Sentimen
Positif (80%)
11 Okt 2024 : 21.50

Program Makan Siang Gratis India Kena Inflasi, Menu Rp1.000 Dipotong

12 Okt 2024 : 04.50 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Inflasi pangan yang tinggi di India selama hampir dua tahun telah menyebabkan berkurangnya jatah program makan siang untuk anak-anak miskin. Pasalnya makanan sekolah yang didanai pemerintah mengalami pemotongan akibat naiknya harga sayur, buah, dan kacang-kacangan.

Laporan Reuters, yang dikutip Jumat (11/10/2024), menunjukkan sekolah terpaksa berhemat pada bahan-bahan utama. Pasalnya, anggaran makanan di bawah skema tersebut tidak meningkat selama dua tahun terakhir meskipun harga pangan melonjak.

"Anggaran untuk skema makan siang tidak disesuaikan dengan inflasi secara teratur sebagaimana mestinya, sehingga menurunkan kualitas makanan," kata Dipa Sinha, seorang ekonom pembangunan independen dan peneliti yang bekerja dengan kampanye 'Right For Food', sebuah jaringan nonpemerintah informal yang terdiri dari organisasi dan individu.

"Meskipun pemerintah menyediakan biji-bijian gratis untuk makanan ini, hal itu tidak mengimbangi pengurangan bahan-bahan bergizi lainnya seperti sayuran, kacang-kacangan, susu, dan telur karena anggaran yang tidak memadai," kata Sinha.

Program yang telah berjalan selama tiga dekade ini telah mencakup sekitar 120 juta anak di sejuta sekolah pemerintah dan sekolah yang dibantu pemerintah hingga kelas 8. Guru dan administrator sekolah mengelola kualitas makanan yang disediakan.

Chhabi Nayak, kepala komite pengelola sekolah di desa Ghugudipada, mengatakan kenaikan harga minyak goreng, sayur-sayuran, dan kentang telah menyulitkan penyediaan makanan bergizi bagi siswa. Menurutntya, sekolah memilih jenis kacang lentil yang lebih murah dan melewatkan sayuran yang lebih bergizi seperti wortel untuk mengelola anggaran.

Merujuk sebuah studi bank sentral yang diterbitkan pada Agustus, inflasi pangan India rata-rata mencapai 6,3% antara Juni 2020 dan Juni 2024, dibandingkan dengan 2,9% dalam empat tahun sebelumnya. Inflasi sedikit menurun pada Juli dan Agustus karena efek dasar statistik tetapi diperkirakan akan meningkat lagi bulan lalu.

Meskipun terjadi lonjakan harga ini, anggaran minimum 5,45 rupee (sekitar Rp 1.009) untuk setiap siswa sekolah dasar dan 8,17 rupee (sekitar Rp 1.500) untuk siswa sekolah dasar atas berdasarkan skema tersebut, belum dinaikkan sejak Oktober 2022. Seorang pejabat di Kementerian Pendidikan federal, yang mengelola skema tersebut, mengatakan keputusan untuk meningkatkan alokasi untuk tahun ajaran 2024-2025 saat ini telah ditunda karena pemilihan umum.

Kenaikan harga khususnya terjadi secara terus-menerus pada sayuran, kategori yang mengalami inflasi lebih dari 10% dalam 22 bulan dalam empat tahun terakhir. Kacang-kacangan dan minyak mengalami inflasi dua digit selama 24 bulan dan telur selama 15 bulan selama periode ini.

Guru dari berbagai sekolah di India telah mengatakan inflasi telah menggerogoti anggaran yang ada. Sehingga sulit untuk menyediakan makanan bergizi bagi siswa.

Bahkan buah-buahan tidak disajikan selama enam bulan terakhir dan sayuran hijau telah diganti dengan labu. Susu yang diberikan kepada siswa tidak lebih dari air putih karena komposisi susunya sangat sedikit.


(sef/sef)

Sentimen: positif (80%)