FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Pegiat Medsos Jhon Sitorus, memberikan tanggapannya mengenai tuntutan gaji hakim yang belakangan menjadi sorotan publik.

Menurutnya, mental penegak hukum di Indonesia sangat dipengaruhi oleh besaran gaji yang diterima.

"Mental penegak hukum Indonesia, kalau gak digaji tinggi, gak mau kerja," ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @Jhon_Sotorus86, kemarin.

Jhon juga menekankan bahwa tidak ada hakim yang hidup dalam kemiskinan atau kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Padahal tidak ada hakim yang miskin dan tidak bisa makan," cetusnya.

Lebih lanjut, Jhon menyarankan agar hakim-hakim yang mogok atau cuti kerja sebaiknya dipecat.

"Lebih baik hakim-hakim yang mogok atau cuti kerja dipecat saja," imbuhnya.

Jhon bilang, negara mesti menempuh langkah tegas. Salah satunya mengganti hakim yang mogok kerja dengan mereka yang betul-betul ingin melayani negara.

"Ganti dengan hakim yang benar-benar mau melayani negara ini," tandasnya.

Sebelumnya, Pakar Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Aminuddin Ilmar, memberikan pandangannya mengenai tuntutan kenaikan gaji dan tunjangan bagi para hakim.

Ia menilai bahwa jika permintaan tersebut merupakan hal yang wajar, maka perlu dilakukan pertimbangan yang lebih mendalam.

"Kalau sepanjang tuntutan itu wajar, kan sekarang kalau kita lihat, gaji dan tunjangan hakim itu sudah cukup memadai dibandingkan pegawai lainnya," ujar Prof. Aminuddin, Selasa (8/10/2024).

Dikatakan Prof. Aminuddin, meskipun hakim berperan penting dalam sistem peradilan, gaji dan tunjangan mereka saat ini sudah tergolong memadai.