Sentimen
Netral (96%)
17 Sep 2024 : 17.03
Tokoh Terkait

Ketum PP Muhammadiyah Soal Pengelolaan Tambang: Selama Ini Dikuasai Konglomerat

Beritasatu.com Beritasatu.com Jenis Media: Ekonomi

17 Sep 2024 : 17.03

Jakarta, Beritasatu.com - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir merespons terkait pihaknya yang mendapatkan konsesi tambang dari pemerintah. Ia menyebut masyarakat tidak perlu meremehkan ormas dalam mengelola tambang.

Haedar menekankan masyarakat perlu memahami bahwa ormas mengelola tambang adalah bagian dari bidang bisnis yang selama ini hanya dikelola konglomerat semata.

"Saya pikir masyarakat perlu diajak untuk lebih memahami persoalan tambang itu bahwa ini program sebagaimana program pada umumnya, yakni di bidang usaha, di bidang bisnis yang mungkin berbeda itu selama ini dikuasai oleh mereka yang disebut dengan konglomerat, bergeser ke ormas," ujarnya kepada wartawan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9/2024).

Haedar meminta publik tidak memandang sebelah mata terhadap Muhammadiyah terkait pengelolaan tambang. Dia menegaskan Muhammadiyah memiliki profesionalitas yang tinggi karena memiliki pengalaman dalam berbisnis.

"Jangan underestimate, kami Muhammadiyah itu kan juga bisa bangun sekolah, lembaga pendidikan tinggi, rumah sakit, dan usaha bisa bikin hotel. Insyaallah bisa juga menjalankan program-program berskala besar, tentu dengan rasionalitas yang tinggi, profesionalitas," ujarnya.

Haedar menekankan aspek lingkungan bakal menjadi fokus Muhammadiyah dalam mengantisipasi perubahan iklim dan dampak dari pertambangan.

"Kita punya Muhammadiyah Climate Center. Satu-satunya ormas yang punya lembaga untuk antisipasi terhadap perubahan iklim dengan segala dampak lingkungannya yang dahsyat. Jadi Insyaallah bahwa kami mengelola tambang, dan juga mengelola berbagai aktivitas bisnis untuk kesejahteraan masyarakat dan untuk juga selalu terkoneksi dengan menjaga dan merawat lingkungan," paparnya.

Haedar pun meminta kepada rekan media untuk memahami persoalan Muhammadiyah dalam mengelola tambang secara proporsional, objektif, dan konstruktif. "Bahwa nanti ada kekurangan-kekurangan di antara kita, saya pikir terus diperbaiki dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," pungkasnya.

Sentimen: netral (96.2%)