Sentimen
Negatif (100%)
4 Sep 2024 : 21.40
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Kab/Kota: New York, Tel Aviv

Kasus: Teroris

Partai Terkait

5 Update Perang Timteng: Netanyahu Hilang Arah-Kesabaran PBB Menipis

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

4 Sep 2024 : 21.40

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan di Timur Tengah (Timteng) masih terus berkembang. Panasnya tensi geopolitik dipicu pecahnya Israel-Hamas yang membuat Tel Aviv menyerbu Gaza, Palestina, secara sporadis.

Sejumlah pihak menyebut konflik di wilayah ini kemungkinan besar akan meluas karena serbuan Tel Aviv ke beberapa pihak di Dunia Arab yang mendukung Hamas. Para pihak yang menyerang Israel ini domotori dan disokong oleh salah satu kekuatan regional, Iran.

Berikut perkembangan perang Timur Tengah per Rabu (4/9/2024) sebagaimana dikutip berbagai sumber:

1. Netanyahu Disebut Hilang Arah, Pemerintahan Israel Terancam Pecah.

Benny Gantz, rival politik utama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menuduh pemimpin itu mengutamakan kepentingan pribadinya di atas kepentingan negara.

Hal ini disampaikan setelah Netanyahu kembali menegaskan pentingnya kontrol Israel atas perbatasan Gaza-Mesir pada Senin (2/9/2024), yang menjadi hambatan utama dalam kesepakatan gencatan senjata.

Dalam pidatonya di Konferensi Asosiasi Pengacara Israel di Tel Aviv pada Selasa (3/9/2024), Gantz, yang merupakan pemimpin partai tengah-kanan National Unity, mengatakan bahwa Netanyahu telah "kehilangan arah" dan "melihat dirinya sebagai negara ... ini berbahaya," ujarnya, dilansir The Guardian.

Gantz menilai bahwa meskipun koridor tersebut penting untuk mencegah Hamas dan militan Palestina lainnya menyelundupkan senjata ke Gaza, keberadaan tentara di sana hanya akan menjadi "sasaran empuk" dan tidak akan mampu menghentikan pembangunan terowongan.

Dia juga membantah pernyataan Netanyahu bahwa tekanan internasional akan sulit untuk membuat Israel kembali ke Philadelphia jika mundur dari koridor tersebut. Gantz juga menyerukan pemilihan umum baru.

2. Perang Israel-Hamas Makin Kacau, Kesabaran Dewan Keamanan PBB Menipis

Kesabaran anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) makin menipis terkait situasi di Gaza.

Badan beranggotakan 15 negara tersebut kemungkinan akan mempertimbangkan tindakan lebih lanjut jika gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza tidak segera tercapai. Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Slovenia untuk PBB, Samuel Zbogar, yang juga menjabat sebagai presiden dewan pada September, Selasa (3/9/2024).

"Ada peningkatan kecemasan di dewan bahwa kita harus bergerak, entah bagaimana - apakah itu melalui gencatan senjata atau dengan refleksi dewan mengenai apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan gencatan senjata," ujar Zbogar, dilansir Reuters.

"Saya yakin pada bulan September ini, kita harus mengambil langkah tertentu, bukan karena kita menginginkannya, tetapi karena kesabaran sudah habis," tambahnya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari yang sama mempertanyakan bagaimana pihak-pihak yang bertikai di Gaza bisa sepakat untuk menghentikan pertempuran sementara untuk memungkinkan vaksinasi sekitar 640.000 anak Palestina terhadap polio, tetapi tidak untuk gencatan senjata.

"Jika para pihak bisa bertindak untuk melindungi anak-anak dari virus mematikan... pasti mereka bisa dan harus bertindak untuk melindungi anak-anak dan semua orang tak berdosa dari kengerian perang," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.

Dewan Keamanan PBB pada bulan Juni lalu mengadopsi resolusi 2735, yang mendukung rencana tiga tahap yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden untuk gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas. Namun, upaya mediasi yang dipimpin oleh AS, Mesir, dan Qatar belum menghasilkan kesepakatan antara Israel dan Hamas.

3. AS Umumkan Tuduhan Kriminal untuk para Pemimpin Hamas.

Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan tuduhan kriminal terhadap pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan militan senior lainnya terkait dengan serangan 7 Oktober 2023 di Israel. Hal ini menandai upaya pertama AS untuk secara resmi memanggil dalang serangan itu.

"Tuduhan yang tidak disegel hari ini hanyalah salah satu bagian dari upaya kami untuk menargetkan setiap aspek operasi Hamas," kata Jaksa Agung Merrick Garland dalam sebuah pernyataan video, seperti dikutip Associated Press, Rabu (4/9/2024).

"Tindakan ini tidak akan menjadi yang terakhir."

Pengaduan pidana tersebut diajukan di pengadilan federal di New York City, termasuk tuduhan konspirasi untuk memberikan dukungan material kepada organisasi teroris asing, konspirasi untuk membunuh warga negara AS dan konspirasi untuk menggunakan senjata pemusnah massal, yang mengakibatkan kematian.

Pengaduan ini juga menuduh Iran dan Hizbullah Lebanon memberikan dukungan keuangan dan senjata, termasuk roket, dan pasokan militer.

4. Arab Saudi Respons Serangan Houthi Yaman di Laut Merah.

Arab Saudi merespons laporan serangan kelompok Houthi di Yaman ke kapal milik perusahaan pelayaran negeri itu, di Laut Merah. Juru bicara Saudi Bahri membantah klaim militer Amerika Serikat (AS) bahwa kapal tankernya AMJAD terkena serangan proksi Irak tersebut.

"Kami tegaskan bahwa AMJAD tidak menjadi sasaran dan tidak mengalami cedera atau kerusakan," ujarnya dikutip dari Al-Jazeera, Rabu (4/9/2024).

"Kapal tetap beroperasi penuh dan terus melaju ke tujuan yang direncanakan tanpa gangguan," tegas laman itu.

Sebelumnya, Selasa, Komando Pusat AS mengatakan bahwa Houthi telah menyerang AMJAD berbendera Arab Saudi, Senin. Ini juga dilakukan saat Houthi juga menyerang Blue Lagoon berbendera Panama.

Super tanker AMJAD memiliki kapasitas maksimal 2 juta barel minyak. Tak diketahui pasti keterangan soal kapal Blue Lagoon.

Sementara itu, Houthi pertama kali meluncurkan serangan rudal dan drone udara di jalur Laut Merah pada November sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dalam perang Gaza. Dalam lebih dari 70 serangan, mereka telah menenggelamkan dua kapal, menyita satu lagi, dan menewaskan setidaknya tiga pelaut.

5. Jumlah Korban Tewas di Gaza Meningkat

Setidaknya 40.861 orang tewas dan 94.398 orang terluka dalam serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan daerah kantong itu.

Dari jumlah tersebut, 42 warga Palestina tewas dan 107 orang terluka dalam 24 jam terakhir, tambah kementerian itu.


(pgr/pgr)

Sentimen: negatif (100%)