Sentimen
Negatif (96%)
13 Sep 2024 : 13.05
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Samsung

Kab/Kota: Hanoi

Tokoh Terkait

Topan Terkuat Asia Acak-Acak Tetangga RI, 226 Orang Tewas

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

13 Sep 2024 : 13.05

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah korban tewas akibat Topan Yagi di negara tetangga RI, Vietnam, masih terus meningkat. Berdasarkan data Kamis, jumlah warga meninggal kini menjadi 226, sebagaimana dimuat Reuters, Jumat (13/6/2024).

Topan Yagi sebenarnya menyerang sejak akhir pekan lalu. Bukan hanya menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di bagian utara negara itu, badai terkuat Asia tersebut juga membuat Hanoi mengalami banjir parah.

Namun kemarin, tekanan banjir di beberapa distrik ibu kota mulai mereda. Sebelumnya kota itu mengevakuasi ribuan orang yang tinggal di dekat Sungai Merah yang meluap karena airnya naik ke level tertinggi dalam 20 tahun.

"Banyak kesedihan di kota itu dan ada banyak kekhawatiran hingga malam hari," kata salah satu CEO Yayasan Anak-Anak Blue Dragon, Skye Maconachie.

"Banyak orang yang hampir tidak memiliki apa pun telah kehilangan segalanya," tambahnya.

Sementara itu, pabrik-pabrik pusat ekspor Vietnam mungkin menghadapi gangguan selama berminggu-minggu setelah Topan Yagi. Ini setidaknya terjadi di Provinsi Thai Nguyen, rumah bagi pabrik manufaktur telepon pintar terbesar Samsung Electronics di Vietnam.

Meski banjir juga telah surut di beberapa bagian provinsi, upaya pembersihan masih terus dilakukan. Warga juga masih berkutat memperbaiki TV dan sepeda motor mereka yang terendam.

"Saya hanya punya satu sepeda motor untuk pergi bekerja, tetapi motor itu kebanjiran jadi saya harus membawanya ke sini untuk diperbaiki," kata Thai Nguyen, warga berusia 36 tahun di sebuah bengkel sepeda motor.

"Saya baru bisa pergi bekerja setelah motor itu diperbaiki," tambahnya.

Tukang reparasi Nguyen Van Truong mengatakan bengkelnya telah memperbaiki 60 sepeda motor selama dua hari terakhir. Di mana ada 20 sepeda motor lagi yang masih menunggu.

"Kami agak kewalahan, sebenarnya sangat kewalahan," kata Truong.

"Saya lelah karena kerja keras tetapi orang-orang membutuhkan sarana transportasi untuk mengembalikan semuanya ke keadaan normal dengan lancar," jelasnya lagi.

Di sisi lain, lebih dari 100 orang masih hilang sementara sekitar 800 orang terluka. Beberapa negara, termasuk Australia, Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan AS, mengatakan telah mengirimkan bantuan ke Vietnam.


(sef/sef)

Sentimen: negatif (96.9%)