Sentimen
Negatif (93%)
8 Okt 2024 : 12.55
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Bangka

Kasus: korupsi

Tokoh Terkait

Korupsi Timah Bawa Petaka di Bangka Belitung, Ratusan Orang Korban

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

8 Okt 2024 : 12.55

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Provinsi Bangka Belitung (Babel) tengah tiarap setelah kasus korupsi timah mencuat ke publik. Salah satu yang terkena dampak ialah sektor perhotelan yang harus kehilangan banyak wisatawan.

Memang, belum ada hotel yang tutup. Namun banyak pemilik hotel yang sudah melepas karyawannya untuk dirumahkan. Alhasil makin banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan.

"Untuk sekarang kondisinya memang lagi sepi. Kalau yang tutup hingga saat ini belum ada yang melapor ke PHRI Babel," kata Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bangka Belitung Wendo Adrianto kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (8/10/2024).

"Cuma memang strateginya sudah mulai merumahkan karyawan sambil melihat situasi. Apakah akan berkelanjutan atau mungkin ada kenaikan okupansi di akhir tahun," kata Wendo.

Ia menjelaskan, jumlah pegawai yang dirumahkan belum mencapai ribuan orang, masih sekitar ratusan orang. Namun itu tetap angka yang tidak sedikit.

"Sepertinya belum ada pak. Belum begitu banyak yang dirumahkan karena memang masih operasional seperti biasa. Hanya memang karena mau mengecilkan biaya operasional jadi mulai merumahkan karyawan secara bertahap, sampai keadaan normal," ujar Wendo.

Adapun angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Bangka Belitung (Babel) Triwulan II 2024 tercatat sebesar 1,03%. Kondisi ini membuat Babel menduduki posisi terendah di Sumatera dan Indonesia.

Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB), pertumbuhan ekonomi Babel mencapai Rp 27,06 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 mencapai Rp 15,35 triliun. Melambatnya pertumbuhan ini disebabkan oleh anjloknya kegiatan ekspor timah, termasuk sektor lain.

"Ekonomi Bangka Belitung triwulan II 2024 secara tahunan (yoy) tumbuh sebesar 1,03%. Atau melambat dibandingkan capaian triwulan II 2023 yang tumbuh sebesar 5,13%," jelas Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Babel Toto Haryanto Silitonga, Selasa (6/8/2024).


(dce)

Sentimen: negatif (93.4%)