"(Dia) pinter banget. Jadi lo untuk bisa lulus kelas dia, dapat nilai dia, lo harus usaha ekstra banget, harus belajar banget, soalnya susah, susah," kata Dian menekankan berulang.

Sebagai contoh saat diberikan tugas dan menyampaikan argumentasi di depan mahasiswa lainnya, Rocky Gerung tidak akan menerima argumentasi yang biasa saja atau sudah pernah ada sebelumnya.

"Bikin paper, lo harus cerita dan argumentasi depan teman-teman lo," ucap Dian.

"Kalau lo enggak menguasai paper lo, enggak punya kesimpulan yang out of the box atau orisinal, kalau terlalu biasa, mirip-mirip sama yang udah-udah, 'ngapain lo ngabis-ngabisin waktu gue,'" lanjutnya.

Kemudian Dian memberikan contoh lainnya, seperti saat diberi tugas untuk membaca buku, setiap mahasiswa tidak bisa dengan mudah membohongi Rocky Gerung.

"Lo disuruh baca buku yang jadi PR lo, terus lo enggak beneran baca, terus lo sok ngarang-ngarang belagak ngerti, habis," kata Dian.

"Dia tahu (tidak baca buku), habis. Jadi mendingan baca aja deh, daripada enggak lewat," sambungnya sambil tertawa. Bahkan, Dian Sastro mengaku dulu dirinya juga sering kena marah Rocky Gerung.

"Kena goreng sama Rocky Gerung, aduh sering banget ya Allah," ucap Dian.

"Gue udah alhamdulillah lulus," sambung Dian.

Meskipun melalui berbagai kesulitan itu untuk lulus, Dian merasa bersyukur karena proses itu mempengaruhi caranya berpikir dan berbicara sampai saat ini.

"Gue bersyukur juga lewatin itu, walaupun enggak enak banget dan susah banget, tapi gue jadi terlatih ngomongin sesuatu kalau bisa yang original," kata Dian. (bs-sam/fajar)