Sentimen
Negatif (98%)
10 Sep 2024 : 08.00
Tokoh Terkait

Harga Minyak Dunia Mulai Bangkit Usai Cetak Rekor Terburuk Sejak 2023 - Page 3

Liputan6.com Liputan6.com Jenis Media: Ekonomi

10 Sep 2024 : 08.00

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) naik lebih dari 1% pada perdagangan hari Senin setelah mencatat minggu terburuk sejak Oktober 2023.

Harga minyak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) dan harga minyak acuan global Brent telah turun lebih dari 15% pada kuartal III ini.

“Kami telah kehilangan 400 juta barel permintaan finansial sejak awal Juli,” kata Daan Struyven, kepala penelitian minyak di Goldman Sachs, dalam acara “Squawk Box Asia” dikutip dari CNBC, Selasa (10/9/2024).

“Pada dasarnya, permintaan finansial kami yang hilang adalah 7 juta barel per hari.”

Berikut adalah harga energi penutupan hari Senin:

Harga minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Oktober ditutup USD 68,71 per barel, naik USD 1,04 atau 1,54%. Dari awal tahun sampai saat ini, harga minyak mentah AS telah turun 4%. Harga minyak Brent untuk kontrak November ditutup USD 71,84 per barel, naik 78 sen atau 1,1%. Sepanjang tahun ini patokan harga minyak global ini telah turun 6,8%. Harga bensin untuk lontrak Oktober ditutup USD 1,92 per galon, naik lebih dari 2 sen atau 1,3%. Tahun ini, harga bensin telah turun 8,7%. Harga gas alam untuk kontrak Oktober dipatok USD 2,17 per seribu kaki kubik, turun lebih dari 10 sen atau 4,6%. Dari awal tahun sampai saat ini harga gas telah turun 13,7%.

Permintaan yang lemah di China telah membebani pasar minyak mentah, dengan konsumsi diperkirakan akan melemah di Eropa dan AS saat musim mengemudi musim panas berakhir dan kilang memasuki mode pemeliharaan.

OPEC+ telah menunda peningkatan produksi yang awalnya dijadwalkan dimulai pada bulan Oktober karena harga telah memburuk. Goldman mengharapkan kelompok tersebut untuk mulai meningkatkan produksi pada bulan Desember dan memperkirakan bahwa Brent akan diperdagangkan dalam kisaran USD 70 hingga USD85 per barel.

"Kami tidak memperkirakan resesi sebagai skenario dasar kami," kata Struyven. "Probabilitas resesi bagi ekonomi AS menurut penelitian Goldman masih 20% selama 12 bulan ke depan."

Sentimen: negatif (98.3%)