Sentimen
Positif (98%)
10 Sep 2024 : 07.09
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo, Boyolali, Pegangsaan

Partai Terkait

Sisi Lain Sosok DN Aidit Terungkap, Aktivis GP Ansor Ini Bilang Pentolan PKI Itu Ternyata...

Gelora.co Gelora.co Jenis Media: Nasional

10 Sep 2024 : 07.09

GELORA.CO - Sisi lain tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI) DN Aidit diungkap oleh aktivis GP Ansor Afif Fuad Saidi.

Sosok Dipa Nusantara Aidit atau lebih dikenal dengan nama DN Aidit tak bisa lepas dari peristiwa kelam G30S PKI.

Gerakan 30 September (G30S PKI) yang terjadi tahun 1965 menjadi sebuah peristiwa yang berujung memilukan bagi DN Aidit.

DN Aidit diburu secara besar-besaran oleh pasukan tentara sebagai buntut peristiwa G30S PKI.

Bagaimana tidak, DN Aidit disebut-sebut sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas tewasnya 7 Pahlawan Revolusi dalam G30S PKI.

DN Aidit disebut-sebut sebagai dalang pemberontakan G30S PKI tahun 1965.

Namun operasi militer atau lebih tepatnya pemberontakan G30S PKI gagal dalam waktu singkat oleh duet NATO atau Nasution-Soeharto.

Kemudian di bawah komando Kolonel Yasir Hdibroto, Komandan Brigade IV Infanteri, DN Aidit berhasil ditangkap di Solo pada 22 November 1965.

Keesokan harinya, Kolonel Yasir kemudian membawa DN Aidit ke Markas Batalyon 444 Boyolali.

DN Aidit diminta menyampaikan pesan terakhirnya, sebelum akhirnya dieksekusi mati di depan sebuah sumur tua pada 23 November 1965 pagi buta.

Di balik kekejamannya dalam peristiwa G30S PKI, ternyata DN Aidit memiliki sisi lain yang sangat bertolak belakang, dan tak banyak orang tahu.

Sisi lain sosok DN Aidit diungkap oleh aktivis GP Ansor Afif Fuad Saidi dalam akun X (dulu Twitter) pribadinya @AfifFuadS pada 2023 lalu.

Sebelum berganti nama menjadi Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, tokoh PKI ini memiliki nama asli Achmad. Ia dinilai cukup religius.

Di Jalan Pegangsaan Barat Nomor 4, Jakarta pada malam 30 September 1965. Achmad, yang karena cinta pada bangsanya, berganti nama dengan Dipa Nusantara Aidit, dijemput 3 tentara, dijemput 3 tentara untuk selamanya," tulis Afif Fuad Saidi dalam akun X pribadinya kala itu.

Afif Fuad mengungkap jika Achmad yang tak lain adalah DN Aidit merupakan seorang yang cerdas dan cinta terhadap bangsanya.

Tak hanya itu DN Aidit juga disebut sebagai sosok yang cukup religius. 

Namun pada akhirnya, DN Aidit menjadi musuh Soeharto kala itu, hingga kemudian diburu dan dihabisi.

"Istri, bahkan hingga anak cucunya tak pernah hidup tenang," katanya.

Kala itu Achmad adalah salah satu pemuda yang ikut menculik Soekarno ke Rengasdengklok bersama para pemuda lain sebelum Proklamasi Kemerdekaan.

Menurut Afif Fuad, Achmad sangat mencintai bangsanya rena pada 1942, ia mulai bertemu intens dengan tokoh bangsa seperti Bung Karno, hingga Chaerul Saleh.

"Bahkan, Julius Pour dalam Gerakan 30 September: Pelaku, Pahlawan & Petualang (2010) menyebut Achmad pernah menjadi anak emas Hatta (hlm. 19)," ungkapnya.

Selain itu, Afif Fuad juga mengungkap sisi lain sosok Achmad alias DN Aidit yang religius.

"'Bang Amat (Achmad) tamat mengaji, khatam Alquran. Kami semua khatam Alquran. Dan kalau perayaan khatam ini, kami bagaikan raja, dihormati dan kendurikan,' Tutur Sobron Aidit, adik tiri Achmad, dalam buku Aidit: Abang, Sahabat, dan Guru di Masa Pergolakan (2003:47)," ungkapnya.

Sentimen: positif (98.4%)