Pasuruan (beritajatim.com) – Ribuan warga Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, tumpah ruah dalam kemeriahan Selamatan Desa yang digelar setiap dua tahun sekali. Acara ini merupakan wujud rasa syukur masyarakat atas limpahan berkah dan kemakmuran yang mereka terima dari alam.

Sebanyak 20 ancak (hiasan hasil bumi) yang disajikan oleh setiap RW di desa menjadi daya tarik utama dalam acara ini. Berbagai kreasi ancak dengan tumpukan buah-buahan, sayur-sayuran, dan jajanan pasar yang dirangkai dengan indah menjadi simbol kelimpahan dan rasa syukur warga.

Lebih dari sekadar tradisi, Selamatan Desa Jatiarjo juga menjadi ajang pelestarian budaya dan kearifan lokal. Kesenian tradisional seperti ojung, bantengan, dan berbagai tarian daerah ditampilkan dengan penuh semangat oleh para pemuda-pemudi desa.

“Selamatan desa ini merupakan ucapan rasa syukur kepada alam dan Maha Pencipta atas apa yang telah dinikmati oleh masyarakat,” ujar Kepala Desa Dardiri usai acara.

Dardiri menambahkan bahwa kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat rasa persatuan dan kesatuan antar warga. “Dengan kerjasama untuk memeriahkan kegiatan rasa syukur ini, terlihat semua warga kompak dan saling bahu membahu,” ungkapnya.

Bagi Sare, salah satu tokoh masyarakat, Selamatan Desa Jatiarjo bukan hanya tradisi, tetapi juga pemersatu desa. “Ini kerukunan warga yang sangat kuat dan tidak bisa dipecah,” tuturnya.

Puncak acara Selamatan Desa Jatiarjo adalah rebutan ancak. Ratusan warga dengan penuh semangat berebut isi ancak yang terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran, lauk pauk, dan jajanan pasar. Dipercaya bahwa dengan membawa pulang isi ancak, mereka akan mendapatkan keberkahan dan keselamatan.

Selamatan Desa Jatiarjo menjadi bukti nyata bagaimana tradisi dan budaya mampu menyatukan masyarakat dan menjadi pengingat untuk selalu bersyukur atas limpahan karunia alam. (ada/ian)