada.  "Kita punya program-program yang sudah disiapkan ke depannya. Jadi tinggal bagaimana ketua tim pemenangan (penggantinya) secara detail, secara fokus, tinggal menjalankan program yang sudah disepakati di awal," kata Dariyanto. Ia juga memastikan, tidak ada intervensi atau tekanan politik di balik keputusannya menanggalkan posisi ketua tim pemenangan Uu-Nurul. "Tidak ada tekanan, saya pastikan tidak ada tekanan sama sekali," ungkap dia. Setelah Dariyanto mundur, Wakil Ketua Bidang Organisasi Kaderisasi Keanggotaan (OKK) DPD Golkar Kota Bekasi, Solecha, langsung ditunjuk menjadi ketua tim pemenangan Uu-Nurul. "Alhamdulillah sudah dipilih penggantinya itu Pak Solecha, beliau adalah orang yang punya kompetensi yang sangat luar biasa," ujar Dariyanto. Solecha diputuskan mengemban posisi ketua tim pemenangan Uu-Nurul melalui rapat pleno koalisi yang beranggotakan Golkar dan Nasdem Kota Bekasi pada Senin (14/10/2024). Lewat rapat pleno tersebut, partai koalisi satu suara menyerahkan tampuk kepemimpinan ketua tim pemenangan Uu-Nurul kepada Solecha. Menurut Dariyanto, penunjukkan Soleha sebagai ketua tim pemenangan merupakan keputusan tepat. Mengingat, Solecha memiliki rekam jejak politik yang cukup luas di Kota Bekasi. Ditambah, Solecha juga pernah menjabat sebagai ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Bekasi periode 2014-2019. "Saya kira beliau orang yang kompeten dan orang yang sangat luar biasa untuk bisa memenangkan Pak Uu dan Bu Nurul ke depannya," imbuh dia. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (93.9%)