Sentimen
17 Sep 2024 : 18.51
Informasi Tambahan
Kasus: stunting
Tokoh Terkait
Budi Hartono
Heru Budi Sebut "Urban Farming" Bisa Atasi Stunting di Jakarta Megapolitan 17 September 2024
Kompas.com Jenis Media: Metropolitan
17 Sep 2024 : 18.51
Heru Budi Sebut "Urban Farming" Bisa Atasi Stunting di Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
- Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta
Heru Budi Hartono
menyebut,
urban farming
dapat mengatasi masalah
stunting
karena memanfaatkan hasil panen sayur, buah, dan ikan yang dibudidayakan sendiri.
Heru mendorong warga Jakarta untuk mandiri dalam urusan ketahanan pangan.
"Kita bisa melihat berbagai potensi tersebut jika dapat dimanfaatkan dengan baik. Jakarta dapat lebih cepat mengatasi
stunting
dari pemanfaatan hasil panen sayuran, buah-buahan, dan ikan," ucap Heru dalam acara Festival
Urban Farming
Tahun 2024, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (17/9/2024).
Heru menuturkan, kegiatan
urban farming
dinilai penting dalam pemanfaatan lingkungan dengan penanaman di lahan terbatas.
"
Urban farming
dapat menghasilkan pangan bergizi bagi keluarga dan mampu membantu mengendalikan inflasi daerah maupun nasional," kata dia.
Keterbatasan lahan dianggap bukan suatu halangan bagi warga untuk bisa menanam buah dan sayur sendiri.
"Kita masih bisa menanam pohon produktif maupun pohon pelindung di lahan-lahan kosong, fasilitas umum, bawah kolong jalan tol, pinggir danau, bantaran kali, lahan perkantoran, dan lain-lain," ucap dia.
Mantan wali kota Jakarta Utara tersebut memberikan catatan bagi warga yang ingin mulai menanam jenis tanaman harus disesuaikan dengan karakteristik lahan.
"Agar tanamannya tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal," tutur dia.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi
stunting
di Jakarta masih di bawah angka nasional, nomor dua terendah di Indonesia.
Pada 2022 tercatat 14,8 persen, sedangkan pada 2023 mencapai 17,6 persen.
Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta melakukan Active Case Finding sepanjang 2023 dengan secara aktif menemukan kasus anak-anak bermasasalah gizi termasuk stunting.
Jemput bola dilakukan melalui upaya
door to door
untuk mengukur status gizi balita.
Selain itu, juga dilakukan kegiatan Posyandu yang memberikan beragam fasilitas untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, salah satunya memeriksakan status gizi dan mendapatkan edukasi.
"Kami melakukan intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dijalankan secara konvergen, holistik, integratif, serta berkualitas, melalui kerja sama multisektor," kata Kepala Dinkes Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangan yang diterima
Kompas.com,
Rabu (5/6/2024).
Intervensi spesifik dilakukan sesuai dengan
life cycle
, mulai dari remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, hingga balita.
Dinkes Jakarta memberikan perhatian khusus di setiap tahap ini. Remaja putri, misalnya, diberikan tablet tambah darah (TTD) dan skrining hemoglobin (Hb) di kelas 7 dan 10.
Sedangkan calon pengantin diberikan edukasi kesehatan dan tata laksana masalah.
Untuk anak usia prasekolah, Dinkes Jakarta memantau pertumbuhan dan perkembangan secara langsung, memberikan obat, serta vitamin A.
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (98.4%)