Sentimen
Negatif (100%)
13 Sep 2024 : 20.56
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Pati, Dukuh, Purworejo

Tokoh Terkait

Tanah Bergerak di Pati Rusak Puluhan Bangunan, Pj Bupati: "Nggak" Ada Kaitan dengan "Megathrust" Regional 13 September 2024

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Regional

13 Sep 2024 : 20.56
Tanah Bergerak di Pati Rusak Puluhan Bangunan, Pj Bupati: "Nggak" Ada Kaitan dengan "Megathrust" Tim Redaksi   PATI, KOMPAS.com - Fenomena tanah bergerak yang merusak puluhan bangunan di pinggir Sungai Silugonggo, Dukuh Guyangan, Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Pati , Jawa Tengah menjadi perhatian serius Pemkab Pati. Penjabat (Pj) Bupati Pati Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan, jenis tanah di kawasan terdampak adalah lempung yang bersifat padat jika menyerap air. Sebaliknya, tanah liat menjadi sangat keras saat kering, sehingga menyebabkan penyusutan dan keretakan tanah.  Karenanya, wilayah di tepian Sungai Silugonggo tersebut tidak selazimnya didirikan bangunan permanen. Peristiwa tanah bergerak di Dukuh Guyangan imbuhnya, dipicu penyusutan debit sungai akibat kemarau panjang dan faktor lainnya. Sujarwanto pun memastikan musibah ini tidak ada kaitannya dengan megathrust . " Nggak ada kaitan dengan megathrust fault . Saya sudah meninjau ke sana. Bangunan semestinya diharapkan jangan di situ. Tapi masyarakat ada yang buka usaha di situ, itulah yang jadi keprihatinan. Akhirnya terbawa oleh rekahan tanah kemudian rusak rumahnya. Inilah yang akan kami ajak menata kembali," kata Sujarwanto, yang pernah menjabat Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng ini, Jumat (13/9/2024).
DOKUMEN PEMDES PURWOREJO Puluhan bangunan di Dukuh Guyangan, Desa Purworejo, Kecamatan/Kabupaten Pati, Jawa Tengah mengalami kerusakan diduga akibat fenomena tanah bergerak. Menurut Sujarwanto, sampel tanah lempung dari lokasi kejadian tanah bergerak telah dikirim ke laboratorium untuk dikaji. Tujuannya untuk mengetahui tingkat susutnya bila kekurangan air. Sehingga bisa diketahui kadar air paling ideal untuk mengantisipasi tanahnya tidak rekah atau pecah. "Nanti treatment -nya bisa dikupas, bisa juga di situ tapi kadar airnya dijaga. Caranya dengan sering-sering disiram. Air yang bersih, bekas mandi yang masih bersih, bukan kotoran, bisa disiramkan untuk menjaga kadar air terbaik. Sebab tanah di sana kalau berlebihan air becek, kalau air habis dia rekah," katanya lagi. Meski demikian, Sujarwanto menganjurkan masyarakat supaya membangun rumah atau tempat usaha di kawasan yang berisiko tanah bergerak. Berdasarkan laporan BPBD Pati, tanah bergerak di Dukuh Guyangan merusak 21 bangunan dengan retakan tanah sepanjang 400 meter lebih. "Itu yang sedang kita lihat. Makanya saya sampaikan, kalau berusaha maupun bertempat tinggal, sebaiknya di tempat yang daerah yang memang layak untuk tempat tinggal," kata Sujarwanto ketika ditanya apakah sebetulnya warga dilarang mendirikan bangunan di wilayah tepian sungai tersebut.    Saat ini, Pemkab Pati sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana untuk penanganan bangunan terdampak tanah bergerak di bantaran sungai Silugonggo tersebut. "Untuk pemulihan rumah warga akan diupayakan segera, maka penanganan dari BBWS coba diupayakan untuk pemulihan kembali," tambahnya. Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Pati, Martinus Budi Prasetyo, menyampaikan, fenomena tanah bergerak yang merusak puluhan bangunan di pinggir Sungai Silugonggo, Dukuh Guyangan disebabkan oleh berbagai faktor.  "Selain perubahan iklim atau kemarau panjang yang mengakibatkan debit sungai mengering, human error juga. Struktur tanah kering di pinggir sungai mudah retak dan hancur. Kesalahan manusia juga nekat mendirikan bangunan permanen di sana," kata Budi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (11/9/2024). Meski perisitiwa alam serupa belum pernah terjadi sebelumnya, Budi mengimbau warga yang tinggal di bantaran sungai untuk lebih waspada. "Warga terdampak tanah bergerak sudah diminta untuk mengosongkan bangunan dan mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata dia. "Logikanya tanah lempung berair jika diremas-remas tidak akan pecah. Sebaliknya tanah kering akan remuk. Kami juga sudah mengupayakan penggelontoran air ke Sungai Silugonggo dari bendung wilalung atau kedungombo," imbuhnya. Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (100%)