Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Incheon, Beijing, Berlin
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Mao Ning
Kapal Perang NATO Dekati Selat Taiwan, Militer China Siap Bergerak
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - China memperingatkan Jerman untuk tidak membahayakan kedaulatannya setelah muncul laporan yang menyebutkan bahwa Berlin akan mengirim kapal perang ke perairan yang dipersengketakan di dekat negara itu akhir bulan ini.
Media Jerman Der Spiegel melaporkan bahwa Jerman, sebagai anggota NATO, akan mengirim fregat Baden-Württemberg dan kapal pengisian ulang Frankfurt am Main melintasi Selat Taiwan dalam perjalanan mereka dari Korea Selatan ke Indonesia pada pertengahan September.
Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan bahwa China menghormati hak navigasi yang dimiliki oleh semua negara sesuai dengan hukum China dan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS). Namun, Mao menekankan bahwa Beijing "menentang provokasi dan tindakan yang membahayakan kedaulatan dan keamanan China oleh negara-negara terkait dengan dalih kebebasan navigasi."
Selat Taiwan yang memiliki lebar 110 mil memisahkan daratan China di sebelah barat dan pulau Taiwan di sebelah timur. China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan tidak menolak penggunaan kekuatan untuk menyelesaikan masalah lintas selat ini.
Beijing mengklaim memiliki yurisdiksi atas perairan ini, di mana mereka sering mengerahkan pesawat militer dan kapal perang yang beroperasi di dekat Taiwan sebagai unjuk kekuatan.
Namun, Amerika Serikat dan sekutunya di Barat berpendapat bahwa selat sempit tersebut merupakan bagian dari perairan internasional. Menurut UNCLOS, kapal-kapal memiliki hak transit melalui selat yang digunakan untuk perjalanan internasional.
Militer AS secara rutin melintasi Selat Taiwan, dengan yang terbaru adalah kapal perusak USS Halsey pada bulan Mei. Kanada juga mengirim fregat HMCS Montreal pada bulan Juli untuk menegaskan komitmennya terhadap Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, dan inklusif.
"Perairan di Selat Taiwan adalah perairan internal, laut teritorial, zona tambahan, dan zona ekonomi eksklusif China dari kedua sisi selat hingga laut," kata Mao dalam konferensi pers di Beijing, dilansir Newsweek, Selasa (10/9/2024). Ia mengatakan Taiwan "adalah bagian yang tidak dapat dicabut" dari China.
Tanggapan China terhadap transit kapal perang Jerman di Selat Taiwan masih belum jelas. Dalam kasus sebelumnya dengan AS dan Kanada, militer China mengeklaim mengerahkan angkatan udara dan angkatan lautnya untuk "mengawasi dan memantau" kapal perang asing yang melintas.
Menurut laporan Der Spiegel, pemerintah Jerman tidak ingin mempublikasikan transit ini secara luas, yang akan menjadi pelayaran pertama angkatan laut Jerman melalui Selat Taiwan sejak 2002. Langkah ini berbeda dengan AS dan Kanada, yang secara terbuka mengumumkan perjalanan mereka.
Pemerintah Jerman dilaporkan bersikap "santai" terhadap kemungkinan protes dari Beijing.
Namun, media China, Global Times, menyebut pelayaran kapal Jerman ini sebagai "gerakan strategis" yang mendukung AS dan NATO, tetapi juga sebagai "unjuk kekuatan" yang dianggap tidak bersahabat oleh China.
Kapal perang Jerman, yang mulai berlayar sejak Mei, saat ini berada di pelabuhan Incheon, Korea Selatan, dan dijadwalkan berangkat pada hari Selasa. Mereka telah berpartisipasi dalam memantau embargo senjata PBB terhadap Korea Utara dan melakukan serangkaian kunjungan dan latihan untuk menunjukkan komitmen Jerman terhadap jalur pelayaran yang bebas dan aman, serta tatanan internasional berbasis aturan.
(luc/luc)
Sentimen: negatif (76.2%)