Sentimen
Negatif (79%)
12 Sep 2024 : 16.15
Informasi Tambahan

BUMN: PT Pertamina

Bahlil Tak Terima Harga Avtur RI Dituding Paling Mahal se-Asean

12 Sep 2024 : 16.15 Views 8

Bisnis.com Bisnis.com Jenis Media: Ekonomi

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah ramai-ramai membantah tudingan Bos AirAsia yang menyebut harga avtur di Indonesia paling mahal se-Asia Tenggara atau Asean.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan pernyataan tersebut tidak benar. Dia menyebut hal ini juga sudah dibantah oleh distributor avtur di Indonesia, PT Pertamina (Persero).

"Saya akan cek di Pertamina tapi setahu saya Pertamina sudah memberikan penjelasan. Enggak benar kalau dibilang harga avtur kita paling mahal di Asia, enggak benar," kata Bahlil kepada wartawan di DPR RI, Kamis (12/9/2024).

Namun, dia akan kembali membahas persoalan harga avtur nasional yang sempat disebut menjadi biang kerok harga tiket pesawat mahal. Kendati demikian, Bahlil tidak membeberkan strategi pemerintah untuk menekan harga avtur ke depannya.

"Nanti saya cek dulu," imbuhnya.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin menanggapi pernyataan mengenai mahalnya harga avtur di Indonesia.

Adapun, pernyataan itu dilontarkan oleh CEO Capital A Berhad, induk PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP), Tony Fernandes yang menyebut harga avtur RI menjadi yang paling mahal di Asia Tenggara.

“Jadi sebenarnya memang ini ya. Kalau Tony nanti biar dia yang mempertanggungjawabkan pernyatannya sendiri. Tapi kalau dari kita sih memang ada satu hal yang harus kita perhatikan ya. Karena kita tuh negara kepulauan, airport-nya banyak banget,” kata Rachmat.

Rachmat menuturkan, penyediaan avtur di dalam negeri dilakukan seluruhnya oleh Pertamina. Dia pun berharap ke depan ada badan usaha lain yang dapat menyediakan avtur di Indonesia.

Sebab, hadirnya badan usaha lain yang menjual avtur akan membuat adanya kompetisi yang sehat dan membuat harga avtur bisa mendekati harga riil pasar.

Sentimen: negatif (79%)