Sentimen
4 Sep 2024 : 07.59
Informasi Tambahan
Agama: Islam
Event: Pilkada Serentak
Institusi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, UIN
Partai Terkait
Tokoh Terkait
6 Prediksi Peralihan Basis Suara Anies dan Ahok pada Pilkada Jakarta... Megapolitan
4 Sep 2024 : 14.59
Views 1
Kompas.com Jenis Media: Metropolitan
Prediksi Peralihan Basis Suara Anies dan Ahok pada Pilkada Jakarta...
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
- Nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) batal mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jakarta 2024.
Padahal, dua nama tenar dan sosok mereka yang populer sebelumnya santer terdengar digadang-gadang menjadi bakal calon gubernur (bacagub) Jakarta.
Kini, tercatat ada tiga pasangan bacagub dan bacawagub Jakarta, yakni Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Lalu, ke mana basis suara dua tokoh itu setelah batal untuk kembali mengikuti kontestasi politik di Jakarta?
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Zaki Mubarak mengatakan, basis suara Anies dan Ahok akan terpecah pada Pilkada Jakarta.
Tak sedikit pendukung Anies diprediksi lebih memilih untuk tidak memilih dari ketiga kandidat calon orang nomor satu dan dua di Jakarta.
"Saya menduga, banyak pendukung militan Anies yang akan memilih golput. Suara-suara untuk golput sudah mulai muncul," kata Zaki kepada Kompas.com, Rabu (4/9/2024).
Umumnya pemilih Anies adalah pihak yang kecewa, baik kepada Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang merupakan representasi kekuasaan, maupun terhadap PDI-P.
Para pendukungnya disebut merasa bahwa Anies telah ditelikung oleh KIM yang memborong semua partai.
"Sementara PDI-P nge-prank Anies dengan mengajukan Pramono Anung. Padahal sebelumnya banyak elite PDIP memberikan banyak janji manis," kata Zaki.
Basis suara Anies juga disebut sulit untuk berlabuh kepada pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Sebab, Anies dinilai kerap menawarkan gagasan perlawanan terhadap penguasa.
"Magnitnya ada di situ. Jadi, political standing-nya memang sebagai oposisi politik," kata Zaki.
Selain itu, basis suara Anies juga diprediksi tidak akan memilih pasangan
Pramono-Rano
yang didukung oleh PDI-P, karena dinilai memiliki perbedaan ideologis.
"Banyak dari pendukung Anies adalah pemilih Muslim perkotaan dengan identitas Islam yang kuat. Itu salah satu faktor penghambatnya. Pendekatan Pram-Rano kepada Anies mungkin saja cukup efektif bagi simpatisan dan pendukung Anies yang kurang ideologis," ucap Zaki.
Sementara itu, basis suara Ahok diprediksi akan mengarah kepada PDI-Perjuangan. Ini terlihat dari tidak adanya hambatan ideologis antara pendukungnya dengan partai berlambang banteng itu.
"Dengan Ahok yang tegas memposisikan diri sebagai tim pemenangan Pramono-Rano, akan mengarahkan pemilih militannya ke Pramono-Rano. Tidak ada hambatan ideologis," kata Zaki.
Berbeda jika yang diusung PDI-P menjadi cagub Jakarta adalah Anies, kemungkinan besar para pendukung Ahok akan membelot.
Bahkan, ultimatum itu sudah dilontarkan menjelang pengumuman calon-calon kepala daerah oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Sudah. Ultimatum itu sudah dilontarkan menjelang pengumuman calon-calon kepala daerah oleh Bu Mega," kata Zaki.
Sedangkan untuk basis suara Anies dan Ahok diprediksi tidak akan memilih Dharma-Kun yang menjadi pasangan bacagub-bacawagub dari jalur independen.
"Dharma bukan aktor signifikan dalam pilgub Jakarta, hanya sekadar pelengkap," kata Zaki.
Menurut Zaki, pasangan Dharma-Kun diduga kuat didesain awal sebagai calon boneka. Dengan demikian, pendukungnya di Jakarta tidak signifikan.
"Rekam jejak, ideologi, dan platformnya juga tidak jelas. Pengenalan publik terhadap Dharma juga rendah," ucap Zaki.
Zaki menilai, Dharma-Kun akan dimanfaatkan untuk menggerus suara pasangan Pramono-Rano di pemilihan pada 27 November 2024, mendatang.
"Mungkin saja, Dharma akan dimanfaatkan untuk menggerus suara Pramono-Rano," tutup Zaki.
Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Sentimen: positif (99.6%)