Kurs rupiah Selasa ditutup melemah karena pernyataan `hawkish` The Fed
Elshinta.com Jenis Media: Ekonomi
Elshinta.com - Analis mata uang Lukman Leong menyatakan bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa sore, disebabkan pernyataan hawkish dari Ketua Bank Sentral AS atau The Fed Jerome Powell.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 66 poin atau 0,44 persen menjadi Rp15.206 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa melemah ke level Rp15.210 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.144 per dolar AS.
“Rupiah melemah terhadap dolar AS yang menguat menyusul pernyataan hawkish dari Kepala The Fed, Powell, akan langkah mereka ke depannya,” ujarnya ketika ditanya Antara, Jakarta, Selasa (1/10).
Powell mengingatkan para investor agar tak berharap apabila The Fed ke depannya akan kembali memangkas suku bunga sebesar 50 basis points (bps). Ketua Bank Sentral AS tersebut mengindikasikan kemungkinan lebih besar adalah pemotongan 25 bps.
Selain itu, faktor lain pelemahan rupiah ialah terkait data inflasi Indonesia yang menunjukkan deflasi pada bulan September. Ini artinya telah terjadi deflasi lima bulan beruntun, sehingga menciptakan kekhawatiran terhadap permintaan yang lemah.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat inflasi Indonesia September 2024 mencapai 1,84 persen secara tahunan (year on year/yoy). Namun, terjadi deflasi 0,12 persen secara bulanan (month to month/mtm) yang menyebabkan Indonesia mengalami deflasi lima bulan beruntun.
“Rupiah besok akan tergantung data manufaktur ISM (Institute for Supply Management) AS dan tenaga kerja JOLT (Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLT) yang akan dirilis nanti malam. Walaupun tanpa ada kejutan dari data nanti malam, besar kemungkinan dolar AS masih akan melanjutkan penguatan oleh faktor Powell tadi, serta eskalasi perang di Timteng (timur tengah) masih akan mendukung USD. Namun, tentunya investor juga masih dalam euphoria stimulus ekonomi China, sehingga walau rupiah melemah (tetapi) akan terbatas,” ungkap Lukman.
Sumber : Antara
Sentimen: netral (44.4%)