Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: Garuda Indonesia
Event: Pilkada Serentak
Tokoh Terkait
Kekuatan politik di Majalengka jelang Pilkada 2024: PDIP kuasai 19 kecamatan
Elshinta.com Jenis Media: Politik
Elshinta.com - Memasuki masa-masa krusial menjelang Pilkada Majalengka yang akan digelar pada 27 November 2024, dinamika politik di wilayah ini semakin memanas.
Peta kekuatan partai politik mulai tampak jelas setelah hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, di mana Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjukkan dominasinya dengan menguasai 16 dari 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka. Capaian ini memberikan PDIP posisi strategis dalam menghadapi kontestasi Pilkada 2024.
Tidak hanya PDIP, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Golongan Karya (Golkar) juga menunjukkan performa yang tidak bisa diabaikan. Dengan penguasaan masing-masing atas tiga kecamatan, kedua partai ini menjadi pesaing serius yang dapat mengganggu dominasi lawan pada Pilkada nanti.
Sementara itu, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrat hanya menguasai masing-masing satu kecamatan. Meskipun tidak terlalu signifikan dalam jumlah kecamatan, kehadiran mereka tetap menjadi bagian dari persaingan politik yang dinamis di Majalengka.
Dinamika Calon dan Koalisi Politik
Pilkada Majalengka 2024 diprediksi akan berlangsung sengit, mengingat munculnya dua pasangan calon utama yang akan bertarung memperebutkan kursi bupati dan wakil bupati.
Pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Majalengka, Karna Sobahi dan Koko Suyoko resmi mendapat dukungan 7 parpol untuk maju di Pilkada Majalengka 2024, masing-masing PDIP, PKS, PBB, Partai Ummat, PKN, Partai Buruh, dan Perindo Majalengka.
Sementara, pasangan bakal calon lainnya, Eman Suherman - Dena Muhamad Ramdhan beroleh dukungan PAN, Gerindra, Golkar, PPP, Demokrat, NasDem, Gelora, Garuda, Hanura, Prima, PSI, dan PKB.
Ketua DPC Partai Demokrat Majalengka, Fauzan Zemsar Fuad menyatakan, hasil Pileg tidak selalu berbanding lurus dengan Pilkada.
Menurutnya, meskipun penguasaan suara di Pileg bisa dijadikan acuan, namun Pilkada memiliki dinamika yang berbeda karena banyak faktor lain yang turut mempengaruhi, seperti popularitas calon, kedekatan emosional dengan masyarakat, dan faktor-faktor non-politik lainnya.
"Antara Pemilu Legislatif dan Pilkada, hasilnya tidak selalu berbanding lurus karena kepentingan yang berbeda. Dalam pileg, faktor keluarga, pertemanan, dan kolega bisnis bisa berpengaruh, namun dalam pilkada, faktor-faktor ini tidak terlalu dominan. Namun, tetap ada pengaruh dari hasil Pileg terhadap Pilkada, meskipun tidak signifikan," ujar Fauzan saat dihubungi, Rabu, (10/9)
Ia menambahkan, perolehan kursi di parlemen dapat menjadi indikasi awal kekuatan masing-masing calon.
"Jika kita berhitung, PDIP yang menguasai 16 kecamatan ditambah PKS dengan 3 kecamatan, maka pasangan Karna-Koko memiliki basis suara di 19 kecamatan. Sementara pasangan Pak Eman dan Dena yang didukung oleh partai-partai lainnya menguasai 7 kecamatan," jelasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Enok Carsinah, Kamis (12/9).
Menurut Fauzan, meskipun pasangan Eman-Dena unggul dalam perolehan kursi parlemen dengan 28 kursi dibandingkan pasangan Karna-Koko yang hanya memiliki 22 kursi, hal ini belum tentu menjadi penentu kemenangan.
Dia menegaskan bahwa popularitas dan elektabilitas calon juga menjadi faktor kunci, terutama karena kedua calon ini sama-sama memiliki latar belakang sebagai mantan birokrat di lingkungan Pemerintah Daerah Majalengka.
"Persaingan di lapangan akan sangat sengit, namun kami optimis pasangan H. Eman dan Dena mampu memenangkan hati masyarakat Majalengka," tutur Fauzan.
Di sisi lain, Sekretaris DPC PDIP Majalengka, Tarsono D. Mardiana menyatakan keyakinannya bahwa pasangan Karna-Koko akan keluar sebagai pemenang dalam Pilkada nanti.
Menurutnya, masyarakat Majalengka cenderung memilih figur, bukan partai, dan Karna Sobahi dianggap sebagai figur yang lebih unggul dibandingkan calon lainnya.
"Dalam Pilkada, masyarakat lebih memilih figur daripada partai. Kami yakin Pak Karna adalah figur yang lebih unggul, dan ini memberikan peluang kemenangan yang sangat tinggi bagi kami," ujar Tarsono.
Tarsono juga menambahkan bahwa PDIP telah melakukan berbagai persiapan untuk memastikan kemenangan pasangan yang mereka usung.
Dengan dukungan mesin partai yang kuat serta pengalaman Karna Sobahi yang sudah pernah menjabat sebagai Bupati Majalengka, PDIP optimis dapat mempertahankan posisinya sebagai partai dominan di kabupaten ini.
Sumber : Radio Elshinta
Sentimen: positif (100%)