Pengiklan Ramai-ramai Tinggalkan X, Gegara Elon Musk?
Detik.com Jenis Media: Tekno
Kabar buruk untuk X, dulunya Twitter, yang sekarang dimiliki Elon Musk. Sejumlah perusahaan berencana memangkas pengeluaran iklan X tahun depan karena kekhawatiran konten ekstrem di sana dapat merusak merek mereka.
Survei global firma riset pasar Kantar menemukan 26% marketer berniat mengurangi pengeluaran pada X tahun 2025, penurunan terbesar dari semua platform iklan global utama. Hanya 4% pemasar menilai iklan X memberi 'keamanan merek', yaitu kepastian iklan takkan muncul di samping konten ekstrem, dibandingkan dengan 39% untuk iklan Google.
"Pengiklan telah mengalihkan pengeluaran pemasaran mereka dari X selama beberapa tahun. X banyak berubah beberapa tahun terakhir dan sulit merasa yakin tentang keamanan merek Anda di lingkungan tersebut," kata Gonca Bubani, direktur Kantar yang dikutip detikINET dari CNN.
Konsumen, di sisi lain, merasa lebih positif tentang iklan di X karena jumlahnya lebih sedikit dari sebelumnya. Sikap kontroversial Elon Musk turut berperan, terlebih dia pernah menyatakan 'persetan' pada pengiklan. Belakangan dia melunak dan setuju pengiklan berhak tampil di samping konten yang dianggap sesuai dengan mereknya.
Bulan lalu, Musk mengajukan gugatan terhadap badan industri periklanan berpengaruh dengan anggotanya termasuk Unilever, Mars, dan CVS. Dia mengklaim kelompok tersebut berkonspirasi memboikot X
Adapun seorang juru bicara X mengatakan platform tersebut sekarang menawarkan keamanan merek, kinerja, dan kemampuan analitik yang lebih kuat daripada sebelumnya.
Sejak diakuisisi Musk senilai USD 44 miliar di 2022, merek-merek besar mundur karena kekhawatiran tentang moderasi konten dan ketidakpastian atas arah platform tersebut.
Komentar Musk juga kadang membuat para pengiklan gerah. November lalu, sekitar selusin merek terkemuka termasuk IBM, Disney, dan Paramount - menghentikan pengeluaran iklan di X karena kekhawatiran tentang ujaran kebencian. Terlebih Musk mendukung teori konspirasi.
Laporan Kantar, yang mewawancarai 1.000 pemasar senior dan 18.000 konsumen di lebih dari dua lusin negara, juga menemukan X mendapat skor di luar 10 besar untuk kepercayaan dan persepsi seberapa inovatif iklan di sana. Menurut laporan ini, YouTube jadi platform iklan paling disukai pemasar. Sementara bagi konsumen, Amazon dan TikTok berbagi posisi teratas.
(fyk/rns)
Sentimen: negatif (72.7%)