Sentimen
Negatif (100%)
19 Sep 2024 : 06.10
Informasi Tambahan

Event: Olimpiade

Kab/Kota: Kairo, Washington, Paris

Kasus: pembunuhan, Teroris

Partai Terkait

Perang Arab Menggila! Ledakan Pecah di Mana-Mana, AS-Eropa Ketar-Ketir

19 Sep 2024 : 06.10 Views 3

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Jakarta, CNBC Indonesia - Perang di jazirah Arab semakin "menggila". Situasi semakin tak kondusif pasca ledakan massal besar-besaran 3.000 pager yang digunakan warga yang terkait kelompok Hizbullah, di Lebanon, Selasa waktu setempat, disusul kemudian ledakan ratusan walkie-talkie kelompok senjata yang sama Rabu.

Ledakan perangkat komunikasi pager Selasa, setidaknya membuat 12 orang tewas, termasuk anak-anak, dan ribuan luka, di mana 200 kritis. Hizbullah menunjuk Israel bertanggung jawab meski Negeri Zionis diam seribu bahasa setelah mengumumkan "tujuan perang yang meluas" tak hanya menyerang Hamas tapi juga Hizbullah, Senin.

Ledakan Rabu, menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 450 lainnya. Ledakan pecah tak hanya di Beirut, tapi juga di Lebanon selatan dan timur.

Perlu diketahui Hizbullah adalah proksi Iran di Timur Tengah yang bersekutu dengan Hamas, penguasa Jalur Gaza. Hizbullah sudah beberapa bulan lebih terlibat baku tembak lintas batas dengan Israel karena protes terhadap serangan Israel ke Gaza yang menewaskan 41.000 lebih warga.

Lalu apa saja fakta lainnya? Berikut rangkuman CNBC Indonesia dikutip Kamis (19/8/2024).

Ratusan Walkie Talkie Hizbullah Meledak

Mengutip The Guardian, seorang sumber di Hizbullah mengonfirmasi bahwa walkie-talkie yang digunakan oleh kelompok tersebut menjadi sasaran serangan baru. Seorang sumber keamanan senior mengatakan ledakan-ledakan itu mirip dengan serangan pager, dimulai sejak Rabu sore.

Hal sama juga dilaporkan Associated Press (AP) mengutip TV Hizbullah, Al Manar. Di Baalbek ledakan terjadi saat prosesi pemakaman anggota Hizbullah berlangsung sementara satu lainnya meledak di dalam sebuah apartemen.

"Gumpalan asap tebal terlihat dari gedung tersebut dalam sebuah foto yang disebarkan oleh NNA. Militer Lebanon telah menghimbau masyarakat untuk tidak berkumpul di area tempat terjadinya insiden karena tim medis berusaha mencapai area tersebut," tambahnya.

AS Warning Perang Melebar

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) memberi respons. Gedung Putih memperingatkan semua pihak terhadap eskalasi di Timur Tengah (Timteng) setelah dua hari ledakan di Lebanon, yang secara luas dikaitkan dengan Israel, pada perangkat genggam yang menargetkan kelompok militan Hizbullah.

"Kami masih tidak ingin melihat eskalasi dalam bentuk apa pun," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan, dimuat AFP.

"Kami tidak percaya bahwa cara untuk menyelesaikan krisis ini adalah dengan operasi militer tambahan sama sekali," tambahnya.

"Kami masih percaya bahwa cara terbaik untuk mencegah eskalasi, untuk mencegah front lain terbuka di Lebanon, adalah melalui diplomasi," kata Kirby.

Dalam kesempatan yang sama, Kirbi kembali mengingatkan narasi "Israel memiliki hak untuk membela diri". Ini diutarakannya saat seorang wartawan bertanya soal keterlibatan Israel dalam ledakan pada pager dan walkie-talkie di Lebanon dan apakah Israel masih dikategorikan "mematuhi hukum humaniter internasional".

"Bagaimana mereka melakukannya penting bagi kami, dan kami tidak malu untuk melakukan percakapan semacam itu dengan Israel sebagaimana mestinya," katanya tanpa mengonfirmasi keterlibatan Israel.

Ia juga menyebut AS tak terlibat dalam insiden. Pernyataan yang kembali diulangi sejak ledakan pager terjadi Selasa.

