Sentimen
Negatif (97%)
6 Sep 2024 : 10.22
Informasi Tambahan

Institusi: HIPMI

Kab/Kota: Bulukumba

Kasus: teror

Partai Terkait
Tokoh Terkait

Tampang Prajurit TNI yang Tenteng Pistol ke Kader Gerindra di Makassar, Punya Hubungan dengan Mentan

6 Sep 2024 : 17.22 Views 1

Gelora.co Gelora.co Jenis Media: Nasional

GELORA.CO  - Viral di media sosial sejumlah prajurit TNI geruduk rumah kader Partai Gerindra di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Diketahui, kader Partai Gerindra tersebut bernama Harmansyah yang menjabat sebagai Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra Sulsel.

Dalam video yang beredar tersebut, terlihat ada empat prajurit TNI yang datangi rumah Harmansyah dengan menggunakan pakaian dinas lapangan (PDL).

Terlihat juga, satu prajurit yang menenteng senjata api laras pendek dan mengacung-acungkannya beberapa kali.

Mengutip Tribun-Timur.com, prajurit TNI yang acungkan senpi di rumah Harmansyah tersebut adalah Serma Andi Arifuddin Sulaiman.

Andi Arifuddin Sulaiman sendiri merupakan adik kandung Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.

Serma Andi Arifuddin ini diketahui bertugas di Minvet Bulukumba.

Prabowo-Gibran Terpilih Sebagai Presiden dan Wakil Presiden Periode 2024-2029

Ia bertugas untuk mengurus veteran supaya mendapatkan tunjangan dari pemerintah.

Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam XIV Hasanuddin, Kolonel Inf Mangapul Hutajulu mengatakan bahwa prajurit TNI yang datangi rumah Harmansyah sudah dipanggil dan diperiksa Detasemen Polisi Militer (Denpom).

"Sementara untuk oknum anggota yang bersangkutan tersebut, saat ini sedang dalam pemanggilan oleh pihak Denpom IV/Makassar untuk dilakukan pemeriksaan dalam proses penyelidikan," ujarnya kepada Tribun-Timur.com.

Berawal dari Keponakan yang Dikepung Harmansyah

Sebelum viral, diduga Harmansyah melakukan pengepungan terhadap Andi Amar Maruf Sulaiman, anak dari Amran Sulaiman, keponakan dari Andi Arifuddin.

Hal tersebut diungkapkan oleh perwakilan keluarga, Andi Rasdi Sumange, Kamis (5/9/2024).

Andi Rasdi mengatakan, sebelum kejadian viral, ada kejadian terlebih dahulu yang melibatkan Hermansyah dengan anak Andi Amar Ma'ruf.

"Justru sebaliknya, anak Pak Andi Amran Sulaiman lah (Andi Amar) yang dikepung Harmansyah bersama sekitar 100 anggota geng motornya, dua hari lalu, dan dilempari petasan," katanya melalui keterangan tertulis diterima Tribun-Timur.com.

Harmansyah disebut meneror Andi Amar beberapa hari sebelumnya.

Andi Rasdi juga menuturkan bahwa Serma Andi Arifuddin tak akan menculik Harmansyah.

"Tidak mungkin ada penculikan di siang bolong, dan juga pengancaman. Bagaimana bisa diancam sementara Harmansyahnya tidak ada,"

"Keluarga datang itu untuk menanyakan baik-baik kepada Harmansyah soal pengepungan terhadap Andi Amar dan pelemparan mercon," jelas Andi Rasdi.

Pengakuan Harmansyah

Sementara itu, Harmansyah sendiri tak mengenal prajurit TNI yang melakukan teror di rumahnya, di Keamatan Manggala, Kota Makassar, Sulsel pada Rabu (4/9/2024) tersebut.

"Saya juga tidak paham permasalahannya apa, oknum ini saya tidak kenal, motivasi dan tendensinya apa sehingga melakukan hal-hal yang serupa yang di luar dari nalar saya," ucap Harmansyah, dikutip dari Kompas.com.

Ia menyesalkan, Serma Andi bersama rekannya yang sesama TNI diduga melakukan pengancaman dengan menggunakan senpi.

"Sebagai penegak hukum bergerak di luar dari pada garis komando memakai seragam mengeluarkan senjata api yang bukan pada peruntukannya," imbuh dia.

Harmansyah juga mengaku tak mengetahui bahwa prajurit TNI yang datangi rumahnya tersebut mempunyai hubungan keluarga dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atau tidak.

"Saya enggak paham, yang saya paham ini adalah oknum yang berseragam sehingga harus diselesaikan dengan teman-teman Denpom," harap dia.

Ia juga tak paham soal masalah apa yang membuatnya mendapatkan teror tersebut.

"Tendensinya saya tidak paham, saya tidak kenal oknum ini. Katanya sekitar 10 orang,"

"Kalau berbicara Hipmi, Hipmi enggak perlu pakai loreng,"

"Hipmi pengusaha, tidak ada uniform (seragam),"

"Jadi saya tidak paham, sekali lagi saya tidak paham tendensinya sepeti apa," tukasnya.

Kini, Harmansyah pun menempuh jalur hukum soal apa yang ia alami.

"Saya hanya menempuh jalur hukum saja karena ini ada institusi yang lebih berwenang. Saya selaku korban merasa terancam," pungkasnya

Sentimen: negatif (97.7%)