Bukan Cuma Asal Minum Obat, Makanan Juga Picu 'Kebal' Antibiotik? Ini Kata Pakar
Detik.com Jenis Media: Kesehatan
Jakarta -
Resistensi antimikroba (AMR) bisa terjadi ketika bakteri, virus, jamur, dan parasit tidak lagi merespons obat-obatan antimikroba. Hal ini membuat banyak infeksi menjadi lebih sulit untuk diobati dan meningkatkan risiko dari penyebaran penyakit.
Terkait dengan bakteri, epidemiolog Profesor Wiku Adisasmito menjelaskan penggunaan antibiotik yang tidak bijak dapat membuat seseorang menjadi kebal terhadap obat-obat tertentu. Bisa karena waktu konsumsi yang berlebihan, cara konsumsi yang tidak tepat, atau berhenti mengonsumsi sebelum batas hari yang dianjurkan dokter.
Selain itu, Prof Wiku menambahkan makanan yang dikonsumsi manusia juga bisa menjadi faktor munculnya resistensi terhadap antibiotik tertentu. Meski begitu, kemungkinan ini relatif kecil karena tidak selalu ada residu antibiotik.
"Misalnya pakannya dikasih antibiotik, atau misal dia (hewan) lagi diobati pakai antibiotik. Kan masih ada antibiotiknya kan (di tubuh hewan)," ujar Prof Wiku saat dihubungi detikcom, Selasa (24/9/2024).
Namun, antibiotik tersebut bisa saja hilang dari tubuh hewan ketika para peternak tersebut berhenti memberikan antibiotik dalam kurun waktu tertentu.
"Tapi kalau antibiotiknya dihentikan, secara bertahap ya antibiotiknya akan hilang dari tubuhnya juga," katanya.
"Melalui kotoran, air seninya. Air seni kalau dalam waktu paruhnya di lingkungan belum selesai, bisa masuk ke pertanian," sambungnya.
Prof Wiku menegaskan, untuk mengatasi permasalahan terkait AMR di Indonesia ini diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.
"Kalau dokter hewan dan dokter (manusia) nggak berhubungan, nggak berkomunikasi, nggak berbagi data? Padahal kan hewannya juga dikonsumsi manusia," kata Prof Wiku.
"Satu lagi di pertanian, untuk beberapa komoditas tertentu dia sensitif terhadap virus, bakteri, dan parasit yang mungkin saja beda. Tapi dia juga menggunakan antimikrobial yang cocok," tutupnya
(dpy/naf)
Sentimen: negatif (91.4%)