Barat Ketar-Ketir Perang Habis-habisan

Sementara itu, Diplomat senior dari AS, Inggris, Jerman, Prancis, dan Italia akan bertemu pada hari Kamis di Paris untuk membahas ketegangan yang meningkat di Timur Tengah. Seorang sumber menegaskan ini pada Rabu, mengutip AFP.

Pertemuan tersebut terjadi di tengah kekhawatiran akan perang habis-habisan melanda wilayah tersebut. Apalagi perang masih berkecambuk di Gaza, Palestina, dan ribuan ledakan di Lebanon akibat sabotase pager dan walkie-talkie kelompok Hizbullah, serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, terjadi dengan pelaku merujuk ke Israel.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga akan bergabung dengan rekan-rekannya dari sekutu Washington di ibu kota Prancis. Ini setelah membahas kemungkinan gencatan senjata perang Gaza di Kairo.

Selama kunjungannya, yang bertujuan menyelamatkan negosiasi yang macet untuk mengakhiri konflik, ia mengatakan gencatan senjata di Gaza akan menjadi cara terbaik untuk menghentikan kekerasan menyebar di Timur Tengah.

Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani, yang mengatakan ia akan hadir, menambahkan bahwa kelompok itu juga akan membahas perang di Ukraina.

Aksi Mata-Mata Israel Mossad?

Ledakan Lebanon membuat sejumlah pihak mengamati badan intelijen Mossad. Tampaknya, Mossad disebut telah melakukan pembalasan ke musuh Israel.

Para ahli dan beberapa media Israel mengatakan operasi pager tersebut menunjukkan tanda-tanda yang jelas dari pekerjaan Mossad. Ini sama kejamnya dengan balas dendam awal tahun 1970-an Israel terhadap mereka yang berada di balik kematian 11 atlet Israel di Olimpiade Munich.

"Ledakan serentak pada hari Selasa ... 'merupakan pertunjukan menakjubkan' lainnya dari kecakapan intelijen Israel", kata John Hannah dari Institut Yahudi untuk Keamanan Nasional Amerika.

"Mossad telah menunjukkan kemampuan berulang tidak hanya untuk menembus jaringan paling sensitif musuh terburuknya, tetapi kemudian melaksanakan operasi dengan presisi dan mematikan yang luar biasa kapan pun ia memilih untuk melakukannya," kata mantan penasihat keamanan nasional wakil presiden AS Dick Cheney itu.

Dewan Keaamanan PBB Rapat Mendadak

Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan bertemu untuk membahas gelombang ledakan mematikan di Lebanon yang menargetkan perangkat yang digunakan oleh Hizbullah. Pertemuan tersebut, yang diminta oleh anggota dewan Aljazair.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada hari Rabu bahwa objek sipil tidak boleh dijadikan senjata. Ia mengatakan ini merupakan aturan yang seharusnya diterapkan oleh semua pihak.

"Saya pikir sangat penting untuk ada kontrol yang efektif terhadap objek sipil, bukan untuk menjadikan objek sipil sebagai senjata -- itu seharusnya menjadi aturan yang... harus dapat diterapkan oleh pemerintah," kata Guterres dalam sebuah pengarahan di markas besar PBB.

Israel Lakukan Pembunuhan Massal

Iran menyebut Israel melakukan "pembunuhan massal" setelah ledakan ribuan perangkat komunikasi milik kelompok Hizbullah. Juru bicara kementerian luar negeri Nasser Kanani mengatakan negerinya mengutuk tindakan teroris rezim Zionis "sebagai contoh pembunuhan massal".

"Memerangi aksi teroris rezim (Israel) dan ancaman yang timbul darinya adalah kebutuhan yang jelas," katanya.

"Komunitas internasional perlu bertindak cepat untuk melawan impunitas otoritas kriminal Zionis," tambahnya.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi, juga memposting pernyataan di media sosial (medsos) X, mengutuk apa yang disebutnya "terorisme Israel". Ini ditegaskannya menyusul panggilan telepon dengan mitranya dari Lebanon Abdallah Bou Habib.

Perlu diketahui, duta besar Iran untuk Lebanon Mojtaba Amani, menjadi mereka yang terluka dalam ledakan pager hari Selasa. Ia disebut menderita cidera di tangan dan wajah.


(sef/sef)

Sentimen: negatif (100%)