Sentimen
Negatif (79%)
25 Sep 2024 : 19.35
Informasi Tambahan

Event: Rezim Orde Baru

Kasus: covid-19

China Kuasai Dunia, Prabowo Bakal Sulit Bangkitkan Industri RI

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

25 Sep 2024 : 19.35

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Terpilih Prabowo Subianto berambisi untuk menjadikan Indonesia kembali sebagai negara industri, sebagaimana saat zaman orde baru. Namun, untuk mengalahkan industrialisasi China kini semakin sulit.

Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Burhanuddin Abdullah mengatakan, saat zaman orde baru, sebetulnya Indonesia hampir dinobatkan sebagai negara industri oleh United Nation Industrial Development Organization (UNIDO).

Ini karena sumbangan pertumbuhan industri manufaktur atau industri pengolahan hampir mencapai 30% dari produk domestik bruto (PDB), tepatnya di kisaran 29% pada 1996. Namun, kini yang terjadi malah deindustrialisasi karena share terhadap PDB hanya 18%.

"Kalau UNIDO predikatnya 30% ke atas kita negara industri, 20-30% industrializing country, sedangkan kurang dari 20% pra industri. Nah sekarang ternyata kita dari 29% ke 18%, itu pra industri," kata Burhanuddin dalam acara UOB Economic Outlook 2024, Jakarta, Rabu (25/9/2024).

Oleh sebab itu, di bawah masa kepemimpinan Prabowo mulai pelantikan 20 Oktober 2024 mendatang, Burhanuddin mengatakan bahwa Indonesia akan kembali didorong sebagai negara industri untuk penciptaan lapangan kerja, pengurangan impor, hingga pemenuhan kebutuhan berbagai barang, khususnya barang pokok untuk dalam negeri.

Namun, Burhanuddin mengakui, pengembangan industrialisasi ke depan akan penuh dengan tantangan, terutama akibat strategi China yang terus fokus menjadikannya sebagai negara industri, melalui produksi masal berbagai barang murah dengan kualitas yang terjaga.

"Sehingga ini sangat menyulitkan kita apalagi dengan situasi sekarang barang kali ada 48% barang manufaktur dibuat oleh China, dengan kualitas lebih baik dan harga murah," ujar Burhanuddin.

"Andai kata kita bisa cari apa barang manufaktur yang bisa kita buat, barang kali belum tentu murah. Kita merasa terpojok di sini karean itu industrialisasi hilirisasi bisa berbasis SDA (Sumber Daya Alam)," tegasnya.

Meski aktivitas ekonominya tengah melambat, dari sebelum Covid-19 tumbuh di kisaran 8% dan kini hanya kisaran 5%, China kata Burhanuddin juga tidak mengambil strategi untuk menggeliatkan dulu permintaan domestiknya, melainkan terus fokus memproduksi barang manufaktur untuk membanjiri pasar global.

"Dia dalam keadaan sulit pun dia ingin mempertahankan pertumbuhannya dengan bukan menaikkan domestik demand dia tetap industrialisasi, jadi ya memang bukan masalah indonesia saja, semua negara bermasalah dengan China karena China membuat segala macam," kata Burhan.

Burhanuddin memastikan, meski hambatan ke depan besar, pemerintah Prabowo akan terus melaksanakan program industrialisasi ke depan, khususnya melalui cara hilirisasi 21 komoditas yang ada di Indonesia. Tapi ia tak memungkiri, industrialisasi produk kimia hingga tekstil dan produk dari tekstil juga akan terus didorong dengan cara memetakan niche market atau pasar spesifik yang tertarget.

"Kalau kita bisa pilih nieche market yang cocok kita masih bisa compete. Dan ya hiliriasi lah, saya kira hilirisasi untuk 21 komoditas sangat resourceful dan sangat substantif ke depan," ucapnya.

Burhanuddin juga mengakui industrialisasi untuk produk ekonomi digital juga sebetulnya menjanjikan. Sebab, ia mengaku sempat makan malam dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie dan diinformasikan bahwa potensi digitalisasi ekonomi Indonesia bisa mencapai US$ 300-800 miliar.

"Kata dia US$ 800 miliar, bahkan dari AI (artificial intelligance) saja US$ 300 sekian miliar. Saya tentu terkagum-kagum dan berharap ini akan menjadi sebuah kenyataan bagi republik kita," tuturnya.


(arj/mij)

Sentimen: negatif (79%)