Sentimen
Negatif (84%)
12 Sep 2024 : 05.10
Informasi Tambahan

Kasus: korupsi

1 Seleksi Capim KPK, Kenapa Masih Ada Figur Kontroversial Lolos? Nasional

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Metropolitan

12 Sep 2024 : 05.10
Seleksi Capim KPK, Kenapa Masih Ada Figur Kontroversial Lolos? Penulis JAKARTA, KOMPAS.com - Proses seleksi calon Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuai kritik tajam dari sejumlah pihak, terutama terkait lolosnya figur-figur dengan rekam jejak negatif. Sebanyak dua nama mencuat di tengah polemik ini, yaitu Johanis Tanak dan Pahala Nainggolan. Keduanya dilaporkan pernah terlibat dugaan pelanggaran etik selama masa jabatannya. Menurut peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, proses seleksi ini seharusnya mengutamakan integritas calon. "Sebenarnya, Panitia Seleksi (Pansel) memiliki banyak kanal informasi untuk menggali rekam jejak kandidat. Dewan Pengawas KPK bisa menjadi salah satu sumber valid," kata Kurnia dalam keterangannya, seperti dikutip pada Rabu (11/9/2024). Kurnia menilai Pansel belum maksimal memanfaatkan kanal tersebut sehingga beberapa nama dengan catatan buruk masih lolos seleksi.
Keputusan Pansel ini menuai reaksi keras dari publik. Tanak, misalnya, pernah memimpin KPK di masa ketika lembaga tersebut mengalami penurunan kepercayaan masyarakat. "Tanak sering dikaitkan dengan kebijakan yang menimbulkan kegaduhan serta memperburuk citra lembaga. Jika dia kembali terpilih, apakah kita akan melihat hal serupa terulang?" ujar Kurnia. Pertanyaan ini menggambarkan kekhawatiran besar publik atas kepemimpinan yang tak mampu memulihkan reputasi KPK. Lebih lanjut, ICW juga menyoroti kurangnya transparansi dalam penilaian integritas calon Komisioner. "Proses seleksi seharusnya terbuka dan jelas, terutama terkait rekam jejak. Tanpa transparansi, sulit bagi publik untuk percaya pada hasil akhir seleksi," ucap Kurnia. Situasi ini mengundang spekulasi tentang bagaimana Panitia Seleksi memilih kandidat. Sejumlah pihak mempertanyakan apakah keputusan Pansel berdasarkan pertimbangan politik atau tekanan pihak tertentu. Meski tidak ada bukti yang menguatkan spekulasi tersebut, publik tetap mendesak adanya proses yang lebih terbuka. Kritik terhadap seleksi calon Komisioner KPK menunjukkan perlunya reformasi dalam mekanisme pemilihan. Tanpa perubahan mendasar, lembaga antikorupsi ini berisiko kehilangan dukungan publik. Pansel diharapkan segera memperbaiki cara mereka menggali informasi kandidat agar seleksi berikutnya lebih akuntabel dan transparan. Sebelumnya, sebanyak 20 calon anggota Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinyatakan lolos seleksi profile assessment oleh Panitia Seleksi (Pansel) calon pimpinan (capim) dan Dewas KPK, Rabu (11/9/2024). Sebagai informasi, profile assessment capim dan Dewas KPK masa jabatan 2024-2029 telah dilaksanakan pada 28-29 Agustus 2024. Total peserta yang mengikuti seleksi terdiri dari 40 calon pimpinan KPK dan 40 calon anggota Dewas KPK. Ketua Pansel Muhammad Yusuf Ateh menyampaikan bahwa para peserta yang dinyatakan lolos seleksi wajib mengikuti tahap lanjutan, yakni wawancara dan tes kesehatan jasmani serta rohani. Berikut adalah daftar 20 calon anggota Dewas KPK yang dinyatakan lolos seleksi profile assessment : Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Sentimen: negatif (84.2%)