Sentimen
Negatif (100%)
23 Sep 2024 : 06.30
Partai Terkait

Perang Arab Makin Ngeri, PBB Warning Negara Ini Jadi "Gaza" Baru

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

23 Sep 2024 : 06.30

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa Lebanon bisa berubah menjadi "Gaza" baru. Ini diutarakannya di tengah eskalasi antara Israel dan kelompok bersenjata di sana, Hizbullah.

Kelompok militan Lebanon dan militer Israel telah saling tembak selama 11 bulan di tengah perang Israel dengan Hamas, sekutu Hizbullah, di Gaza. Namun ketegangan meningkat minggu ini setelah serangkaian serangan terhadap Hizbullah yang menargetkan perangkat elektronik kelompok militan tersebut.

Dilaporkan bagaimana Hizbullah menembakkan lebih dari 100 roket ke Israel utara pada Minggu dini hari, saat Israel membombardir Lebanon dengan ratusan serangan. Serangan roket Hizbullah terjadi setelah Israel melancarkan serangan udara di Beirut pada hari Jumat yang menewaskan sedikitnya 45 orang, termasuk seorang pemimpin tinggi kelompok militan tersebut, Ibrahim Akil, dan beberapa pejuang lainnya serta wanita dan anak-anak.

"Ada potensi eskalasi yang jauh lebih kuat. Dan itulah yang membuat saya khawatir," kata Guterres kepada CNN International, dikutip Senin (23/9/2024).

"Kemungkinan ini mengubah Lebanon menjadi Gaza lain, yang menurut saya akan menjadi tragedi yang menghancurkan bagi dunia," tegasnya.

Perlu diketahui pertempuran di Gaza telah membuat wilayah tersebut hancur. Warga Palestina di sana harus tidur di tenda-tenda pengungsian dan berada di ambang kelaparan.

Mengutip laman Turki Anadolu Agency, yang merujuk Kementerian Kesehatan Gaza, setidaknya hingga kini 41.400 warga Gaza tewas sejak Israel menyerang Oktober. Sebanyak 95.818 warga Palestina terluka.

Guterres sendiri sebelumnya menyebut situasi di Gaza sebagai "bencana kemanusiaan yang dahsyat". Meski sejumlah negara, Qatar, Mesir dan Amerika Serikat (AS) tengah mengupayakan proposal gencatan senjata ke Israel dan Hamas, perang belum berhenti,

"Bagi saya jelas bahwa kedua belah pihak tidak tertarik pada gencatan senjata. Dan itu adalah tragedi karena ini adalah perang yang harus dihentikan," kata Guterres lagi.

"Padahal kesepakatan yang diusulkan sebelumnya cukup masuk akal... kedua belah pihak harus berada dalam posisi untuk menerima," tambahnya.

Pada hari Selasa, pager yang digunakan oleh ratusan anggota Hizbullah meledak hampir bersamaan di Lebanon dan Suriah. Keesokan harinya, lebih banyak perangkat elektronik, kali ini walkie-talkie, meledak di Lebanon.

Setidaknya 37 orang, termasuk dua anak-anak, tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka akibat kedua serangan tersebut. Kedua serangan yang menargetkan Hizbullah secara luas diyakini dilakukan oleh Israel, tetapi Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Kita belum pernah sedekat ini dengan perang habis-habisan, tetapi itu masih dapat dihindari karena kita belum melewati titiknya," kata juru bicara organisasi nonpemerintah European Leadership Network-Israel (ELNET) Daniel Shadmy, dikutip dari laman AS, Newsweek.

"Seiring berlanjutnya aksi saling balas antara Israel dan Hizbullah, kita semakin dekat dengan salah perhitungan dan eskalasi permusuhan yang dramatis," tambahnya memberi peringatan.

"Israel telah memberi isyarat bahwa pindah ke tahap berikutnya dari rencana perangnya melawan Hizbullah adalah pilihan nyata, tetapi itu bukan sesuatu yang tak terelakkan," kata seorang analis regional dan mantan pejabat intelijen Israel Avi Melamed.

Sebelumnya, Dalam pernyataan terbarunya Minggu, dikutip dari AFP, Wakil Kepala Hizbullah Naim Qassem mengatakan pada bahwa kelompoknya berada dalam "fase baru" di pertempurannya melawan Israel. Ia menyebut perang terbuka sudah terjadi.

"Kami telah memasuki fase baru, yaitu 'perhitungan terbuka' dengan Israel," kata Qassem pada upacara pemakaman seorang komandan senior Hizbullah yang tewas dalam serangan Israel Jumat, dikutip dari AFP.

"Ancaman tidak akan menghentikan kami... Kami siap menghadapi semua kemungkinan militer," katanya lagi.

"Serangan Hizbullah terhadap fasilitas produksi militer Israel dan pangkalan udara di dekat Haifa, Israel utara, pada hari Minggu merupakan bagian dari perhitungan terbuka' yang baru," ujarnya lagi.

"Hanya gencatan senjata di Gaza yang akan menghentikan serangan lintas batas," tambahnya dikutip laman yang sama.

Sementara itu, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa Israel telah mendaratkan serangkaian pukulan terhadap Hizbullah.

"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mendaratkan serangkaian pukulan terhadap Hizbullah yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Jika Hizbullah tidak menerima pesan itu, saya jamin mereka akan menerima pesan itu," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

"Tidak ada negara yang dapat menoleransi serangan terhadap warga negaranya, serangan terhadap kota-kotanya. Dan kami, Negara Israel, juga tidak akan menoleransinya," katanya, sambil bersumpah untuk memulangkan penduduk Israel utara yang mengungsi akibat pertempuran selama hampir setahun ke rumah mereka.


(sef/sef)

Sentimen: negatif (100%)