Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Sidoarjo
Produk Olahan Rumput PT Asia Sejahtera Mina Sidoarjo Terus Tembus Pasar Eksport
Beritajatim.com Jenis Media: Regional
Sidoarjo (beritajatim.com) – Di badan pusat statik, lndonesia merupakan produsen rumput laut terbesar ke- 2 di dunia. Bahkan Indonesia telah mengeksport lebih dari 232 ribu ton, dan setiap tahunnya ada peningkatan.
Seperti PT. Asia Sejahtera Mina Tambaksawah Waru supplier rumput laut terbesar di Indonesia telah mengekspor rumput laut jenis Eucheuma Cottoni, Echeuma Spinosium dan Gracilaria sp dari beberapa daerah di Indonesia (NTT, Sulawesi, Kalimantan, Bali, dan Maluku) untuk dieksport ke negara-negara di benua Asia, Eropa, hingga Amerika Selatan seperti China. Fillipina, Vietnam, Spain, dan Chille.
Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 2008 itu terus berkomitmen untuk mendukung program hilirisasi pemerintah. Sebagai bentuk komitmen yang dimiliki, pada tahun 2022 PT. Asia Sejahtera Mina melakukan akuisisi PT. Giwang Citra laut yang berbasis di Takalar, Sulawesi Selatan.
Dari akuisisi telah terbentuk produk baru Semi Refine Carragenan (SRC) yang merupakan produk olahan rumput laut yang berbentuk tepung dan digunakan pada industri makanan dan obat-obatan.
“Inovasi ini diciptakan untuk menambah nilai dari produk rumput laut. Tidak berhenti sampai di situ, PT. Asia Sejahtera Mina juga bekerjasama dengan Hijau Inovasi untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk makanan dan bioplastic yang berbahan dasar rumput laut,” tulis Direktur Utama PT Asia Sejahtera Mina Indra Widyadharma melalui rilisnya Minggu (30/6/2024).
Dia menjelaskan, pada tahun 2023 penjualan PT Asia Sejahtera Mina meliputi penjualan lokal dan eksport yang sebagian besar dikirimkan ke negara China mencapai 92,7% yang kebanyakan penjualan didominasi oleh rumput laut jenis cottoni dan per bulan Mei 2024 perusahaan melakukan penjualan rumput laut cottoni ke negara China sebesar 93,2% dari total penjualan selama tahun 2024.
Disebutkan pada tahun 2024 penjualan perusahaan terjadi penurunan penjualan secara YoY (2023 vs 2022) sebesar 19% dan penurunan sebesar 57% secara YoY (1Q 2024 vs 1Q 2023) yang disebabkan oleh penurunan permintaan rumput laut dari pelanggan, khususnya dari luar negeri.
Hal ini disebabkan oleh demand yang menurun dikarenakan ekonomi yang kurang mendukung seperti ketidakstabilan politik di Timur Tengah dan Rusia yang masih berlangsung tetapi diproyeksikan permintaan akan berangsur normal pada Bulan Juli – Agustus 2024.
Penurunan penjualan tersebut berdampak pada penurunan laba kotor Perseroan secara YoY (2023 vs 2022) sebesar 10% dan penurunan sebesar 22% secara YoY (1Q 2024 vs 1Q 2023).
“Perseroan mengalami kerugian yang cukup signifikan pada level Laba (Rugi) Bersih di tahun 2022, 1Q 2023 dan 1Q 2024. Hal ini dipengaruhi secara signifikan oleh Anak Usaha Perseroan, yakni PT Giwang Citra Laut (PT GCL) yang saat ini masih dalam persiapan beroperasi. PT GCL ditargetkan akan beroperasi dan berproduksi di Semester 2 2024,” urainya.
Sambung Indra rencana PT Giwang Citra Laut akan mulai produksi dibulan Agustus 2024, perusahaan memperkirakan kenaikan penjualan sebesar $500.000 dan keuntungan meningkat $30.000, Pada kuartal 4 diperkirakan adanya kenaikan penjualan sebesar $1.800.000 dan keuntungan $108.000,” urainya.
Masih menurut Indra, terjadi peningkatan jumlah aset secara YTD pada 1Q 2024 dibandingkan Tahun 2023 sebesar 1,5%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah persediaan yang dimiliki oleh perseroan sebesar 4,7% secara YTD.
Juga terjadi peningkatan jumlah liabilitas secara YTD pada 1Q 2024 dibandingkan Tahun 2023 sebesar 5,6%, karena adanya peningkatan pada utang pembiayaan yang jatuh tempo dalam setahun sebesar 26,1%. Namun, secara YTD terdapat penurunan utang bank yang telah jatuh tempo sebesar 57%.
“Dan terdapat penurunan jumlah ekuitas secara YTD pada 1Q 2024 dibandingkan Tahun 2023 sebesar 1,9%. Hal ini disebabkan oleh rugi yang dialami Perseroan pada periode 1Q 2024,” pungkasnya. (isa/ted)
Sentimen: positif (99.8%)