Sentimen
Positif (94%)
13 Sep 2024 : 08.34
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Hyundai, Tesla, Wuling, Geely

Tokoh Terkait

Dijegal di AS dan Eropa, Mobil Listrik China Ramai-ramai Serbu Asia Tenggara

Detik.com Detik.com Jenis Media: Otomotif

13 Sep 2024 : 08.34
Jakarta -

Produsen mobil listrik asal China dijegal di Eropa dan Ameriuka Serikat. Dengan kondisi seperti itu, mereka diiindikasikan mengalihkan pasar ke Asia Tenggara.

Bersama Tesla, BYD saat ini dianggap sebagai penguasa pasar mobil listrik dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, kedua mereka tersebut berada di puncak penjualan kendaraan ramah lingkungan.

Namun BYD, dan merek-merek China lainnya, dijegal langkahnya di Eropa dan Amerika Serikat. Termasuk Kanada, negara-negara tersebut mengenakan tarif tinggi buat produk-produk mobil listrik Negeri Tirai Bambu.

Diberitakan sebelumnya, Uni Eropa menaikkan tarif terhadap mobil listrik China. Hal ini dilakukan untuk melindungi industri di Benua Biru tersebut. Tarif akan berbeda untuk masing-masing produsen berkisar di rentang 17,4 persen hingga yang tertinggi 37,6 persen. Sebelumnya bea masuk untuk mobil listrik buatan China di Eropa hanya dikenakan tarif 10 persen.

Sementara Amerika Serikat mengenakan tarif hingga 100% untuk beberapa China, termasuk mobil listrik. Padahal sebelumnya Pemerintahan Joe Biden hanya mengenakan tarif 25%.

BYD sejatinya tidak tinggal diam dengan kondisi itu. Mereka dikabarkan akan membangun pabrik di Turki dan Amerika Utara untuk mensiasati tarif tinggi yang dikenakan Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Great Wall Motor Tank 500 Foto: Ridwan Arifin

Penetrasi Mobil China di ASEAN

Sebagai alternatif, Asia Tenggara dianggap sebagai pasar yang lebih ramah. Hal tersebut dikarenakan negara-negara di kawasan ini lebih terbuka terhadap mobil listrik asal China dan tidak memiliki banyak produsen mobil domestik.

Pun begitu, negara-negara Asia Tenggara masih termasuk baru terpapar oleh mobil-mobil listrik yang membuat pertumbuhan pasarnya masih tinggi.

Investasi dalam fasilitas produksi lokal di Asia Tenggara juga dapat membantu mengurangi tingginya tarif dan menurunkan harga jual mobil. Merek mobil listrik asal China seperti Great Wall Motor dan BYD sudah mulai membangun pabrik di Thailand.

BYD bahkan telah menginvestasikan dana hampir setengah miliar dollar di Thailand dan mengklaim sebagai merek mobil listrik terlaris di negara tersebut dengan penguasaan pasar mobil 'energi terbarukan' mencapai 40%.

Selain BYD, banyak mobil merek China lainnya juga masuk pasar Asia Tenggara. Sebut saja Geely, Chery, dan Xpeng.

Jualan mobil listrik Wuling dengan cepat disalip BYD. Foto: SGMW Motor Indonesia

Dikutip dari Fortune, BYD juga menjadi brand paling populer kedua di Singapura pada semester pertama 2024. Sementara di Malaysia, BYD juga telah masuk 10 besar penjualan tertinggi pada enam bulan pertama tahun ini.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Berdasarkan data Gaikindo, BYD mencatatkan penjualan yang tak kalah impresif. Pada Agustus 2024 saja mereka telah melesat masuk 10 besar brand mobil paling laris.

BYD ada di posisi enam penjualan mobil paling laris dengan angka penjualan wholesales mencapai 2.940 dan reatil pada angka 2.389. BYD telah mengungguli Wuling dan Hyundai, yang lebih dulu melakukan penetrasi pasar mobil listrik di Indonesia.


(din/din)

Sentimen: positif (94.1%)